AMLAPURA – Tanjakan maut menuju objek wisata Bukit Asah, Bugbug, Karangasem, berulangkali makan korban.
Kali ini dialami sopir truk I Gede Aman, 40. Gara-gara as patah, truk yang dia kemudikan terguling kemarin siang.
Apesnya, saat berupaya menyelamatkan diri, korban tersirap air radiator hingga mengalami luka bakar serius.
Karena luka yang dialaminya, korban akhirnya dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Menurut informasi, kecelakaan tunggal itu bermula ketika korban hendak menurunkan pasir di Bukit Asah. Gede Aman sendiri sudah siaga karena jalan menanjak sehingga truk hanya diisi separuh.
Namun, nasib malang, rupanya, tidak bisa dielakkan sekalipun dia memuat pasir jauh dari kapasitas. Pasalnya, jelang tanjakan maut, truk malah mengalami patah as pendek.
Kenek truk dan seorang buruh pasir langsung melompat ketika mendengar suara besi patah. Keduanya lalu buru – buru mencari batu untuk menganjal truk agar tidak mundur.
Namun, sayang batu yang dicari tidak ada. Truk pun bergerak mundur. Situasi cukup menegangkan karena di sisi kiri jalan ada jurang yang cukup dalam.
Sialnya lagi, saat itu sang sopir sambil mengajak putra bungsunya yang masih balita I Wayan Ari 1,5. Sang kernat langsung berteriak histeris ketika melihat truk berjalan mundur.
Aman sendiri terus berusaha menstabilkan truknya agar tidak masuk jurang di kiri jalan. Lalu sopir yang kenyang pengalaman ini membanting setir ke kanan.
Truk memang berhasil menghindar masuk jurang dan mendekati jalan datar di atas pos, persis di Pos Bukit Asah. Sayangnya, truk terguling.
Parahnya lagi posisi truk terbalik mengakibatkan jok dan radiator jebol. Air radiator yang panas menyembur mengenai tubuh korban.
Korban segera dilarikan ke RS Karangasem. Korban dilaporkan mengalami luka bakar grade II B 47 persen.
Luka melepuh terjadi pada punggung, dada, perut, paha kanan, dan tangan.
Karena kondisinya cukup parah, korban langsung di rujuk ke RS Sanglah. Pasalnya, RS Karangasem memang tidak memiliki fasilitas untuk perawatan luka bakar.
“Kalau luka dalam perlu observasi, sementara untuk luka bakar perlu ruang perawatan khusus,” ujar dr Edwin Gautama yang menanggani korban.