MANGUPURA – Sudah tak ada guna Putu Adi Permana Jaya, 33, menyesali perbuatannya membunuh adik kandungnya sendiri, Kadek Ari Permana Putra, 28.
Meski dia terus menangis menyesali perbuatannya, proses hukum terus berjalan. Kepastian itu diungkap
Kanitreskrim Polsek Kuta Utara AKP I Putu Ika Prabawa Kartika Utama.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Iptu Ika mengatakan, penyidik tengah memeriksa pelaku dan keterangan sejumlah saksi yang melihat langsung peristiwa itu.
“Pelaku mengakui perbuatannya. Dan, memang dia menyesali apa yang dia telah dilakukan. Walaupun demikian kami tetap proses secara hukum yang berlaku,” tutur Iptu Ika.
Penyidik juga memintai keterangan istri Putu Adi Permana Jaya bernama Kadek Suka Dwi Handayani, 27. Istri pelaku mengatakan, insiden terjadi usai sang suami pulang dari menjemput anaknya.
Tiba-tiba sang ipar (korban, red) mengajak kakaknya (pelaku) ke kamarnya karena ada teman korban. Tapi, suaminya tak gubris.
Karena itu sang adik kembali memanggil sang kakak dan akhirnya pelaku datang ke kamar. Saat itu saksi tidak mengetahui apakah korban dan pelaku bersama temannya minum atau tidak.
Istri pelaku juga tidak tahu apa yang dilakukan di lantai dua. Yang jelas, dia kemudian mendengar ribut-ribut.
Pasca kejadian, sang suami masuk kamar dan mengambil pisau lipat yang diletakkan di sebuah tempat. Handayani sempat melarang jangan mengambil pisau lebih baik tidur saja.
Dwi Handayani sebut tidak melihat kejadian pada saat ipar ditusuk karena saat itu masih di dalam kamar.
Jarak dari kamar sampai ke lokasi korban ditusuk kurang lebih 5 meter. “Saksi baru keluar saat korban sudah lemas di pelukan ibunya.
Saat itu saksi juga tidak melihat ada darah karena situasi rumah gelap. Setelah lampu dihidupkan saksi baru melihat banyak darah.
Sedangkan teman korban bernama Dandi Putra sudah terlihat sedang mengambil air minum,” beber Iptu Ika.
Saksi tidak mengetahui permasalahan korban dan pelaku serta tidak mengetahui dimana tusukan pisau yang menancap pada tubuh korban.
Namun, setelah saksi menyusul ke rumah sakit saksi baru mengetahui luka tusuk pada dada kiri korban.
Dwi Handayani mengatakan yang mengantar korban ke rumah sakit adalah kedua mertua sedangkan teman dari iparnya bernama Dandi tidak diketahui keberadaannya.
“Usai menusuk, pelaku masuk ke kamar, lalu membanting pisau di lantai dan menangis. Tak lama kemudian, dia diamankan polisi,” bebernya.
Motifnya? Iptu Ika mengatakan, berdasar pemeriksaan, pelaku tak mau teman korban bernama Dandi menginap di rumahnya.