25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:32 AM WIB

Dianiaya Kerabat Sendiri, Sengod Bingung Biaya Pengobatan Rp 150 Juta

AMLAPURA – Kondisi Nyoman Sengod, 43, warga Dusun Bau Kawan, Desa Nawakerti, Abang, Karangasem sangat memprihatinkan.

Sengod menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kerabatnya sendiri, I Wayan Giri, 47. Akibat dianiaya Giri, Sengod tak juga menjalani tindakan operasi karena ketiadaan biaya.

Sebagai catatan, biaya operasi pria yang kesehariannya sebagai pencari kelapa di RSUP Sanglah kurang lebih sebesar Rp 150 juta.

Salah seorang kerabat Sengod, Ketut Sari saat dihubungi kemarin mengungkapkan, keluarga Sengod termasuk keluarga kurang mampu.

Bekerja sebagai pencari kelapa, tidak banyak penghasilan yang didapat Sengod. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan makan masih sangat pas-pasan.

Sementara istrinya yang kondisinya fisiknya mengalami kecacatan, tidak bisa membantu suaminya untuk mencari nafkah. “Kondisi keuangannya memprihatinkan,” katanya.

Berdasar informasi, peristiwa penganiayaan yang dilakukan I Wayan Giri terhadap Sengod terjadi di jalan Dusun Bau Kawan, Sabtu (13/7) lalu sekitar pukul 17.00 lalu.

Akibat dianiaya Giri, Sengod mengalami tiga luka robek pada bagian kepala, dan patah tulang kaki kiri. Selain itu keluar darah dari mata, telinga, hidung, dan mulut.

Oleh warga, korban awalnya dibawa ke RSUD Karangasem. Namun, pihak RSUD Karangasem akhirnya merujuk ke RS Bali Mandara.

Bersama kerabat, korban akhirnya dibawa ke RS Bali Mandara. Dengan harapan pembiayaan ditanggung JKN-KIS.

Namun sesampainya di sana, JKN-KIS tidak berlaku bagi pasien korban penganiayaan berat. Sehingga pihak keluarga akhirnya memutar otak untuk pembiayaan selama perawatan di sana.

“Sejumlah kerabat akhirnya mengumpulkan uang dengan menyumbang selama ada di RS Bali Mandara,” ujarnya.

Pada Minggu (14/7), korban dirujuk ke RS Sanglah. Tiba di RS Sanglah, korban dinyatakan harus menjalani operasi dengan biaya mencapai Rp 150 juta.

Pihak keluarga hanya bisa pasrah melihat kondisi ekonomi yang sebar kekurangan. “Intinya tidak ada biaya. Mau pakai KIS atau BPJS tidak bisa.

Terus mau bagaimana lagi. Sebenarnya memang harus operasi. Tapi lagi-lagi memang tidak ada biaya,” terangnya.

Saat ini korban dirawat di RSUD Karangasem meski seharusnya korban menjalani tindakan operasi di RS Sanglah.

Pihak keluarga saat ini masih terus berusaha mencarikan bantuan biaya agar Sengod bisa menjalani tindakan operasi sehingga bisa pulih kembali. 

AMLAPURA – Kondisi Nyoman Sengod, 43, warga Dusun Bau Kawan, Desa Nawakerti, Abang, Karangasem sangat memprihatinkan.

Sengod menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kerabatnya sendiri, I Wayan Giri, 47. Akibat dianiaya Giri, Sengod tak juga menjalani tindakan operasi karena ketiadaan biaya.

Sebagai catatan, biaya operasi pria yang kesehariannya sebagai pencari kelapa di RSUP Sanglah kurang lebih sebesar Rp 150 juta.

Salah seorang kerabat Sengod, Ketut Sari saat dihubungi kemarin mengungkapkan, keluarga Sengod termasuk keluarga kurang mampu.

Bekerja sebagai pencari kelapa, tidak banyak penghasilan yang didapat Sengod. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan makan masih sangat pas-pasan.

Sementara istrinya yang kondisinya fisiknya mengalami kecacatan, tidak bisa membantu suaminya untuk mencari nafkah. “Kondisi keuangannya memprihatinkan,” katanya.

Berdasar informasi, peristiwa penganiayaan yang dilakukan I Wayan Giri terhadap Sengod terjadi di jalan Dusun Bau Kawan, Sabtu (13/7) lalu sekitar pukul 17.00 lalu.

Akibat dianiaya Giri, Sengod mengalami tiga luka robek pada bagian kepala, dan patah tulang kaki kiri. Selain itu keluar darah dari mata, telinga, hidung, dan mulut.

Oleh warga, korban awalnya dibawa ke RSUD Karangasem. Namun, pihak RSUD Karangasem akhirnya merujuk ke RS Bali Mandara.

Bersama kerabat, korban akhirnya dibawa ke RS Bali Mandara. Dengan harapan pembiayaan ditanggung JKN-KIS.

Namun sesampainya di sana, JKN-KIS tidak berlaku bagi pasien korban penganiayaan berat. Sehingga pihak keluarga akhirnya memutar otak untuk pembiayaan selama perawatan di sana.

“Sejumlah kerabat akhirnya mengumpulkan uang dengan menyumbang selama ada di RS Bali Mandara,” ujarnya.

Pada Minggu (14/7), korban dirujuk ke RS Sanglah. Tiba di RS Sanglah, korban dinyatakan harus menjalani operasi dengan biaya mencapai Rp 150 juta.

Pihak keluarga hanya bisa pasrah melihat kondisi ekonomi yang sebar kekurangan. “Intinya tidak ada biaya. Mau pakai KIS atau BPJS tidak bisa.

Terus mau bagaimana lagi. Sebenarnya memang harus operasi. Tapi lagi-lagi memang tidak ada biaya,” terangnya.

Saat ini korban dirawat di RSUD Karangasem meski seharusnya korban menjalani tindakan operasi di RS Sanglah.

Pihak keluarga saat ini masih terus berusaha mencarikan bantuan biaya agar Sengod bisa menjalani tindakan operasi sehingga bisa pulih kembali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/