27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:24 AM WIB

Rizki Adam Kabur dari Bali, HRD Ko Frangklyn Ngaku Tidak Tahu Menahu

 

Rizki Adam saat ini menjadi buruan polisi. Bos dari empat perusahaan investasi bodong Goldkoin di Bali ini diduga sudah kabur dari Bali. Sejauh ini, lelaki asal Padang, Sumatra Barat ini tak diketahui keberadaanya di Bali. Bahkan kepada penyidik Polresta Denpasar, pihak manajemen melalui Ko Frangklyn yang juga Human Resources Development (HRD) dari 4 peruhahaan investasi Bodong itu, mengaku tidak mengetahui keberadaan Rizki Adam hingga Sabtu (23/4).

Informasi yang dihimpun di lingkungan Polresta Denpasar, penggerebekan Kantor Pusat Goldkoin Sevalon Internasional & Kantor Pusat Koperasi Konsumen Keluarga Goldkoin Internasional di Jalan Nangka Selatan Nomor 66A, Denpasar, Selasa (19/4) lalu dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat.

 

Di sana tim mengambil file dari sejumlah komputer dan dijadikan barang bukti.

Sayangnya, sampai saat itu Penyidik Polresta Denpasar belum memintai keterangan pemilik investasi bodong. Pun menemukan keberadaan sang bos yakni Rizki Adam. 

 

“Diduga sudah keluar dari Bali. Bahkan si HRD dari perusahaan yakni Ko Frangklyn sendiri mengaku tidak tahu keberadaannya,” beber sumber, Sabtu (23/4).

 

Selain itu, kepada penyidik, Ko Frangklyn mengaku sudah kehilangan kontak dengan sang bos. Berdalih Rizki Adam kerap gonta-ganti nomor teleponnya.

Oleh sebab itu, pihak Polresta Denpasar mengecek keberadaannya di kawasan tempat asal di Padang, Sumatra Barat. Disingggung mengenai akankah pihak manejemen dari investasi bodong itu akan diseret ke Polresta untuk dimintai klarifikasi?

 

 “Tentunya ia, kami dapat informasi Sekretaris Koperasi Keluarga Goldkoin juga Komisaris Goldkoin Sevalon Internasional, Kadek Agus Herry Susanto sudah berikan statement di media bahwa tidak tahu-menahu, walaupun demikian kami akan mintai keterangannya juga,” jelas sumber polisi ini.

Dia mengatakan, sejauh ini pihak Polresta masih fokus pada Kantor Pusat Goldkoin Sevalon Internasional & Kantor Pusat Koperasi Konsumen Keluarga Goldkoin Internasional, di Jalan Nangka Selatan No. 66A, Denpasar, walaupun tersiarat kabar Rizki memilik beberapa kantor cabang yang berada di lokasi lain.

 

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Mikael Hutabarat ketika dikonfirmasi masih enggan membeberkan proses dan hasil penyelidikan kasus ini. “Ya kami masih selidiki,” jawabnya singkat.

Seperti berita sebelumnya, Kantor Goldkoin di Jalan Nangka Selatan Nomor 66A, Kelurahan Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara digerebek dan disegel Polresta Denpasar, Selasa (19/4).

 

Kemudian, puluhan nasabah menggeruduk Polda Bali, Kamis pagi (21/4). Kantor Cabang Goldkoin di Jalan IB Mantra, Desa Saba, Gianyar tutup serta malamnya sejumlah barang di kantor ini diangkut menggunakan truk.

 

Ini adalah buntut dari laporan member ke polisi terkait dugaan penipuan. Korban yang menyetorkan uangnya sebagai investasi ternyata tidak mendapatkan untung yang dijanjikan. Bahkan, modalnya tidak dikembalikan. Berdasarkan data ada 3.500 member, kerugian total sekitar Rp77 miliar.

 

 

Rizki Adam saat ini menjadi buruan polisi. Bos dari empat perusahaan investasi bodong Goldkoin di Bali ini diduga sudah kabur dari Bali. Sejauh ini, lelaki asal Padang, Sumatra Barat ini tak diketahui keberadaanya di Bali. Bahkan kepada penyidik Polresta Denpasar, pihak manajemen melalui Ko Frangklyn yang juga Human Resources Development (HRD) dari 4 peruhahaan investasi Bodong itu, mengaku tidak mengetahui keberadaan Rizki Adam hingga Sabtu (23/4).

Informasi yang dihimpun di lingkungan Polresta Denpasar, penggerebekan Kantor Pusat Goldkoin Sevalon Internasional & Kantor Pusat Koperasi Konsumen Keluarga Goldkoin Internasional di Jalan Nangka Selatan Nomor 66A, Denpasar, Selasa (19/4) lalu dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat.

 

Di sana tim mengambil file dari sejumlah komputer dan dijadikan barang bukti.

Sayangnya, sampai saat itu Penyidik Polresta Denpasar belum memintai keterangan pemilik investasi bodong. Pun menemukan keberadaan sang bos yakni Rizki Adam. 

 

“Diduga sudah keluar dari Bali. Bahkan si HRD dari perusahaan yakni Ko Frangklyn sendiri mengaku tidak tahu keberadaannya,” beber sumber, Sabtu (23/4).

 

Selain itu, kepada penyidik, Ko Frangklyn mengaku sudah kehilangan kontak dengan sang bos. Berdalih Rizki Adam kerap gonta-ganti nomor teleponnya.

Oleh sebab itu, pihak Polresta Denpasar mengecek keberadaannya di kawasan tempat asal di Padang, Sumatra Barat. Disingggung mengenai akankah pihak manejemen dari investasi bodong itu akan diseret ke Polresta untuk dimintai klarifikasi?

 

 “Tentunya ia, kami dapat informasi Sekretaris Koperasi Keluarga Goldkoin juga Komisaris Goldkoin Sevalon Internasional, Kadek Agus Herry Susanto sudah berikan statement di media bahwa tidak tahu-menahu, walaupun demikian kami akan mintai keterangannya juga,” jelas sumber polisi ini.

Dia mengatakan, sejauh ini pihak Polresta masih fokus pada Kantor Pusat Goldkoin Sevalon Internasional & Kantor Pusat Koperasi Konsumen Keluarga Goldkoin Internasional, di Jalan Nangka Selatan No. 66A, Denpasar, walaupun tersiarat kabar Rizki memilik beberapa kantor cabang yang berada di lokasi lain.

 

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Mikael Hutabarat ketika dikonfirmasi masih enggan membeberkan proses dan hasil penyelidikan kasus ini. “Ya kami masih selidiki,” jawabnya singkat.

Seperti berita sebelumnya, Kantor Goldkoin di Jalan Nangka Selatan Nomor 66A, Kelurahan Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara digerebek dan disegel Polresta Denpasar, Selasa (19/4).

 

Kemudian, puluhan nasabah menggeruduk Polda Bali, Kamis pagi (21/4). Kantor Cabang Goldkoin di Jalan IB Mantra, Desa Saba, Gianyar tutup serta malamnya sejumlah barang di kantor ini diangkut menggunakan truk.

 

Ini adalah buntut dari laporan member ke polisi terkait dugaan penipuan. Korban yang menyetorkan uangnya sebagai investasi ternyata tidak mendapatkan untung yang dijanjikan. Bahkan, modalnya tidak dikembalikan. Berdasarkan data ada 3.500 member, kerugian total sekitar Rp77 miliar.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/