GIANYAR – Warga dan pengelola Villa Gypsi di Jalan Raya Sanggingan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Jumat (8/3) malam geger.
Heboh warga itu menyusul dengan tewasnya salah seorang turis penghuni salah satu villa.
Robert Franklin Farnum Jr, 67, turis asal Amerika ini mendadak tewas saat dipijit di villa.
Kapolsek Ubud, Kompol I Nyoman Nuryana, dikonfirmasi terkait tewasnya warga Amerika, Sabtu (9/3) membenarkan.
Dijelaskan, awal mula hingga pria kelahiran Massuchusetts, 27 September 1952 ini mendadak tewas, berawal saat korban sekitar pukul 19.00 menghubungi Lutin, 32 yang berprofesi sebagai tukang pijat.
Setelah dihubungi perempuan asal Dusun Krajan, Banyuwangi, Jatim ini kemudian melakukan pemijatan di kamar villa.
Namun ditengah memijat, korban tiba-tiba kejang dan lemas. Melihat korban lemas, Saksi Lutin yang ketakutan langsung minta pertolongan dengan menghubungi kantor Koramil Ubud.
Saat Lutin ke kantor Koramil Ubud diterima piket jaga Pelda I Ketut Suastika, 52.
Selanjutnya saksi Lutin bersama Pelda I Ketut Suastika mengecek tangan korban sudah tidak ada denyut nadi. “Diduga korban sudah meninggal dunia saat dicek pertama,”terang Nuryana.
Curiga kalau korban sudah meninggal, saksi kemudian menghubungi Polsek Ubud untuk penanganan selanjutnya.
“Kami saat itu juga langsung ke TKP bersama tim dokter dari BIMC Ubud. Dari hasil pemeriksaan medis korban dinyatakan meninggal dunia,”terang kapolsek.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan saksi di TKP, polisi menyimpulkan bahwa selain tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dari dugaan, korban tewas akibat terserang penyakit jantung.
”Menurut keterangan sejumlah saksi korban ini sebelumnya memang sakit-sakitan, diduga korban karena sakit jantung,” ujar Kompol Nuryana.
Kemudian usai dinyatakan meninggal, jenazah korban Robert Franklin Farnum JR langsung dievakuasi dengan menggunakan mobil ambulans Puskesmas 1 Ubud menuju ke RSUP Sanglah Denpasar.
“Untuk sementara jenazah kami titip ke RSUP Sanglah sebelum nanti dikirim ke Negara asalnya,”tukas Nuryana.