25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:52 AM WIB

Tajen Digerebek Polda, Anggota DPRD Bali Ini Malah Dukung Tajen, Asal…

DENPASAR – Tiga tahun tak tersentuh aparat, arena judi tajen di Jalan Tukad Oos, Renon, Denpasar, Rabu (12/12) malam pukul 20.00 digerebek.

Penggerebekan arena tajen dengan omzet per malam mencapai ratusan juta, itu dilakukan petugas dari Direktorat Shabara Polda Bali.

Akibat penggerebekan arena tajen, ratusan bebotoh lari kocar-kacir. Tak hanya bebotoh, pengunjung dan penonton yang ada di arena tajen juga lari tunggang-langgang saat petugas merangsek ke arena tajen.

Tindakan pihak kepolisian Polda Bali yang menggerebek arena judi mendapatkan respon anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP I Nyoman Oka Antara.

Mantan anggota DPRD Karangasem ini mengatakan, penutupan arena tajen dapat membuat macet roda perekonomian, khususnya para pedagang.

Menurut Oka Antara, tajen merupakan salah satu bentuk perputaran ekonomi di masyarakat. “Kalau secara pribadi, tajen itu kan perputaran uang di masyarakat. Roda perekonomian berputar di tajen,” ungkapnya.

“Coba tutup tajen satu bulan, pedagang di sekitar area itu pasti sepi dan ekonomi pasti nggak berputar. Cicilan jadi macet,” imbuh politisi berkepala plontos ini.

Berbeda dengan togel. Untuk togel, Oka Antara mengatakan, sepakat jika ditutup. Alasannya, uang yang berputara di arena togel mengerucut ke satu orang, berbeda dengan tajen.

Karena itu, dia mendukung keberadaan arena tajen. “Tapi, kalau dibawa ke peraturan judi, saya angkat tangan. Kan melanggar hukum,” ujarnya blak-blakan.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini ternyata dari dulu ingin tajen mendapatkan kebijakan khusus. Ia menilai, di dalam tajen, ada nilai kejujuran, budaya, dan ekonomi.

“Itu (tajen) kan warisan budaya kita, dimana ada tajen, disitu ada perekonomian. Coba tanya, ke pedagang di sekitar. Kalau tajen di tutup satu sampai dua bulan, dagangan pasti sepi,” ujarnya lagi.

Lalu apa langkah Oka Antara sebagai wakil rakyat dalam menanggapi hal ini? “Bali bagian dari Negara Indonesia, sulit untuk kita melegalkan tajen,

kecuali Bali bisa dapat otonomi daerah. Jadi, bisa ada kebijakan yang memungkinkan untuk itu (melegalkan tajen),” terangnya.

Tajen sendiri tidak masuk dalam bagian atraksi budaya. Dalam atraksi budaya, dijelaskan hanya mengatur sebatas taburah yang biasanya digelar dalam upacara.

“Kalau di luar dan menyangkut judi, itu beda. Tabuh rah di pura dan tajen di areal pura. Itu harus ada izin dan permakluman,” pungkasnya. 

DENPASAR – Tiga tahun tak tersentuh aparat, arena judi tajen di Jalan Tukad Oos, Renon, Denpasar, Rabu (12/12) malam pukul 20.00 digerebek.

Penggerebekan arena tajen dengan omzet per malam mencapai ratusan juta, itu dilakukan petugas dari Direktorat Shabara Polda Bali.

Akibat penggerebekan arena tajen, ratusan bebotoh lari kocar-kacir. Tak hanya bebotoh, pengunjung dan penonton yang ada di arena tajen juga lari tunggang-langgang saat petugas merangsek ke arena tajen.

Tindakan pihak kepolisian Polda Bali yang menggerebek arena judi mendapatkan respon anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP I Nyoman Oka Antara.

Mantan anggota DPRD Karangasem ini mengatakan, penutupan arena tajen dapat membuat macet roda perekonomian, khususnya para pedagang.

Menurut Oka Antara, tajen merupakan salah satu bentuk perputaran ekonomi di masyarakat. “Kalau secara pribadi, tajen itu kan perputaran uang di masyarakat. Roda perekonomian berputar di tajen,” ungkapnya.

“Coba tutup tajen satu bulan, pedagang di sekitar area itu pasti sepi dan ekonomi pasti nggak berputar. Cicilan jadi macet,” imbuh politisi berkepala plontos ini.

Berbeda dengan togel. Untuk togel, Oka Antara mengatakan, sepakat jika ditutup. Alasannya, uang yang berputara di arena togel mengerucut ke satu orang, berbeda dengan tajen.

Karena itu, dia mendukung keberadaan arena tajen. “Tapi, kalau dibawa ke peraturan judi, saya angkat tangan. Kan melanggar hukum,” ujarnya blak-blakan.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini ternyata dari dulu ingin tajen mendapatkan kebijakan khusus. Ia menilai, di dalam tajen, ada nilai kejujuran, budaya, dan ekonomi.

“Itu (tajen) kan warisan budaya kita, dimana ada tajen, disitu ada perekonomian. Coba tanya, ke pedagang di sekitar. Kalau tajen di tutup satu sampai dua bulan, dagangan pasti sepi,” ujarnya lagi.

Lalu apa langkah Oka Antara sebagai wakil rakyat dalam menanggapi hal ini? “Bali bagian dari Negara Indonesia, sulit untuk kita melegalkan tajen,

kecuali Bali bisa dapat otonomi daerah. Jadi, bisa ada kebijakan yang memungkinkan untuk itu (melegalkan tajen),” terangnya.

Tajen sendiri tidak masuk dalam bagian atraksi budaya. Dalam atraksi budaya, dijelaskan hanya mengatur sebatas taburah yang biasanya digelar dalam upacara.

“Kalau di luar dan menyangkut judi, itu beda. Tabuh rah di pura dan tajen di areal pura. Itu harus ada izin dan permakluman,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/