TABANAN-Robohnya jembatan di Baturiti, Tabanan, Selasa (7/5) pagi meninggalkan pilu mendalam.
Pasalnya akibat peristiwa itu, dua orang warga tewas tertimbun reruntuhan.
Dua orang yang tewas tersebut masing-masing bernama I Ketut Sudana, 50 dan I Wayan Budi, 50.
Sedangkan satu warga lainnya yakni I Wayan Dampuk dinyatakan selamat.
Atas kejadian itu, pihak kepolisian pun terus menyelidiki penyebab pasti runtuhnya jembatan tersebut.
Dari hasil penyelidikan sementara, ternyata usia jembatan itu sudah sangat tua dan diperkirakan sudah berusia 39 tahun.
“Jembatan itu dibuat sekitar tahun 1980 saat adanya Karya Bakti AMD,” kata Kapolsek Baturiti, Kompol Sudiarta, Selasa (7/5).
Besi yang dipakai sebagai bagian dari material jembatan imbuh Sudiarta juga diakui sangat kecil.
Ukurannya sekitar 10 tes dan minim dengan jarak sekira 10 cm.
Begitupun dengan beton pada jembatan itu yang tebalnya hanya sekitar 5 cm.
“Sehingga beban tanah urug terlalu berat dengan ketebalan sekitar 50 cm,” tambahnya.
Sementara itu, Pantauan Jawa Pos Radar Bali, jembatan dengan panjang 6,30 meter ini mengalami ambruk hampir setengahnya yakni sekitar 3 meter.
Jembatan yang rubuh ini sendiri adalah jembatan yang menghubungkan Banjar Puseh Desa Perean dengan Banjar Bunyuh Desa Perean, yang berlokasi di Barat Pura Dayang, termasuk Banjar Puseh, Desa Perean , Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Seperti diketahui, musibah ambruknya jembatan terjadi pukul 07.00 pagi. Jembatan ambruk saat warga melakukan kerja bakti.
Agenda kerja bakti ini adalah melakukan pengurukan jembatan dengan material tanah dengan maksud untuk mendatarkan jembatan dengan jalan.
Saat warga subak sedang bekerja sekitar pukul 07.30, tiba- tiba badan jembatan jebol sehingga tiga orang yang saat itu sedang berada di atas jembatan langsung jatuh ke bawah dan tertimbun material. Beruntung satu korban selamat. Sementara dua lainny tewas.