SINGARAJA – Bule Denmark Lars Cristensen, 52, terduga pelaku perusakan pelinggih di rumah Ni Luh Sukerasih di Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk, akhirnya buka suara.
Ditemani istrinya bernama Retno, Lars Cristensen mengaku tidak ada niat untuk melakukan pengerusakan pelingggih. Apalagi sampai melecehkan agama.
Menurutnya, awalnya kondisi pelinggih pura tersebut dalam kondisi rusak. Oleh Lars, pelinggih itu dilihat rusak di bagian atasnya.
“Setelah itu kami berencana melakukan perbaikan pada pelinggih pura. Jauh sebelum sudah saya pesankan pelinggih pura yang baru seminggu lalu.
Hanya saja belum datang dan tukang yang garap belum ada,” tutur Retno yang menerjemahkan perkataan suaminya melalui bahasa Indonesia.
Menurut Retno, lokasi kejadian pengerusakan pura adalah lahan sengketa antara suaminya dengan Ni Luh Sukerasih, 44, mantan istrinya warga Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk.
“Ini biasalah masalah gono gini kalau sudah pisah dalam keluarga dan kasus sudah berada di pengadilan. Karena Ni Luh Sukerasih sempat menjadi istri kedua suami,” ujarnya.
Diakui Retno, dengan kejadian ini Lars Cristensen sudah dimintai keterangan di Polres Buleleng. Saat ini pelinggih pura tersebut sudah dilakukan proses perbaikan oleh suaminya dengan mengganti pelinggih pura yang baru.
Lars Cristensen sendiri berjanji melakukan prosesi upacara sebagai mana warga Hindu di Bali. Itu dilakukan setelah sengketa rumah tersebut tuntas dengan Ni Luh Sukerasih.
“Atas kejadian ini saya dan suami meminta maaf sebesar-besar,” tandas Retno menerjemahkan pernyataan suaminya.