RadarBali.com – Kematian pasangan suami istri (pasutri) asal Jepang, Matsuba Norio, 73, dan istrinya Hiriko, 70, mengisahkan misteri dan banyak tanya.
Bahkan, polisi belum bisa memberikan keterangan pasti penyebab kematian ke dua korban. Apakah dibunuh dengan cara digorok dan diikat lalu di bakar, atau dibakar hidup-hidup baru digorok?
Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo belum bisa memastikan penyebab dan motif pembunuhan tersebut.
Ia hanya menegaskan, polisi menduga pelaku pembunuhan pasutri asal Jepang yang ditemukan hangus di rumah kontrakan di Perumahan Puri Gading II Blok F1 nomor 6, Jimbaran, Kuta Selatan, dilakukan oleh orang dekat.
Pelakunya, kata dia, diperkirakan lebih dari satu pelaku. “Saya tidak bisa menjelaskan lebih jauh karena kami pun masih menunggu hasil forensik dan otopsi RS Sanglah Denpasar,” kata Kombes Hadi.
Mantan Kapolres Gianyar ini menerangkan, penyelidikan kasus tewasnya pasutri ini sudah memasuki hari ketiga.
Penyelidikan terhadap kasus ini masih terus berjalan dengan memeriksa saksi-saksi yang kini berjumlah 10 orang.
Di antaranya anak angkat korban, pembantu rumah tangga, teman dekat korban dan satpam di kompleks lokasi kejadian.
“10 orang saksi itu diperiksa oleh tim khusus yang kami bentuk untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis ini. Pemeriksaan saksi belum ada yang mengarah ke pelaku,” bebernya.
Analisis sementara, Kombes Hadi menduga, pasutri asal Negara Sakura itu dibunuh oleh orang dekat atau yang orang dikenal korban.
Hal ini mengacu pada peristiwa tersebut terjadi pada siang hari di tengah masyarakat sedang beraktivitas.
Bagaimana dengan temuan bukti di lapangan? “Kami sulit mendapat bukti petunjuk. Benar kami sudah amankan tiga CCTV. Tapi, jauh dari TKP dan buram lagi. Sulit mengetahui kejadian di rumah pasutri Jepang itu,” paparnya.
Sementara untuk mendata harta korban, kepolisian masih menunggu kedatangan kerabat korban dari Jepang. Pendataan ini sekaligus untuk memastikan ada tidaknya barang milik korban yang hilang.
Seperti berita sebelumnya, berdasar hasil identifikasi leher Matsuba Norio, digorok hingga hampir putus. Sedangkan leher istrinya Hiriko, diikat dengan tali rafia.