DENPASAR-Aksi unjuk rasa yang digelar puluhan aktivis dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali di depan kantor Konsulat Amerika, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Rabu (19/12) pukul 09.30 berlangsung ricuh.
Aksi demonstrasi yang digelar untuk memperingati Hari Trikora, itu mendapat penghadangan dari organisasi masyarakat (ormas).
Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, ketegangan saat unjuk rasa puluhan mahasiswa Papua terjadi saat dua kelompok sama-sama berada di depan kantor Konsulat Amerika.
Meski awalnya sempat berjalan lancar dan normal, munculnya ketegangan berawal saat puluhan mahasiswa Papua menggelar long marc dari area parkir timur Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi, Renon menuju kantor konsulat.
Sesampai di depan konsulat, sejumlah kelompok tandingan dari ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali juga menggelar aksi.
Para ormas PGN itu kemudian mengibarkan bendera merah putih.
Tak hanya mengibarkan bendera, memanasnya suasana aksi terjadi saat kedua belah pihak berbalas orasi.
Hampir setengah jam, kedua kelompok berbalas orasi.
Hingga puncaknya, beberapa orang dari kelompok ormas PGN Bali melakukan penyerangan.
Beruntung sat suasana makin memanas, petugas kepolisian dari Polsek Denpasar Timur yang sudah berjaga dari sejak pagi langsung menghalau dua kelompok.
Bahkan satu unit mobil water cannon juga telah disiapkan untuk mengantisipasi ketika terjadi bentrokan massa.
“Saya kasih waktu kalian 15 menit (untuk kedua kubu). Setelah itu silahkan bubar,” pinta Kapolsek Denpasar Timur, AKP I Nyoman Karang Adiputra dengan nada lantang.
Bahkan, meski diminta bubar oleh polisi, kedua kelompok masih tetap bertahan di lokasi. Keduanya juga masih terlihat saling berbalas orasi.