25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:45 AM WIB

Ikut Bantu Cari KRI Nanggala 402, Ini Kehebatan Pesawat P-8 Poseidon

DENPASAR – Sejumlah negara sahabat ikut turun tangan membantu pemerintah Indonesia mencari keberadaan KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali Utara sejak Rabu (21/4) lalu.

Singapura mengirim kapal penyelamat kapal selam MV Swift, sementara Malaysia mengirim MV Megawati.

Pemerintah Australia bahkan mengirim dua kapal mereka yakni HMAS Ballarat dan HMAS Sirius. India ikut turun tangan dengan menerjunkan kapal penyelamat kapal selam.

Yang terbaru, pemerintah Amerika Serikat ikut membantu menerjunkan pesawat mata-mata P81 Poseidon.

Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, pemeritah Indonesia menerima semua bantuan dari negara sahabat dengan tangan terbuka.

“Clearence izin operasi dipercepat, karena waktu pencarian KRI Nanggala 402 sudah sangat mepet,” ujar Mayjen Achmad Riad.

Dari seluruh kapal asing yang ikut membantu melakukan pencarian adalah keberadaan pesawat mata-mata P-8 Poseidon.

Pesawat mata-mata P-8 Poseidon merupakan pesawat anti-kapal selam paling baru dan canggih saat ini. Di US Navy, pesawat ini menggantikan pesawat P-3 Orion yang digunakan sejak 1950-an.

Menurut Mayjen Achamd Raid, pesawat P-8 Poseidon tiba di Bandara Ngurah Rai, Jumat (23/4) malam kemarin.

“Tim dari P-8 Poseidon nanti akan ikut membantu melakukan pencarian,” kata jenderal TNI bintang dua ini dikutip dari kanal Youtube Puspen TNI.

Pesawat militer ini dikembangkan untuk beberapa tujuan. Seperti melakukan pemantauan dan penyerangan kapal selam maupun armada laut asing di permukaan.

P-8 Poseidon juga efektif melakuka pemantauan, pengawasan, dan pengintaian untuk beragam tujuan.

Dibanding P-3 Orion, P-8 Poseidon mampu membawa muatan lebih banyak, terbang di ketinggian lebih tinggi dan mampu menjangkau area lebih luas.

P-8 Poseidon dilengkapi perangkat canggih seperti High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile.

P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam.

Pesawat yang sempat beroperasi di perairan Cina Selatan ini juga dilengkapi Magnetic Anomali Radar (MAD), perangkat yang berfungsi mendeteksi benda logam besar di kedalaman lautan, misalnya kapal selam.

Perangkat ini sebenarnya sudah dimiliki P-3 Orion. Hanya saja ikut ditambahkan untuk mendukung kecanggihan pesawat mata-mata ini.

DENPASAR – Sejumlah negara sahabat ikut turun tangan membantu pemerintah Indonesia mencari keberadaan KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali Utara sejak Rabu (21/4) lalu.

Singapura mengirim kapal penyelamat kapal selam MV Swift, sementara Malaysia mengirim MV Megawati.

Pemerintah Australia bahkan mengirim dua kapal mereka yakni HMAS Ballarat dan HMAS Sirius. India ikut turun tangan dengan menerjunkan kapal penyelamat kapal selam.

Yang terbaru, pemerintah Amerika Serikat ikut membantu menerjunkan pesawat mata-mata P81 Poseidon.

Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, pemeritah Indonesia menerima semua bantuan dari negara sahabat dengan tangan terbuka.

“Clearence izin operasi dipercepat, karena waktu pencarian KRI Nanggala 402 sudah sangat mepet,” ujar Mayjen Achmad Riad.

Dari seluruh kapal asing yang ikut membantu melakukan pencarian adalah keberadaan pesawat mata-mata P-8 Poseidon.

Pesawat mata-mata P-8 Poseidon merupakan pesawat anti-kapal selam paling baru dan canggih saat ini. Di US Navy, pesawat ini menggantikan pesawat P-3 Orion yang digunakan sejak 1950-an.

Menurut Mayjen Achamd Raid, pesawat P-8 Poseidon tiba di Bandara Ngurah Rai, Jumat (23/4) malam kemarin.

“Tim dari P-8 Poseidon nanti akan ikut membantu melakukan pencarian,” kata jenderal TNI bintang dua ini dikutip dari kanal Youtube Puspen TNI.

Pesawat militer ini dikembangkan untuk beberapa tujuan. Seperti melakukan pemantauan dan penyerangan kapal selam maupun armada laut asing di permukaan.

P-8 Poseidon juga efektif melakuka pemantauan, pengawasan, dan pengintaian untuk beragam tujuan.

Dibanding P-3 Orion, P-8 Poseidon mampu membawa muatan lebih banyak, terbang di ketinggian lebih tinggi dan mampu menjangkau area lebih luas.

P-8 Poseidon dilengkapi perangkat canggih seperti High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile.

P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam.

Pesawat yang sempat beroperasi di perairan Cina Selatan ini juga dilengkapi Magnetic Anomali Radar (MAD), perangkat yang berfungsi mendeteksi benda logam besar di kedalaman lautan, misalnya kapal selam.

Perangkat ini sebenarnya sudah dimiliki P-3 Orion. Hanya saja ikut ditambahkan untuk mendukung kecanggihan pesawat mata-mata ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/