33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:30 PM WIB

JAHAT! 5 PSK ABG Layani 150 Pria Hidung Belang, Diberi Bonus Rp 1 Juta

DENPASAR – P2TP2A Denpasar hingga kini masih melajukan pendampingan terhadap lima anak di bawah umur yang jadi

korban eksploitasi seksual yang diamankan dari salah satu rumah bordir di daerah Sanur Denpasar Selatan beberapa waktu lalu.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Permpuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar Luh Putu Anggraeni mengatakan, akibat kejadian itu kelima korban mengalami trauma. 

Bahkan dari pendampingan yang dilakukan pihaknya beberapa hari belakangan ini terungkap beberapa fakta yang mencengangkan.

Di mana para korban juga dijanjikan akan diberi bonus Rp 1 juta per bulan oleh sang “mami” jika setiap korban bisa melayani 150 orang pria hidung belang per bulannya. 

“Selain mereka (korban) melayani hingga 8 bahkan 10 pria setiap malamnya, mereka juga dijanjikan bonus Rp 1 juta jika bisa melayani 150 pelanggan tiap satu korban,” kata Anggraeni, Sabtu (12/1).

Hal itu, menurut Anggraeni, menjadi salah satu fakta sehingga memenuhi unsur human trafickingnya.

Selain itu, kata dia, terkuat fakta baru di mana penghasilan yang didapat oleh kelima korban akan dikumpulkan oleh “mami”.

Pada akhir bulan sejumlah pendapatan itu akan dipotong dengan sejumlah kebutuhan para korban selama sebulan. 

“Keuntungan mereka dikumpulkan jadi gaji dan dipotong dengan sejumlah pengeluaran seperti cash bon, beli kondom bayar makan dan lainnya,” tandas Putu Anggraeni.

Seperti diberitakan, kasus ekspolitasi seksual anak di bawah umur ini melibatkan dua tersangka, Ni Komang Suciwati alias Bu Komang Suci, 49, dan Ni Wayan Kristiani alias Mami Wayan ,51.

Keduanya ditangkap di Jalan Sekar Waru 3B Sanur Denpasar Selatan, Kamis (3/1) lalu karena dugaan telah mengeksploitasi secara seksual lima  anak bawah umur. 

Lima korban masing-masing berinisial Bunga  17, Mawar 14, Melati 14, Tulip. 15 dan Anggrek 16. Mereka direkrut oleh seorang agen dari Bekasi hingga dipekerjakan di rumah bordir di Bali.

DENPASAR – P2TP2A Denpasar hingga kini masih melajukan pendampingan terhadap lima anak di bawah umur yang jadi

korban eksploitasi seksual yang diamankan dari salah satu rumah bordir di daerah Sanur Denpasar Selatan beberapa waktu lalu.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Permpuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar Luh Putu Anggraeni mengatakan, akibat kejadian itu kelima korban mengalami trauma. 

Bahkan dari pendampingan yang dilakukan pihaknya beberapa hari belakangan ini terungkap beberapa fakta yang mencengangkan.

Di mana para korban juga dijanjikan akan diberi bonus Rp 1 juta per bulan oleh sang “mami” jika setiap korban bisa melayani 150 orang pria hidung belang per bulannya. 

“Selain mereka (korban) melayani hingga 8 bahkan 10 pria setiap malamnya, mereka juga dijanjikan bonus Rp 1 juta jika bisa melayani 150 pelanggan tiap satu korban,” kata Anggraeni, Sabtu (12/1).

Hal itu, menurut Anggraeni, menjadi salah satu fakta sehingga memenuhi unsur human trafickingnya.

Selain itu, kata dia, terkuat fakta baru di mana penghasilan yang didapat oleh kelima korban akan dikumpulkan oleh “mami”.

Pada akhir bulan sejumlah pendapatan itu akan dipotong dengan sejumlah kebutuhan para korban selama sebulan. 

“Keuntungan mereka dikumpulkan jadi gaji dan dipotong dengan sejumlah pengeluaran seperti cash bon, beli kondom bayar makan dan lainnya,” tandas Putu Anggraeni.

Seperti diberitakan, kasus ekspolitasi seksual anak di bawah umur ini melibatkan dua tersangka, Ni Komang Suciwati alias Bu Komang Suci, 49, dan Ni Wayan Kristiani alias Mami Wayan ,51.

Keduanya ditangkap di Jalan Sekar Waru 3B Sanur Denpasar Selatan, Kamis (3/1) lalu karena dugaan telah mengeksploitasi secara seksual lima  anak bawah umur. 

Lima korban masing-masing berinisial Bunga  17, Mawar 14, Melati 14, Tulip. 15 dan Anggrek 16. Mereka direkrut oleh seorang agen dari Bekasi hingga dipekerjakan di rumah bordir di Bali.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/