26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 5:43 AM WIB

Dipicu Bara Api Sampah, Pura Dang Kahyangan Manik Api Ludes Terbakar

SEMARAPURA – Sejumlah pelinggih Pura Dang Kahyangan Manik Api, Desa Adat Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod terbakar kemarin siang.

Kebakaran tersebut terjadi akibat bara api pembakaran sampah di selatan pura terbang dan jatuh di atas atap Pelinggih Pejenengan yang terbuat dari ijuk.

Dalam hitungan menit, api merembet ke pelinggih yang lain sehingga total pelinggih terbakar di pura itu sebanyak lima pelinggih dan sebuah bale pesanegan.

Salah seorang pengempon Pura Dang Kahyangan Manik Api, I Dewa Gede Alit Saputra saat ditemui disela-sela pemadaman api menuturkan peristiwa kebakaran itu bermula

saat buruh yang dipanggilnya, Suparman, 49 alamat Semarapura Klod membersihkan lahan kosong yang ada di sisi selatan pura agar bisa dibangun sebuah dapur untuk keperluan pura.

Dalam kegiatan bersih-bersih yang dilakukan seorang diri itu, Suparman berinisiatif membakar sampah yang berupa rumput liar kering agar mempercepat kerjanya.

“Karena hembusan angin dan panas matahari yang cukup terik, bara api terbang ke pura dan mengenai sejumlah pelinggih. Suparman langsung panik dan teriak-teriak sehingga didengar warga,” katanya.

Bara api awalnya membakar atap Pelinggih Pejenengan yang terbuat dari ijuk. Kemudian api merembet ke atap Pelinggih Meru Tumpang Tiga yang juga beratapkan ijuk.

Dalam hitungan menit, api terus merembet ke pelinggih lainnya yang beratapkan ijuk seperti Pelinggih Limas Cari, Limas Catu, Pengaruman, dan Bale Pesanekan.

“Warga yang melihat langsung panik. Bersama warga sekitar, kami berusaha memadamkan api secara manual

sembari menunggu tim pemadam. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 600 juta. Pura ini terakhir dipugar tahun 2012,” terangnya.

Melihat kemampuan 45 KK pengempon pura yang rata-rata bukan orang berada, pihaknya berharap ada bantuan pemerintah untuk pembangunan pura ini nantinya.

“Nanti tentunya kami akan menggelar upacara Guru Piduka berkaitan dengan musibah ini,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Klungkung, Made Kasta meminta BPBD Klungkung untuk melakukan pendataan dan melaporkan

peristiwa itu ke Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta agar nantinya bisa ditindaklanjuti sehingga bisa mendapat bantuan.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Klungkung pada utamanya agar tidak melakukan kegiatan membakar sampah.

Sebab sampai saat ini panas terik matahari di wilayah Klungkung masih terasa menyengat. Begitu juga angin cukup kencang sehingga sangat rawan jika melakukan kegiatan membakar sampah.

“Saya himbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah,” tegasnya. Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung I Putu Suarta menambahkan ada tiga unit mobil Damkar dan satu mobil tangki yang dikerahkan untuk melakukan pemadaman.

Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 12.15. “Kami cukup kesulitan untuk memadamkan api karena yang terbakar adalah atap ijuk, di mana api cepat merembet dan sulit untuk dipadamkan,” ungkapnya. 

SEMARAPURA – Sejumlah pelinggih Pura Dang Kahyangan Manik Api, Desa Adat Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod terbakar kemarin siang.

Kebakaran tersebut terjadi akibat bara api pembakaran sampah di selatan pura terbang dan jatuh di atas atap Pelinggih Pejenengan yang terbuat dari ijuk.

Dalam hitungan menit, api merembet ke pelinggih yang lain sehingga total pelinggih terbakar di pura itu sebanyak lima pelinggih dan sebuah bale pesanegan.

Salah seorang pengempon Pura Dang Kahyangan Manik Api, I Dewa Gede Alit Saputra saat ditemui disela-sela pemadaman api menuturkan peristiwa kebakaran itu bermula

saat buruh yang dipanggilnya, Suparman, 49 alamat Semarapura Klod membersihkan lahan kosong yang ada di sisi selatan pura agar bisa dibangun sebuah dapur untuk keperluan pura.

Dalam kegiatan bersih-bersih yang dilakukan seorang diri itu, Suparman berinisiatif membakar sampah yang berupa rumput liar kering agar mempercepat kerjanya.

“Karena hembusan angin dan panas matahari yang cukup terik, bara api terbang ke pura dan mengenai sejumlah pelinggih. Suparman langsung panik dan teriak-teriak sehingga didengar warga,” katanya.

Bara api awalnya membakar atap Pelinggih Pejenengan yang terbuat dari ijuk. Kemudian api merembet ke atap Pelinggih Meru Tumpang Tiga yang juga beratapkan ijuk.

Dalam hitungan menit, api terus merembet ke pelinggih lainnya yang beratapkan ijuk seperti Pelinggih Limas Cari, Limas Catu, Pengaruman, dan Bale Pesanekan.

“Warga yang melihat langsung panik. Bersama warga sekitar, kami berusaha memadamkan api secara manual

sembari menunggu tim pemadam. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 600 juta. Pura ini terakhir dipugar tahun 2012,” terangnya.

Melihat kemampuan 45 KK pengempon pura yang rata-rata bukan orang berada, pihaknya berharap ada bantuan pemerintah untuk pembangunan pura ini nantinya.

“Nanti tentunya kami akan menggelar upacara Guru Piduka berkaitan dengan musibah ini,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Klungkung, Made Kasta meminta BPBD Klungkung untuk melakukan pendataan dan melaporkan

peristiwa itu ke Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta agar nantinya bisa ditindaklanjuti sehingga bisa mendapat bantuan.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Klungkung pada utamanya agar tidak melakukan kegiatan membakar sampah.

Sebab sampai saat ini panas terik matahari di wilayah Klungkung masih terasa menyengat. Begitu juga angin cukup kencang sehingga sangat rawan jika melakukan kegiatan membakar sampah.

“Saya himbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah,” tegasnya. Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung I Putu Suarta menambahkan ada tiga unit mobil Damkar dan satu mobil tangki yang dikerahkan untuk melakukan pemadaman.

Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 12.15. “Kami cukup kesulitan untuk memadamkan api karena yang terbakar adalah atap ijuk, di mana api cepat merembet dan sulit untuk dipadamkan,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/