28.6 C
Jakarta
10 Desember 2024, 19:53 PM WIB

Saksi Penusukan Satpam Hingga Tewas Menghilang, Ini Langkah Penyidik…

SINGARAJA – Penyidik Polsek Sukasada terus melakukan pengembangan terhadap kasus pembunuhan seorang satpam Ikram Tauhid, 37, yang terjadi di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Minggu (3/3) malam lalu.

Salah satunya, penyidik kepolisian masih menanti hasil otopsi secara tertulis dari Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah Denpasar.

Polisi juga masih menelusuri motif lain dalam peristiwa ini. Polisi juga masih mencari keberadaan Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati yang notabene rekan korban Ikram Tauhid.

Pasalnya, hingga kini keberadaan Welky masih misterius. Sebab pengakuan saksi-saksi di tempat kejadian, Welky mengendarai motor menuju arah Singaraja, setelah kejadian pembunuhan tersebut.

“Kita masih cari keberadaan saksi (Welky Lens Ussa),” ujar Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya.

Berdasar kronologis kejadian, sebelum insiden memilukan itu, korban berjalan beriringan dengan rekannya, Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati. Mereka mengendarai sepeda motor berbeda.

Saat melints di KM 14 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, mereka kemudian berpapasan dengan mobil DK 1994 QB yang juga melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar.

Mobil itu dikemudikan Gede Sueca Mustika Putra, 40, warga Desa Panji, bersama adiknya, tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Saat itu Sueca juga mengajak istrinya dan tiga orang anaknya. Semula mobil DK 1994 QB menyalip korban dan rekannya. Tak berapa lama, korban dan rekannya kembali menyalip mobil tersebut.

Korban dan rekannya disebut sempat mengemudikan sepeda motor zig-zag, sehingga menghalangi mobil. Mobil kemudian kembali menyalip korban dan rekannya.

Aksi salip menyalip itu terjadi beberapa kali. Hingga akhirnya penumpang mobil geram. Nyoman Subandi Awantara alias Gunik sempat berteriak menggertak korban dan rekannya itu sambil mengacungkan pisau.

Aksi salip menyalip pun berhenti. Di KM 17, tepatnya di depan Warung Raja Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada.

Pengemudi mobil pun menepikan kendaraannya untuk beristirahat. Tak disangka, korban dan rekannya pun ikut menepi.

Saat itu rekan korban, Lens Ussa disebut langsung mendatangi pengemudi mobil Suece Mustika dan berusaha merebut kunci mobil.

Mustika pun berusaha menghalangi tindakan itu. Mustika disebut sempat mendapat bogem mentah dari Lensa Ussa di bagian wajah.

Tahu kakaknya dihantam, Gunik pun turun dari mobil dan berusaha melerai. Saat itu korban berusaha menghalangi Gunik. Gunik pun terlibat baku hantam dengan korban.

Gunik sempat menghunuskan pisau temutik (belati) hingga akhirnya menusukkan pisau di dada kanan korban, hingga korban jatuh terjerembab.

Setelah menusuk korban, Gunik melarikan diri ke arah Singaraja dan menyerahkan diri ke Mapolsek Sukasada.

 

SINGARAJA – Penyidik Polsek Sukasada terus melakukan pengembangan terhadap kasus pembunuhan seorang satpam Ikram Tauhid, 37, yang terjadi di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Minggu (3/3) malam lalu.

Salah satunya, penyidik kepolisian masih menanti hasil otopsi secara tertulis dari Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah Denpasar.

Polisi juga masih menelusuri motif lain dalam peristiwa ini. Polisi juga masih mencari keberadaan Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati yang notabene rekan korban Ikram Tauhid.

Pasalnya, hingga kini keberadaan Welky masih misterius. Sebab pengakuan saksi-saksi di tempat kejadian, Welky mengendarai motor menuju arah Singaraja, setelah kejadian pembunuhan tersebut.

“Kita masih cari keberadaan saksi (Welky Lens Ussa),” ujar Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya.

Berdasar kronologis kejadian, sebelum insiden memilukan itu, korban berjalan beriringan dengan rekannya, Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati. Mereka mengendarai sepeda motor berbeda.

Saat melints di KM 14 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, mereka kemudian berpapasan dengan mobil DK 1994 QB yang juga melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar.

Mobil itu dikemudikan Gede Sueca Mustika Putra, 40, warga Desa Panji, bersama adiknya, tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Saat itu Sueca juga mengajak istrinya dan tiga orang anaknya. Semula mobil DK 1994 QB menyalip korban dan rekannya. Tak berapa lama, korban dan rekannya kembali menyalip mobil tersebut.

Korban dan rekannya disebut sempat mengemudikan sepeda motor zig-zag, sehingga menghalangi mobil. Mobil kemudian kembali menyalip korban dan rekannya.

Aksi salip menyalip itu terjadi beberapa kali. Hingga akhirnya penumpang mobil geram. Nyoman Subandi Awantara alias Gunik sempat berteriak menggertak korban dan rekannya itu sambil mengacungkan pisau.

Aksi salip menyalip pun berhenti. Di KM 17, tepatnya di depan Warung Raja Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada.

Pengemudi mobil pun menepikan kendaraannya untuk beristirahat. Tak disangka, korban dan rekannya pun ikut menepi.

Saat itu rekan korban, Lens Ussa disebut langsung mendatangi pengemudi mobil Suece Mustika dan berusaha merebut kunci mobil.

Mustika pun berusaha menghalangi tindakan itu. Mustika disebut sempat mendapat bogem mentah dari Lensa Ussa di bagian wajah.

Tahu kakaknya dihantam, Gunik pun turun dari mobil dan berusaha melerai. Saat itu korban berusaha menghalangi Gunik. Gunik pun terlibat baku hantam dengan korban.

Gunik sempat menghunuskan pisau temutik (belati) hingga akhirnya menusukkan pisau di dada kanan korban, hingga korban jatuh terjerembab.

Setelah menusuk korban, Gunik melarikan diri ke arah Singaraja dan menyerahkan diri ke Mapolsek Sukasada.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/