25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:22 AM WIB

Sentil JRX, Suteja: Anda Orang Baik, Kenapa Kata-kata Anda Tidak Baik?

DENPASAR – Terdakwa kasus ujaran kebencian front man Superman is Dead (SID) I Gede Aryastina alias JRX SID berlangsung dengan tensi tinggi di PN Denpasar kemarin.

Terutama saat saksi pelapor Ketua IDI Bali dr I Gede Putra Suteja memberi kesaksian di depan majelis hakim PN Denpasar yang diketuai Ida Ayu Nyoman Adnya Dewi.

Suasana makin panas saat terdakwa JRX SID diberi kesempatan bertanya. JRX langsung membuat pertanyaan menohok.

“Apakah bapak ada niat untuk memenjarakan saya?” tanya JRX. “Saya tidak ada maksud memenjarakan atau memidanakan, tapi mencari kebenaran atas tuduhan,” jelas Suteja.

JRX kemudian bertanya, kenapa tidak ada klarifikasi atau penjelasan sebelum melapor ke polisi. Terlebih, pada postingan-postingan sebelumnya, JRX sudah meminta penjelasan IDI.

Suteja mengatakan, IDI tidak memberi klarifikasi karena tengah sibuk dengan penanganan Covid-19. “Yang jelas, akibat postingan itu masyarakat tidak percaya dengan dokter karena ada kata konspirasi,” tukas Suteja. 

JRX yang tidak puas dengan jawaban Suteja. Suami Nora Alexandra itu meninggi. “Sebelumnya saya ada postingan IDI mengajak diskusi, tapi tidak digubris,” ujar JRX menggebu.

Suteja lagi-lagi tidak kalah katos (keras). “Kalimat-kalimat Anda itu yang menurunkan semangat kami. Coba kalau postingan Anda itu baik, sing kenken (tidak apa-apa),” ucap Suteja.

“Apakah bapak ingin memenjarakan saya dan memisahkan saya dengan istri saya? Saya baru menikah satu tahun. Itu istri saya,” kata JRX sambil menunjuk Nora yang ada di bangku pengunjung.

Suteja langsung menangkis pertanyaan JRX dengan jawaban tak kalah menohok. “Tidak ada niatan tyang memenjarakan Anda,

sing ada sing (tidak ada, tidak). Anda orang baik. Saya tahu Anda orang baik, tetapi kenapa kata-katanya menjadi tidak baik,” cetus Suteja.

JRX menyebut tidak ada maksud merusak apalagi membubarkan IDI. Ia hanya ingin mengajak berdiskusi dan meminta penjelasan.

Hanya saja karena latar belakangnya sebagai seniman membuat gaya bahasanya blak-blakan. Selain itu, kata JRX, dirinya dari dulu sering menjadi relawan kemanusiaan.

Salah satunya relawan bom Bali. Saat pandemi datang, JRX mengaku setiap hari menerima ratus laporan terutama ibu hamil yang mengadu dipersulit saat hendak melahirkan karena harus rapid test terlebih dulu.

Atas dasar itu JRX memosisikan diri sebagai korban. Setelah itu JRX tidak ada tanggapan lagi. Hakim mempersilakan Suteja keluar. “Semoga sehat selalu, dok,” seloroh JRX.

Saksi kedua adalah dr. I Made Sudarmaja, sekretaris IDI Bali. Sama seperti Suteja, Sudarmaja menyebut postingan JRX telah membuat heboh para dokter. Akhirnya semua sepakat melapor ke polisi.

Pengacara Sugeng Teguh Santoso sempat menyinggung dokter sebagai orang terdidik semestinya memberikan penjelasan, bukan main lapor polisi. Dokter perlu mem membuka ruang diskusi pada JRX dan publik. 

DENPASAR – Terdakwa kasus ujaran kebencian front man Superman is Dead (SID) I Gede Aryastina alias JRX SID berlangsung dengan tensi tinggi di PN Denpasar kemarin.

Terutama saat saksi pelapor Ketua IDI Bali dr I Gede Putra Suteja memberi kesaksian di depan majelis hakim PN Denpasar yang diketuai Ida Ayu Nyoman Adnya Dewi.

Suasana makin panas saat terdakwa JRX SID diberi kesempatan bertanya. JRX langsung membuat pertanyaan menohok.

“Apakah bapak ada niat untuk memenjarakan saya?” tanya JRX. “Saya tidak ada maksud memenjarakan atau memidanakan, tapi mencari kebenaran atas tuduhan,” jelas Suteja.

JRX kemudian bertanya, kenapa tidak ada klarifikasi atau penjelasan sebelum melapor ke polisi. Terlebih, pada postingan-postingan sebelumnya, JRX sudah meminta penjelasan IDI.

Suteja mengatakan, IDI tidak memberi klarifikasi karena tengah sibuk dengan penanganan Covid-19. “Yang jelas, akibat postingan itu masyarakat tidak percaya dengan dokter karena ada kata konspirasi,” tukas Suteja. 

JRX yang tidak puas dengan jawaban Suteja. Suami Nora Alexandra itu meninggi. “Sebelumnya saya ada postingan IDI mengajak diskusi, tapi tidak digubris,” ujar JRX menggebu.

Suteja lagi-lagi tidak kalah katos (keras). “Kalimat-kalimat Anda itu yang menurunkan semangat kami. Coba kalau postingan Anda itu baik, sing kenken (tidak apa-apa),” ucap Suteja.

“Apakah bapak ingin memenjarakan saya dan memisahkan saya dengan istri saya? Saya baru menikah satu tahun. Itu istri saya,” kata JRX sambil menunjuk Nora yang ada di bangku pengunjung.

Suteja langsung menangkis pertanyaan JRX dengan jawaban tak kalah menohok. “Tidak ada niatan tyang memenjarakan Anda,

sing ada sing (tidak ada, tidak). Anda orang baik. Saya tahu Anda orang baik, tetapi kenapa kata-katanya menjadi tidak baik,” cetus Suteja.

JRX menyebut tidak ada maksud merusak apalagi membubarkan IDI. Ia hanya ingin mengajak berdiskusi dan meminta penjelasan.

Hanya saja karena latar belakangnya sebagai seniman membuat gaya bahasanya blak-blakan. Selain itu, kata JRX, dirinya dari dulu sering menjadi relawan kemanusiaan.

Salah satunya relawan bom Bali. Saat pandemi datang, JRX mengaku setiap hari menerima ratus laporan terutama ibu hamil yang mengadu dipersulit saat hendak melahirkan karena harus rapid test terlebih dulu.

Atas dasar itu JRX memosisikan diri sebagai korban. Setelah itu JRX tidak ada tanggapan lagi. Hakim mempersilakan Suteja keluar. “Semoga sehat selalu, dok,” seloroh JRX.

Saksi kedua adalah dr. I Made Sudarmaja, sekretaris IDI Bali. Sama seperti Suteja, Sudarmaja menyebut postingan JRX telah membuat heboh para dokter. Akhirnya semua sepakat melapor ke polisi.

Pengacara Sugeng Teguh Santoso sempat menyinggung dokter sebagai orang terdidik semestinya memberikan penjelasan, bukan main lapor polisi. Dokter perlu mem membuka ruang diskusi pada JRX dan publik. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/