DENPASAR – Polisi Satreskrim Polresta Denpasar resmi menahan Bagus Putu Wijaya alias Gus Tu, pembunuh sales promotion girl (SPG) mobil
bernama Ni Putu Yuniawati, 34, di penginapan Teduh Ayu II Kamar no 8 Jalan Kebo Iwa Utara Denpasar Bali, Senin (5/8) lalu.
Dari hasil pemeriksaan sementara penyidik kepolisian, pelaku mengaku sebagai seorang gigolo yang dibayar oleh korban untuk memuaskan nafsunya.
Gus Tu nekat membunuh korban lantaran diejek korban gagal memuaskannya meski telah melakukan hubungan suami istri sebanyak dua kali.
“Korban dan pelaku berkenalan sejak 2 Agustus lalu lewat aplikasi My Chat,” ujar Kapolresta Denpasar Kombes Ruddi Setiawan kemarin.
Dalam perkenalan itu, Gus Tu dan korban saling curhat. Secara terus terang, Gus Tu mengaku sebagai gigolo.
Karena kebetulan korban bekerja sebagai SPG mobil, Gus Tu berniat kredit mobil Xpender. “Katanya pelaku berencana membeli mobil Mitsubishi Xpander melalui korban,” kata Kombes Ruddi.
Pada tanggal 5 Agsutus tersangka kembali menghubungi korban lewat telepon. Melalui telepon itu tersangka mengaku hendak melakukan pembayaran mobil menggunakan cek dengan DP senilai Rp 10 juta.
Mendapat kabar itu, korban meminjam mobil Suzuki Ertiga warna putih DK 1988 HA milik kerabatnya bernama Dika Putra.
Keduanya kemudian janjian bertemu di Lapangan Lumintang, Denpasar Utara sekitar pukul 12.00. Tak lama berselang tersangka Gus Tu tiba dengan menggunakan jasa ojek online.
Kemudian keduanya menggunakan mobil yang dibawa korban menuju Bank BRI Renon untuk mencairkan cek milik tersangka sebanyak Rp 10 Juta untuk ditransfer ke rekening korban melalui Bank BCA di Jalan Hasanudin.
Uang itu rencananya digunakan sebagai DP mobil Xpander. Setelah mentransfer uang, keduanya makan siang di kawasan Denpasar.
Saat makan siang itu, keduanya terlibat ngobrol ringan mengenai jasa gigolo. “Korban sempat melihat HP pelaku yang saat itu rusak. Korban lantas berinisiatif membeli HP untuk pelaku di pertokoan di Jalan Teuku Umar. Katanya sebagai hadiah,” bebernya.
Pembahasan mengenai gigolo kembali berlanjut saat keduanya menggunakan mobil Ertiga menuju dealer Mitsubishi tempat korban bekerja di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Denpasar Barat.
Dalam perjalanan itu, korban kembali menanyakan profesi tersangka Gus Tu. Tujuannya untuk mengetahui latar belakang konsumennya.
Dengan terbuka, tersangka mengaku biasa menjajakan dirinya melalui media sosial. Mendapat jawaban pelaku bekerja sebagai gigolo, korban yang sudah pisah ranjang 1,5 tahun dengan suaminya itu mau menyewa jasa tersangka.
“Tapi, inikan menurut keterangan pelaku,” bebernya. Setelah check lock ke kantor, keduanya kemudian kembali keluar.
Akhirnya transaksi terjadi. Korban sepakat memakai jasa gigolo tersangka dengan membayar pelaku sebesar Rp 500 ribu.
Sore hari pukul 18.00 sebelum tewas terbunuh, korban mengajak tersangka menuju ke Penginapan Teduh 2, di Jalan Kebo Iwa, Padangsambian Kaja.
“Kata pelaku, korban yang bawa pelaku ke sana,” terang Kapolresta Kombes Ruddi Setiawan. Tujuannya ntuk berhubungan intim.
Di sana keduanya bersetubuh hingga dua kali. Namun, korban merasa tak puas dengan layanan yang diberikan Gus Tu.
Karena tak puas, korban memarahi tersangka. “Katanya pelayanan tersangka tidak memuaskan. Korban merasa sudah rugi. Padahal sudah diberikan HP seharga Rp 1,9 juta dan uang Rp 500 ribu,” kata Kombes Ruddi menirukan tersangka.
Tersinggung harga dirinya dilecehkan korban, pelaku marah. Dia langsung memiting leher dan membekap korban menggunakan handuk.
Setelah dibekap, korban tewas. Lalu tersangka meninggalkan penginapan dan kabur ke Sulawesi. Seperti diberitakan, empat hari kabur, pelaku akhirnya ditangkap di tempat persembunyiannya di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.