DENPASAR – Kasiyunus Konta, 45, buruh bangunan asal Flores, NTT merintih kesakitan saat diberikan tindakan medis oleh petugas IGD RS Sanglah.
Pasalnya, mata kananya nyaris mengalami kebutaan setelah terkena besi cor bangunan villa yang dikerjakannya.
Rekan kerja korban Arifin, 40 yang mengantarkan Kasiyunus ke RS Sanglah mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 pagi.
Mereka tengah mengerjakan dua bangunan proyek villa yang berlantai tiga di daerah Petitenget, Kerobokan, Kuta Utara.
Saat itu Kasiyunus ditugaskan untuk membuat bangunan tembok villa di lantai bawah. Ketika pasang batako dengan menggunakan tangga stanger, namun entah kenapa tiba-tiba Kasiyunus terjatuh dari tangga stager.
Hingga besi cor yang berada di lantai tepat mengenai mata kanannya. Melihat Kasiyunus terjatuh, oleh rekan kerja lainnya kemudian dilaporkan kepada pada mandor proyek,
Mereka lalu membawa korban ke Puskesmas terdekat. Namun, karena mata kanannya mengalami pendarahan dan luka serius, akhirnya dirujuk ke RSUD Wangaya.
Setibanya di IGD RSUD Wangaya, setelah dilakukan pemeriksaan pada mata kanannya yang mengalami luka, akhirnya dokter menyarankan untuk dirujuk ke RS Sanglah untuk dilakukan operasi.
“Dalam perjalananan menuju rumah sakit pada mata kanan Kasiyunus banyak mengeluarkan darah. Saya tadi sudah was-was melihat kondisi Kasiyunus.
Beruntung matanya tidak alami kebutaan,” terang pria yang tinggal di daerah Petitenget, Kerobokan, Kuta Utara.
Diungkapkan Arifin terjatuhnya Kasiyunus dari tangga stager, karena kaki terpeleset. Hal itu berdasar pengakuan Kasiyunus saat ditanya dilokasi kejadian.
“Itu hari pertama Kasiyunus mulai bekerja. Malah musibah menimpa,” ucap Arifin. Selain itu Arifin juga katakan mata kanannya nyaris buta.
Karena alami luka serius dengan luka robek luar dan luka robek dalam. Akibatnya luka di mata kanannya tersebut, Kasiyunus harus menjalani operasi.
Akan tetapi keterbatasan biaya, sehingga Kasiyunus hanya diberikan tindakan medis berupa jahitan pada mata kanannya. Biaya operasinya mencapai puluhan juta.
“Sementara pemilik bangunan villa tak mau menanggung biaya pengobatan di rumah sakit karena Kasiyunus baru pertama kali bekerja,” terang Arifin saat berada di IGD RS Sanglah.