29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:03 AM WIB

MIMIH! Cinta Pada Pandangan Pertama Jadi Alasan TSK Culik ABG Autis

DENPASAR – Air mata Hasan Halhadat, 37, tersangka penculikan ABG autis AASSL, 17, nyaris tumpah usai ditampar aparat kepolisian menjelang jumpa pers di Aula Mapolresta Denpasar kemarin.

Hasan ditampar lantaran jawabannya blak-blakan ketika  diinterogasi oknum Polwan yang tak tega ulah pelaku lantaran membawa kabur ABG autis.

Usai di tampar, Hasan Halhadat berbicara lancar dan tegas ketiga diwawancarai Jawa Pos Radar Bali. Dia tinggal di Bali sudah bertahun-tahun bersama orang tua di sebuah kos-kosan di Jalan Kerta Dalem IV No. 19 Sidakarya.

Dia mengaku berkenalan dengan korban sejak 4 bulan lalu. Perkenalan itu terjadi ketika dia menuju Lapangan Pegok menggunakan sepeda motor.

Untuk menuju Lapangan Pegok, dia melintas di jalan depan rumah ABG autis berinisial AASSL, 17, di Banjar Tengah Sesetan, Denpasar Selatan.

“Awal melihat AASSL ini sekitar 4 bulan lalu. Ketika melintas di sana, tak sengaja kami beradu pandangan mata dan hampir-hampir saya terlibat kecelakaan karena terus menatapnya,” kata tersangka.

Karena penasaran, dia langsung balik arah. Tatapan yang sama kembali terjadi. Dia lalu berhenti di pinggir jalan tak jauh dari korban sambil terus bertatapan.

Di sanalah mereka berdua berkenalan dan sedikit bercerita. Kala itu, pelaku belum mengetahui bahwa ABG ini mengalami keterbelakangan mental.

Seiring berjalannya waktu, dia sibuk dengan bisnisnya, yakni berdagang barang antik yang membuatnya pulang pergi Denpasar – Ubud.

Satu minggu kemudian, dia mencoba untuk mencari korban namun tidak ada di tempat kala itu. Namun beberapa hari kemudian, saat hendak ke Jalan Sesetan, dia melihat korban sedang duduk sendirian di tempat yang sama.

Dia langsung menghampiri korban. Yang menarik, menurut tersangka, justru korban yang mengajak jalan-jalan. Tapi, dia menolak.

Pasalnya, saat ditanya, AASSL menujukkan gelagat yang aneh. “Dari sana saya mulai curiga ada yang tidak beres,” bebernya.

Tapi, perasaan cinta mengalahkan segalanya. Dia lalu memberi korban uang Rp 5 ribu, lalu pergi meninggalkan korban.

Pelaku ternyata pergi tinggalkan janji bahwa ia akan dan menjemput korban dan jalan-jalan berdua keliling Kota Denpasar.

Nah, Senin lalu Hasan Halhadat datang ke tempat yang sama, sekitar pukul 12.00. Sayang, target belum keluar. Ia lalu nongkrong di kejauhan sambil menoleh ke tempat tersebut, yakni persis di depan salon kecantikan (tempat korban nongkrong).

Sekitar pukul 14.30, korban terlihat keluar ke depan namun ia masuk lagi ke halaman rumahnya itu. Tak mau rencana jalan-jalan itu batal, pelaku mendekat lagi ke TKP.

Ketika target kembali keluar, ia langsung menyapa korban. Belum sempat mematikan mesin sepeda motor, si korban langsung naik ke atas kendaraan.

“Memang saya bawa helm dua. Saat itu, dia langsung naik ke motor. Setelah itu saya langsung tancap gas. Modal jalan-jalan saat itu saya membawa uang Rp 30 ribu,” cetusnya.

Pelaku tidak menduga kalau dibuntuti ibunya. Dia juga tidak sadar wanita yang marah-marah itu adalah ibu dari cewek yang dibonceng.

“Ya kita sama-sama mau, tapi setelah dengan penjelasan dari keluarganya, saya memang salah karena membawa anak orang tanpa sepengetahuan keluarga dan orang tua.

