28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:16 AM WIB

Dibully Teman Sekelas Hingga Babak Belur, Polresta Pilih Jalur Mediasi

DENPASAR – Polresta Denpasar sementara melakukan pendalaman terkait aksi penganiayaan yang dilakukan bocah berinisial ECH, 9, terhadap teman sekelas berinisial YW, 9.

Polresta sudah mendalami keterangan YW, pun visum sudah diterima oleh penyidik PPA Polresta. Intinya, penyidik bakal memediasi secara kekeluargaan kasus ini.

Dari hasil pemeriksaan sementara, peristiwa ini dilatarbelakangi masalah sepele yakni saling ejek di dalam ruangan kelas IV salah satu SD di kawasan Sidakarya, Rabu (12/2) sekitar pukul 14.00 Wita.

Tak terima kondisi anak yang babak belur di hajar teman kelas, orang tua YW, melaporkan peristiwa ini ke Mapolresta Denpasar, Sabtu (15/2).

“Kami sudah berikan surat panggilan kepada terlapor dan orang tua. Nantinya kita mediasi di kantor. Mediasi secara kekeluargaan karena keduanya masih anak dibawah umur,” beber penyidik PPA Polresta Denpasar.

Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Andi Yaqin menyarankan wartawan agar konfirmasi ke Unit PPA. Ketika dihubungi Kanit PPA Polresta Denpasar AKP Josina Lambiombir enggan berspekulasi.

“Sabar ya, saya cek dulu ya perkembangan kasus ini,” timpalnya. Seperti diberitakan, ayah korban bernama Rus WS, 39, mengatakan dia mengetahui kejadian ini ketika bangun pagi.

Ayahnya tidak tahu bahwa anaknya dianiaya teman kelas lantaran pulang dari kerja sudah larut malam dan ia langsung ketiduran.

Saat bangun pagi, ketika anaknya hendak pamit ternyata wajah dan kepala YW benjol, juga lebam. Melihat ada kejanggalan pada tubuh sang anak, Rus lantas bertanya.

Dijawab oleh YW bahwa ia dianiaya oleh teman berinisial ECH yang selama ini ditakut-takuti oleh sejumlah teman yang sama-sama duduk di bangku kelas IV.

Bocah berinisial ECH ini katanya nakal dan setiap kali berbuat tindakan kriminal tidak ada satupun guru yang menegur dan memberi peringatan.

Guru-guru hanya bisa melerai. Pun saat kejadian berlangsung, tak satupun guru mengetahui, sehingga terlapor dengan gampang melakukan penganiayaan terhadap kawan kelasnnya sendiri.

Menurut keterangan sang bocah (korban), kejadian berlangsung saat jam istrirahat. Mereka awalnya bercanda dengan saling ejek, satu dan yang lain.

ECH ini tiba-tiba tersinggung lalu melakukan aksi penganiayaan secara membabi buta terhadap YW.

Mulanya YW didorong lalu di pukul dengan tangan mengepal pada kepala belakang. Lalu kepala YW dibenturkan ke tangga setelah di banting. 

DENPASAR – Polresta Denpasar sementara melakukan pendalaman terkait aksi penganiayaan yang dilakukan bocah berinisial ECH, 9, terhadap teman sekelas berinisial YW, 9.

Polresta sudah mendalami keterangan YW, pun visum sudah diterima oleh penyidik PPA Polresta. Intinya, penyidik bakal memediasi secara kekeluargaan kasus ini.

Dari hasil pemeriksaan sementara, peristiwa ini dilatarbelakangi masalah sepele yakni saling ejek di dalam ruangan kelas IV salah satu SD di kawasan Sidakarya, Rabu (12/2) sekitar pukul 14.00 Wita.

Tak terima kondisi anak yang babak belur di hajar teman kelas, orang tua YW, melaporkan peristiwa ini ke Mapolresta Denpasar, Sabtu (15/2).

“Kami sudah berikan surat panggilan kepada terlapor dan orang tua. Nantinya kita mediasi di kantor. Mediasi secara kekeluargaan karena keduanya masih anak dibawah umur,” beber penyidik PPA Polresta Denpasar.

Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Andi Yaqin menyarankan wartawan agar konfirmasi ke Unit PPA. Ketika dihubungi Kanit PPA Polresta Denpasar AKP Josina Lambiombir enggan berspekulasi.

“Sabar ya, saya cek dulu ya perkembangan kasus ini,” timpalnya. Seperti diberitakan, ayah korban bernama Rus WS, 39, mengatakan dia mengetahui kejadian ini ketika bangun pagi.

Ayahnya tidak tahu bahwa anaknya dianiaya teman kelas lantaran pulang dari kerja sudah larut malam dan ia langsung ketiduran.

Saat bangun pagi, ketika anaknya hendak pamit ternyata wajah dan kepala YW benjol, juga lebam. Melihat ada kejanggalan pada tubuh sang anak, Rus lantas bertanya.

Dijawab oleh YW bahwa ia dianiaya oleh teman berinisial ECH yang selama ini ditakut-takuti oleh sejumlah teman yang sama-sama duduk di bangku kelas IV.

Bocah berinisial ECH ini katanya nakal dan setiap kali berbuat tindakan kriminal tidak ada satupun guru yang menegur dan memberi peringatan.

Guru-guru hanya bisa melerai. Pun saat kejadian berlangsung, tak satupun guru mengetahui, sehingga terlapor dengan gampang melakukan penganiayaan terhadap kawan kelasnnya sendiri.

Menurut keterangan sang bocah (korban), kejadian berlangsung saat jam istrirahat. Mereka awalnya bercanda dengan saling ejek, satu dan yang lain.

ECH ini tiba-tiba tersinggung lalu melakukan aksi penganiayaan secara membabi buta terhadap YW.

Mulanya YW didorong lalu di pukul dengan tangan mengepal pada kepala belakang. Lalu kepala YW dibenturkan ke tangga setelah di banting. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/