29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:55 AM WIB

Minta DPO Menyerah, Kajati Bali Siap Beri Reward Pemberi Informasi DPO

DENPASAR – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali masih belum juga menemukan buronan, yakni salah satu termohon ekstradisi Amerika Serikat atas nama Rabie Ayad Abderahman alias Patistota, 30, yang melarikan diri beberapa waktu lalu.

 “Oh yang ekstradisi. Tetap kami cari. Kami sudah koordinasi dengan Polda Bali dan pihak terkait,” kata Indianto, Kepala Kejati Bali, kemarin.

Sebelum dinyatakan kabur, Ayad sebelumnya dititipkan di rumah detensi Imigrasi Ngurah Rai. Ayad sendiri merupakan salah satu buronan Interpol yang paling dicari Amerika Serikat.

Pria berdarah Lebanon itu terlibat kejahatan skimming atau pembobolan dana nasabah di Negeri Paman Sam. Nilainya tidak maing-main, yakni Rp 7 triliun.

Kesulitannya untuk menangkap para buronan adalah minimnya informasi. Untuk itu, Indianto juga berharap agar masyarakt ikut memberikan informasi. Tidak hanya untuk buronan seperti Ayad ini, tetapi juga DPO lainnya.

“Kalau ada informasi soal DPO, beritahu kami. Kami akan berikan penghargaan. Ada itu biayanya. Ayo kita kerjasama agar hukum ini bisa tegak,” ujarnya.

Indianto juga meminta para DPO (Daftar Pencarian Orang) ini untuk menyerahkan diri saja.

“Kepada para DPO, sudahlah, menyerahkan diri saja. Kapan dan dimana pun akan kami cari. Sampai kapan mau bersembunyi? Tidak senang hidup seperti itu,” tuturnya. 

DENPASAR – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali masih belum juga menemukan buronan, yakni salah satu termohon ekstradisi Amerika Serikat atas nama Rabie Ayad Abderahman alias Patistota, 30, yang melarikan diri beberapa waktu lalu.

 “Oh yang ekstradisi. Tetap kami cari. Kami sudah koordinasi dengan Polda Bali dan pihak terkait,” kata Indianto, Kepala Kejati Bali, kemarin.

Sebelum dinyatakan kabur, Ayad sebelumnya dititipkan di rumah detensi Imigrasi Ngurah Rai. Ayad sendiri merupakan salah satu buronan Interpol yang paling dicari Amerika Serikat.

Pria berdarah Lebanon itu terlibat kejahatan skimming atau pembobolan dana nasabah di Negeri Paman Sam. Nilainya tidak maing-main, yakni Rp 7 triliun.

Kesulitannya untuk menangkap para buronan adalah minimnya informasi. Untuk itu, Indianto juga berharap agar masyarakt ikut memberikan informasi. Tidak hanya untuk buronan seperti Ayad ini, tetapi juga DPO lainnya.

“Kalau ada informasi soal DPO, beritahu kami. Kami akan berikan penghargaan. Ada itu biayanya. Ayo kita kerjasama agar hukum ini bisa tegak,” ujarnya.

Indianto juga meminta para DPO (Daftar Pencarian Orang) ini untuk menyerahkan diri saja.

“Kepada para DPO, sudahlah, menyerahkan diri saja. Kapan dan dimana pun akan kami cari. Sampai kapan mau bersembunyi? Tidak senang hidup seperti itu,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/