30.5 C
Jakarta
26 Oktober 2024, 20:18 PM WIB

Astaga…Dicueki Sang Kekasih, Pelajar Kelas II SMK Gantung Diri

RadarBali.com – Persoalan cinta terkadang membuat seseorang tidak lagi bisa berpikir jernih. Kadang, bunuh diri jadi solusi. Sesuatu yang tak bisa dimengerti dengan akal sehat.

Tapi, itulah yang terjadi dengan seorang pelajar kelas II SMK berinisial I Gede AP, 16.  Korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya di Jalan Kerta Dalem Sari IV Gang Kayu Santan, Denpasar Selatan, kemarin  siang.

Dugaan awal, aksi bunuh diri korban lantaran korban dicueki oleh kekasihnya berinisial Gek M, 16.

Tewasnya korban I Gede AP pertama kali diketahui oleh keponakannya, I Putu Wahyu Ariana, 14. Kala itu saksi yang baru pulang dari sekolah SMP sekitar pukul 12.30, melihat pintu depan rumahnya dalam keadaan terbuka.

Saat saksi masuk ke dalam rumah serta memeriksa setiap kamar. Ternyata sepi. Setelah membuka pintu kamar milik korban, dia melihat korban tergantung dengan tali nilon terhubung ke bagian plafon dan leher korban.

“Mengetahui hal itu, saksi lari menuju jalan dan memanggil warga,” beber sumber. Selain memberitahu warga, saksi pergi ke Kampus Undiknas di Jalan Raya Sidakarya untuk memberitahu musibah itu kepada ayah angkat korban, I Wayan Munten, 59.

Saksi juga menuju kantor BPK di kawasan Renon untuk memberitahu kepada ayah kandungnya, I Gede Aman, 49.

Setelah keluarga korban tiba, ternyata benar menyaksikan korban gantung diri. Keluarga pun langsung melapor kejadian ini ke Polsek Denpasar Selatan.

Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Indrajaya membenarkan aksi pelajar SMK yang tewas gantung diri itu. Pasca masuknya laporan, tim Inafis dterjunkan untuk melakukan identifikasi.

Hasil pemeriksaan itu, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Korban tewas identik dengan orang gantung diri. Lidah menjulur dan mengeluarkan air mani dari alat kelamin,” ungkapnya.

Dijelaskan Kapolsek, korban I Gede AP merupakan anak kandung dari I Gede Aman, 49 yang bekerja sebagai sopir di kantor BPK kawasan Renon.

Hanya saja, sejak kecil, korban diasuh oleh I Wayan Munten, 59, yang bekerja di kampus Undiknas, karena masih ada hubungan keluarga. “Kami masih selidiki,” tuturnya

RadarBali.com – Persoalan cinta terkadang membuat seseorang tidak lagi bisa berpikir jernih. Kadang, bunuh diri jadi solusi. Sesuatu yang tak bisa dimengerti dengan akal sehat.

Tapi, itulah yang terjadi dengan seorang pelajar kelas II SMK berinisial I Gede AP, 16.  Korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya di Jalan Kerta Dalem Sari IV Gang Kayu Santan, Denpasar Selatan, kemarin  siang.

Dugaan awal, aksi bunuh diri korban lantaran korban dicueki oleh kekasihnya berinisial Gek M, 16.

Tewasnya korban I Gede AP pertama kali diketahui oleh keponakannya, I Putu Wahyu Ariana, 14. Kala itu saksi yang baru pulang dari sekolah SMP sekitar pukul 12.30, melihat pintu depan rumahnya dalam keadaan terbuka.

Saat saksi masuk ke dalam rumah serta memeriksa setiap kamar. Ternyata sepi. Setelah membuka pintu kamar milik korban, dia melihat korban tergantung dengan tali nilon terhubung ke bagian plafon dan leher korban.

“Mengetahui hal itu, saksi lari menuju jalan dan memanggil warga,” beber sumber. Selain memberitahu warga, saksi pergi ke Kampus Undiknas di Jalan Raya Sidakarya untuk memberitahu musibah itu kepada ayah angkat korban, I Wayan Munten, 59.

Saksi juga menuju kantor BPK di kawasan Renon untuk memberitahu kepada ayah kandungnya, I Gede Aman, 49.

Setelah keluarga korban tiba, ternyata benar menyaksikan korban gantung diri. Keluarga pun langsung melapor kejadian ini ke Polsek Denpasar Selatan.

Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Indrajaya membenarkan aksi pelajar SMK yang tewas gantung diri itu. Pasca masuknya laporan, tim Inafis dterjunkan untuk melakukan identifikasi.

Hasil pemeriksaan itu, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Korban tewas identik dengan orang gantung diri. Lidah menjulur dan mengeluarkan air mani dari alat kelamin,” ungkapnya.

Dijelaskan Kapolsek, korban I Gede AP merupakan anak kandung dari I Gede Aman, 49 yang bekerja sebagai sopir di kantor BPK kawasan Renon.

Hanya saja, sejak kecil, korban diasuh oleh I Wayan Munten, 59, yang bekerja di kampus Undiknas, karena masih ada hubungan keluarga. “Kami masih selidiki,” tuturnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/