26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:50 AM WIB

Money Changer Dirampok, Pemilik Warung Sempat Lihat Cahaya dan Mobil

DENPASAR-Pascaaksi perampokan sadis di money changer milik PT Bali Top Jalan Nakula Barat, Legian, Jumat (21/12) sekitar pukul 01.00 dini hari lalu, polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek Kuta) dan Kepolisian Resort Kota (Polresta Denpasar) masih terus melakukan penyelidikan.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, polisi masih tengah focus melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi.

Seperti diungkap salah satu sumber yang ada di lingkungan Polresta Denpasar, pascaperampokan yang mengakibatkan seorang security luka parah dan brankas uang senilai Rp 1 miliar lebih raib itu, polisi saat ini tengah mendalami dan mempelajari dari sejumlah keterangan, yang disampaikan oleh saksi korban I Putu Juliarta dan saksi lain Siti Julaeha (pedagang di sekitar TKP).

Menurut sumber, ada yang menarik dari keterangan saksi Julaeha. Pasalnya, sebelum mendengar teriakan dari saksi Juliarta, perempuan ini mengaku sekitar pukul 02.30 sempat melihat adanya lampu senter handphone di semak-semak dekat TKP.

Julaeha mengaku bahwa dirinya sempat melihat cahaya yang bersumber dari  senter HP di semak-semak.

Bahkan, penasaran dengan yang dilihat, Julaeha juga mengaku sempat berupaya mendekat melalui jalan besar.

“Saat mendekat ke jalan besar saksi melihat adanya mobil namun nomor platnya tidak tahu sebab mobil tersebut melaju dengan kencang ke arah selatan,”terang sumber menyampaikan keterangan saksi.

Karena mobil melaju kencang, saksi Julaeha kemudian kembali ke warung.

Baru setelah sekitar satu jam balik ke warung, saksi Julaeh sekitar pukul 03.30 didatangi oleh saksi Juliarta yang saat itu masih dalam  keadaan tangan terikat menggunakan lakban bening, dan dimintai tolong untuk menghubungi polisi karena kantornya dirampok.

 

“Setelah melihat kondisi korban Juliarta terikat dan mendengar cerita Juliarta bahwa kantornya dirampok, saksi kemudian menghubungi Polsek Kuta,”terang sumber.

 

Selanjutnya, atas informasi saksi, polisi langsung  melakukan olah TKP dan mengecek hasil rekaman CCTV di TKP.

 

“Dugaan sementara pelakunya berjumlah tiga orang dengan mempergunakan penutup wajah (sebo).

Dari kesimpulan sementara, para pelaku masuk dengan cara memanjat ke lantai dua menggunakan kayu.

Kemudian turun ke lantai satu melumpuhkan satpam dan mengambil brankas yang ada di dalam ruangan,” tukas sumber ini.

DENPASAR-Pascaaksi perampokan sadis di money changer milik PT Bali Top Jalan Nakula Barat, Legian, Jumat (21/12) sekitar pukul 01.00 dini hari lalu, polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek Kuta) dan Kepolisian Resort Kota (Polresta Denpasar) masih terus melakukan penyelidikan.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, polisi masih tengah focus melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi.

Seperti diungkap salah satu sumber yang ada di lingkungan Polresta Denpasar, pascaperampokan yang mengakibatkan seorang security luka parah dan brankas uang senilai Rp 1 miliar lebih raib itu, polisi saat ini tengah mendalami dan mempelajari dari sejumlah keterangan, yang disampaikan oleh saksi korban I Putu Juliarta dan saksi lain Siti Julaeha (pedagang di sekitar TKP).

Menurut sumber, ada yang menarik dari keterangan saksi Julaeha. Pasalnya, sebelum mendengar teriakan dari saksi Juliarta, perempuan ini mengaku sekitar pukul 02.30 sempat melihat adanya lampu senter handphone di semak-semak dekat TKP.

Julaeha mengaku bahwa dirinya sempat melihat cahaya yang bersumber dari  senter HP di semak-semak.

Bahkan, penasaran dengan yang dilihat, Julaeha juga mengaku sempat berupaya mendekat melalui jalan besar.

“Saat mendekat ke jalan besar saksi melihat adanya mobil namun nomor platnya tidak tahu sebab mobil tersebut melaju dengan kencang ke arah selatan,”terang sumber menyampaikan keterangan saksi.

Karena mobil melaju kencang, saksi Julaeha kemudian kembali ke warung.

Baru setelah sekitar satu jam balik ke warung, saksi Julaeh sekitar pukul 03.30 didatangi oleh saksi Juliarta yang saat itu masih dalam  keadaan tangan terikat menggunakan lakban bening, dan dimintai tolong untuk menghubungi polisi karena kantornya dirampok.

 

“Setelah melihat kondisi korban Juliarta terikat dan mendengar cerita Juliarta bahwa kantornya dirampok, saksi kemudian menghubungi Polsek Kuta,”terang sumber.

 

Selanjutnya, atas informasi saksi, polisi langsung  melakukan olah TKP dan mengecek hasil rekaman CCTV di TKP.

 

“Dugaan sementara pelakunya berjumlah tiga orang dengan mempergunakan penutup wajah (sebo).

Dari kesimpulan sementara, para pelaku masuk dengan cara memanjat ke lantai dua menggunakan kayu.

Kemudian turun ke lantai satu melumpuhkan satpam dan mengambil brankas yang ada di dalam ruangan,” tukas sumber ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/