31.2 C
Jakarta
13 September 2024, 14:20 PM WIB

Dilarang Anak Garap Sawah, Ngambul, Nenek Nekat Gantung Diri Di Kebun

AMLAPURA—Niat baik tak selamanya berujung kebaikan.

Seperti halnya yang dialami Ni Wayan Kasih.

Sempat disarankan anak-anaknya untuk tidak menggarap sawah karena sudah tua, nenek 85 tahun asal Banjar Pengawan, Sibetan, Bebandem ini malah ngambul dengan akhiri hidup dengan gantung diri di kebun.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, Rabu (8/5), hingga kasus ulah pati terjadi berawal dari I Wayan Sadru sekitar pukul 06.00 Wita hendak pergi ke pasar.

Saat melintas di TKP atau tepatnya di belakang rumah, saksi melihat ada tangga bersandar di pohon Melela.

Penasaran dengan yang dilihatnya, saksi Sadru pun mendekat dan menemukan sandal jepit warna merah dan lampu senter warna kuning di bawah pohon.

Curiga dengan barang-barang di dekat pohon, saksi kemudian menengadah ke atas. Saat melihat kea rah atas itulah, saksi terkejut melihat ada jasad tergantung dengan posisi wajah korban menghadap pohon. Melihat kejadian ini saksi langsung memanggil warga lainya.

Warga pun berdatangan melihat TKP dan kemudian beramai-ramai menurunkan korban.

Sementara itu, anak kandung korban I Made Pasek Wiratana mengatakan, sebelum korban ditemukan tewas gantung diri, korban sempat berpesan pada cucunya Koming 8.

“Nenek (korban) meminta kalau mau ambil bekal atau uang saku sekolah agar diambil sendiri dibawah bantal,”ujar Wiranata.

Selaian itu korban juga sempat mengatakan kepada menantunya Kadek Supadmi kalau dia tidak bisa ikut upacara di Pura Penyimpenan.

Bahkan saat itu dirinya minta agar Pura tersebut malah di Prelina  atau di bongkar dan bekasnya di bawah ke laut.

Sedangkan Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Sukarita saat dikonformasi disela-sela olah TKP menyatakan, bahwa sesuai hasil penyelidikan, korban murni meninggal karena gantung diri. Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa tali plastik warna biru yang dipakai gantung diri sepanjang 188 cm.

“Dugaan sementara karena korban frustasi. Awalnya korban sempat menggarap sebidang sawah. Hanya saja karena sudah tua anak anak korban meminta berhanti menggarap sawah. Korban pun tidak punya kegiatan sehingga ngambul atau stress dan memilih gantung diri,”tukasnya. 

AMLAPURA—Niat baik tak selamanya berujung kebaikan.

Seperti halnya yang dialami Ni Wayan Kasih.

Sempat disarankan anak-anaknya untuk tidak menggarap sawah karena sudah tua, nenek 85 tahun asal Banjar Pengawan, Sibetan, Bebandem ini malah ngambul dengan akhiri hidup dengan gantung diri di kebun.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, Rabu (8/5), hingga kasus ulah pati terjadi berawal dari I Wayan Sadru sekitar pukul 06.00 Wita hendak pergi ke pasar.

Saat melintas di TKP atau tepatnya di belakang rumah, saksi melihat ada tangga bersandar di pohon Melela.

Penasaran dengan yang dilihatnya, saksi Sadru pun mendekat dan menemukan sandal jepit warna merah dan lampu senter warna kuning di bawah pohon.

Curiga dengan barang-barang di dekat pohon, saksi kemudian menengadah ke atas. Saat melihat kea rah atas itulah, saksi terkejut melihat ada jasad tergantung dengan posisi wajah korban menghadap pohon. Melihat kejadian ini saksi langsung memanggil warga lainya.

Warga pun berdatangan melihat TKP dan kemudian beramai-ramai menurunkan korban.

Sementara itu, anak kandung korban I Made Pasek Wiratana mengatakan, sebelum korban ditemukan tewas gantung diri, korban sempat berpesan pada cucunya Koming 8.

“Nenek (korban) meminta kalau mau ambil bekal atau uang saku sekolah agar diambil sendiri dibawah bantal,”ujar Wiranata.

Selaian itu korban juga sempat mengatakan kepada menantunya Kadek Supadmi kalau dia tidak bisa ikut upacara di Pura Penyimpenan.

Bahkan saat itu dirinya minta agar Pura tersebut malah di Prelina  atau di bongkar dan bekasnya di bawah ke laut.

Sedangkan Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Sukarita saat dikonformasi disela-sela olah TKP menyatakan, bahwa sesuai hasil penyelidikan, korban murni meninggal karena gantung diri. Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa tali plastik warna biru yang dipakai gantung diri sepanjang 188 cm.

“Dugaan sementara karena korban frustasi. Awalnya korban sempat menggarap sebidang sawah. Hanya saja karena sudah tua anak anak korban meminta berhanti menggarap sawah. Korban pun tidak punya kegiatan sehingga ngambul atau stress dan memilih gantung diri,”tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/