25.6 C
Jakarta
19 September 2024, 4:52 AM WIB

Bongkar Pedofilia Tokoh Besar di Bali, Aktivis Minta Aparat Serius

DENPASAR – Kasus pedofilia yang diduga dilakukan tokoh besar di Bali berinisial GI, tampaknya, masih jalan ditempat.

Belum ada perkembangan signifikan meski Polda Bali telah membentuk tim investigasi. Kondisi ini dipaparkan aktivitas Solidaritas Warga Anti Pedofilia (SWAP) saat audiensi di Komisi IV DPRD Bali.

Kepada anggota DPRD Bali I Made Dauh Wijana dan Sri Utami Dwi Suryadi, aktivis SWAP Dwitra J Ariana menyatakan  harus ada langkah yang diambil untuk menyelamatkan generasi Bali dari ancaman pedofilia. 

Ia meminta kepada pihak yang berwenang atau penentu kebijakan jangan karena satu orang mengorbankan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus Bali. 

Sutradara film yang akrab disapa Dadap ini menuding ada yang berniat melemahkan pengungkapan kasus ini, terlebih pernyataan Polda Bali yang meminta supaya ada korban yang melapor.

“Orang awam diarahkan untuk itu. Kami tidak mungkin menemui korban. Kami tidak punya wewenang untuk itu,” ucap Dadap.

Di lain sisi Siti Sapura alias Ipung menyatakan, seharusnya polisi yang melakukan investigasi untuk mengungkap kasus pedofilia ini.

Apalagi sudah mendapat keterangan dari Ipung dan Dadap bahkan sudah memberikan  identitas yang disebut sebagai pelaku.

“Bukan masalah delik aduan, ini kasus kejahatan yang luar biasa. Polisi harus menangkap. Polisi jangan melempar lagi kepada masyarakat, mana berani korban melapor.

Kalau saya polisi, saya tidak perlu cari korban, tapi investigasi langsung informasi yang berkembang di masyarakat,” cetus Ipung.

Wanita yang juga sebagai pengacara ini menyatakan bahwa ada 12 anak yang kabur  Ashram Gandhi. Seharusnya polisi mengejar data-data 12 anak tersebut dan mencari tahu kenapa mereka kabur saat tengah menimba ilmu.

Anggota Komisi IV DPRD Bali I Made Dauh Wijana sendiri menyanggupi akan memanggil Polda Bali untuk mempercepat penyelesaian kasus ini.

Ia mengatakan bahwa kerap terjadi kasus pedofilia tidak terselesaikan. Pihaknya menyatakan bahwa harus banyak strategi yang dibuat untuk mengungkapnya.

DENPASAR – Kasus pedofilia yang diduga dilakukan tokoh besar di Bali berinisial GI, tampaknya, masih jalan ditempat.

Belum ada perkembangan signifikan meski Polda Bali telah membentuk tim investigasi. Kondisi ini dipaparkan aktivitas Solidaritas Warga Anti Pedofilia (SWAP) saat audiensi di Komisi IV DPRD Bali.

Kepada anggota DPRD Bali I Made Dauh Wijana dan Sri Utami Dwi Suryadi, aktivis SWAP Dwitra J Ariana menyatakan  harus ada langkah yang diambil untuk menyelamatkan generasi Bali dari ancaman pedofilia. 

Ia meminta kepada pihak yang berwenang atau penentu kebijakan jangan karena satu orang mengorbankan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus Bali. 

Sutradara film yang akrab disapa Dadap ini menuding ada yang berniat melemahkan pengungkapan kasus ini, terlebih pernyataan Polda Bali yang meminta supaya ada korban yang melapor.

“Orang awam diarahkan untuk itu. Kami tidak mungkin menemui korban. Kami tidak punya wewenang untuk itu,” ucap Dadap.

Di lain sisi Siti Sapura alias Ipung menyatakan, seharusnya polisi yang melakukan investigasi untuk mengungkap kasus pedofilia ini.

Apalagi sudah mendapat keterangan dari Ipung dan Dadap bahkan sudah memberikan  identitas yang disebut sebagai pelaku.

“Bukan masalah delik aduan, ini kasus kejahatan yang luar biasa. Polisi harus menangkap. Polisi jangan melempar lagi kepada masyarakat, mana berani korban melapor.

Kalau saya polisi, saya tidak perlu cari korban, tapi investigasi langsung informasi yang berkembang di masyarakat,” cetus Ipung.

Wanita yang juga sebagai pengacara ini menyatakan bahwa ada 12 anak yang kabur  Ashram Gandhi. Seharusnya polisi mengejar data-data 12 anak tersebut dan mencari tahu kenapa mereka kabur saat tengah menimba ilmu.

Anggota Komisi IV DPRD Bali I Made Dauh Wijana sendiri menyanggupi akan memanggil Polda Bali untuk mempercepat penyelesaian kasus ini.

Ia mengatakan bahwa kerap terjadi kasus pedofilia tidak terselesaikan. Pihaknya menyatakan bahwa harus banyak strategi yang dibuat untuk mengungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/