GIANYAR – Gusti Nyoman Komang, 80, warga Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, ditemukan tewas di Tukad Bubung, Banjar Tatiapi Kaja, Desa Pejeng Kawan, Minggu (20/3) pukul 06.00. Korban sempat hilang dua hari dan diduga terpeleset.
Informasi yang dihimpun, korban hilang dari rumah sejak Jumat (18/3) pukul 17.30. Keluarga sempat mencari, namun tidak ditemukan. Akhirnya, pencarian dilanjutkan pada Sabtu (19/3) dengan memukul kentongan Banjar. Korban dicari oleh warga beramai-ramai.
Pencarian membuahkan hasil pada Minggu pukul 06.00. Korban ditemukan di Tukad Bubung. Namun saat ditemukan, kondisi nenek sudah tidak bernyawa. Warga yang menerima informasi langsung mendatangi lokasi kejadian.
Mengingat medan yang cukup sulit, evakuasi berlangsung dramatis. Jasad nenek dibungkus, kemudian diikat pada kayu. Selanjutnya, warga bersama-sama mengangkat dan membawa korban keluar sungai dengan medan berbatu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, membenarkan temuan jasad tersebut. “Orang hilang dua hari sudah ditemukan jadi mayat. Jenis kelamin perempuan,” ujar Suamba.
Untuk evakuasi, kata Suamba dilakukan oleh warga setempat. “Sudah dievakuasi oleh warga. Berlangsung aman dan lancar,” imbuhnya.
Sementara itu, kematian korban juga mendapat perhatian dari kepolisian Polsek Tampaksiring. Minggu pukul 08.30, Kanit Reskrim, Ipda Anak Agung Putu Anom bersama anggota reskrim dan piket fungsi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hasilnya, saat jasad ditemukan, korban dalam keadaan terlentang miring dengan posisi kepala menghadap ke selatan. Sebagaian tubuh terendam air menutupi kepala.
Pakaian yang dikenakan, baju kaos warna hitam motif bunga merah dan bawahan kamen batik.
Ketika ditemukan, korban terdapat luka pada kulit tangan kanan mengelupas, kaki kiri patah.
Kapolsek Tampaksiring, AKP Ni Luh Suardini menambahkan, korban diperkirakan jatuh terpeleset ke dalam jurang Tukad Bubung tanpa ada yang mengetahui. “Dari pihak korban menerima dengan ikhlas kematian korban serta menolak untuk dilakukan otopsi maupun proses secara hukum,” jelasnya.
Ditambahkan, menurut keterangan keluarga, bahwa korban sudah linglung. “Dan sering bepergian tanpa izin, tidak terarah,” pungkasnya.