DENPASAR – Guna mencegah masuknya sejumlah barang impor ilegal ke Bali melalui jalur laut, pihak Bea dan Cukai Denpasar, TNI Angkatan Laut dan Dit Polair Polda Bali menggelar patroli laut bersama. Kegiatan kolaborasi ini sudah dimulai pada Rabu (11/11/2020) dan diresmikan di Pelabuhan Benoa.
“Patroli gabungan ini juga mencegah keluarnya barang ekspor yang dapat berdampak negatif atau berbahaya bagi kesehatan, keamanan dan keselamatan masyarakat. Dalam pengawasan laut, kami menggunakan pendekatan prosperity yaitu pengawasan dan penegakan hukum di laut yang dititikberatkan pada kesejahteraan negara,” kata Kepala Kantor Bea dan Cukai Denpasar, Kusuma Asabri Wahyuningsih usai apel pembukaan operasi gabungan tersebut.
Lanjut dia, pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sinergi dengan aparat penegak hukum dan instansi teknis di laut. Oleh karena itu dalam rangka menjaga perairan di wilayah pulau Bali agar bebas dari kejahatan yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban yang bisa merugikan keuangan Negara Bea Cukai Denpasar bersama-sama dengan TNI Angkatan Laut dan Dit Polairud Polda Bali menggelar kegiatan Patroli Laut Bersama.
“Kerjasama TNI AL dengan Bea Cukai Denpasar yang selama ini telah terjalin erat dalam pengawasan PMI (pekerja migran Indonesia) dan pengawasan perairan wilayah pelabuhan Benoa dan pelabuhan Serangan. Harapan kami kerjasama yang telah terjalin tersebut dapat terus kita tingkatkan khususnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban di perairan Bali,” bebernya.
Sementara itu, Danlanal Konolel Laut, Ketut Budiantara menerangkan bahwa kegiatan patroli ini merupakan bagian dari penguatan pengawasan laut. Apalagi Bali sendiri memiliki potensi masuknya barang selundupan ilegal hingga obat-obatan terlarang seperti narkoba.
“Keamanan laut tidak hanya menyangkut kedaulatan dan hukum saja, tetapi mengandung pemahaman bahwa laut harus aman digunakan bagi pengguna, bebas dari ancaman pelanggaran hukum seperti penyelundupan kayu illegal, penyelundupan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor, pencurian ikan, dan penyelundupan bahan bakar minyak illegal,” katanya.
Lanjutnya, bahwa keamanan laut memiliki ruang lingkup yang cukup luas, sehingga memerlukan organisasi, manajemen, dan sarana yang memadai. Dengan melakukan patroli bersama sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing antara TNI AL, Bea Cukai dan Polairud merupakan salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Masyarakat sangat berharap agar dalam masa-masa pandemic Covid 19 dan upaya Pemulihan Ekonomi Nasional didukung dengan terciptanya keamanan dan ketertiban baik di darat maupun di perairan. Dengan demikian, melalui kegiatan patroli bersama ini diharapkan terbangun sinergi,” tandasnya.