DENPASAR – Air mata Hasan Halhadat, 37, tersangka penculikan ABG autis AASSL, 17, nyaris tumpah usai ditampar aparat kepolisian menjelang jumpa pers di Aula Mapolresta Denpasar kemarin.

Hasan ditampar lantaran jawabannya blak-blakan ketika  diinterogasi oknum Polwan yang tak tega ulah pelaku lantaran membawa kabur ABG autis.

Usai di tampar, Hasan Halhadat berbicara lancar dan tegas ketiga diwawancarai Jawa Pos Radar Bali. Dia tinggal di Bali sudah bertahun-tahun bersama orang tua di sebuah kos-kosan di Jalan Kerta Dalem IV No. 19 Sidakarya.

Dia mengaku berkenalan dengan korban sejak 4 bulan lalu. Perkenalan itu terjadi ketika dia menuju Lapangan Pegok menggunakan sepeda motor.

Untuk menuju Lapangan Pegok, dia melintas di jalan depan rumah ABG autis berinisial AASSL, 17, di Banjar Tengah Sesetan, Denpasar Selatan.

“Awal melihat AASSL ini sekitar 4 bulan lalu. Ketika melintas di sana, tak sengaja kami beradu pandangan mata dan hampir-hampir saya terlibat kecelakaan karena terus menatapnya,” kata tersangka.

Karena penasaran, dia langsung balik arah. Tatapan yang sama kembali terjadi. Dia lalu berhenti di pinggir jalan tak jauh dari korban sambil terus bertatapan.

Di sanalah mereka berdua berkenalan dan sedikit bercerita. Kala itu, pelaku belum mengetahui bahwa ABG ini mengalami keterbelakangan mental.

Seiring berjalannya waktu, dia sibuk dengan bisnisnya, yakni berdagang barang antik yang membuatnya pulang pergi Denpasar – Ubud.

Satu minggu kemudian, dia mencoba untuk mencari korban namun tidak ada di tempat kala itu. Namun beberapa hari kemudian, saat hendak ke Jalan Sesetan, dia melihat korban sedang duduk sendirian di tempat yang sama.

Dia langsung menghampiri korban. Yang menarik, menurut tersangka, justru korban yang mengajak jalan-jalan. Tapi, dia menolak.

Pasalnya, saat ditanya, AASSL menujukkan gelagat yang aneh. “Dari sana saya mulai curiga ada yang tidak beres,” bebernya.

Tapi, perasaan cinta mengalahkan segalanya. Dia lalu memberi korban uang Rp 5 ribu, lalu pergi meninggalkan korban.

Pelaku ternyata pergi tinggalkan janji bahwa ia akan dan menjemput korban dan jalan-jalan berdua keliling Kota Denpasar.

Nah, Senin lalu Hasan Halhadat datang ke tempat yang sama, sekitar pukul 12.00. Sayang, target belum keluar. Ia lalu nongkrong di kejauhan sambil menoleh ke tempat tersebut, yakni persis di depan salon kecantikan (tempat korban nongkrong).

Sekitar pukul 14.30, korban terlihat keluar ke depan namun ia masuk lagi ke halaman rumahnya itu. Tak mau rencana jalan-jalan itu batal, pelaku mendekat lagi ke TKP.

Ketika target kembali keluar, ia langsung menyapa korban. Belum sempat mematikan mesin sepeda motor, si korban langsung naik ke atas kendaraan.

“Memang saya bawa helm dua. Saat itu, dia langsung naik ke motor. Setelah itu saya langsung tancap gas. Modal jalan-jalan saat itu saya membawa uang Rp 30 ribu,” cetusnya.

Pelaku tidak menduga kalau dibuntuti ibunya. Dia juga tidak sadar wanita yang marah-marah itu adalah ibu dari cewek yang dibonceng.

“Ya kita sama-sama mau, tapi setelah dengan penjelasan dari keluarganya, saya memang salah karena membawa anak orang tanpa sepengetahuan keluarga dan orang tua.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/