DENPASAR – Kesedihan mendalam tampak terlihat di wajah Made Sujana, 45. Ayah korban dalam bentrok dua kelompok pemuda, I Kadek Roy Adinata, ini bahkan tidak bisa menahan air matanya
saat Jawa Pos Radar Bali ini menemuinya di rumah mereka di Banjar Sigaran, Desa Sedang, Abiansemal, Badung, Senin (26/8) siang.
Keluarga korban juga tengah sibuk menyiapkan segala perangkat upacara seperti sesajen untuk keperluan upacara korban.
Menurut Made Sujana, saat kejadian Minggu (25/8) dinihari itu, dirinya sedang tidur dirumah. Sekitar pukul 03.00 dinihari adik korban datang ke rumah untuk memberitahu bahwa korban telah tewas dibacok.
“Saya dibangunkan tengah malam. Saya langsung ke lokasi. Tapi sampai sana ternyata sudah dibawa ke rumah sakit Kapal Badung.
Sampai di rumah sakit, masih di mobil orang-orang sudah menangis dan bilang anak saya sudah meninggal,” terang Sujana.
Sebelum tewas, Sabtu (24/8) malam, sang anak awalnya masih di rumah. Setelah itu, teman korban datang ke rumah mengajak korban keluar untuk merayakan pesta ulang tahun di Cafe Madu, desa Angantaka, Badung.
“Awalnya anak saya habis nonton bola di rumah. Nonton mainnya Bali United di TV. Kemudian ada temannya ajak keluar ada pesta ulang tahun temannya,” tambah Sujana.
Setelah keluar rumah, justru petaka datang. Anaknya, tewas dibacok pelaku.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, korban I Kadek Roy Adinata, tewas dibacok di jalan Raya Kerasan banjar Sedang Desa Sedang Abiansemal Badung. Kejadian nahas ini terjadi pada Minggu (25/8) sekitar pukul 02.30 dinihari.
Pemuda yang memiliki dua orang anak kni tewas setelah dibacok oleh dua orang pelaku bernama Dewa PEA, 15, asal Banjar Dualang,
Desa Sibanggede, Abiansemal Badung dan pelaku I Putu B WS,15, asal Banjar Tunon, Desa Singekerta, Ubud Gianyar.
Korban tewas dibacok menggunakan blakas. Kejadian tragis ini bermula pada Sabtu (24/8) sekitar pukul 21.00 korban bersama sekitar 10 orang rekannya sedang pesta miras di Cafe Madu Desa Angantaka.
Pesta miras ini berlangsung Minggu (25/8) dinihari. Saat sedang minum miras tiba tiba datang sekelompok pemuda dari Desa Sibanggede diantaranya yang dikenal bernama Gung Krisna, Dewa Eka dan I Putu Bagus Wisnu Satria Wibawa.
“Tiba- tiba terjadi keributan hingga terjadi pemukulan. Keributan tersebut sempat terhenti dan kedua belah pihak sama sama pergi meninggalkan Cafe Madu,” terang sumber.
Namun, tidak berselang lama, keributan tersebut kembali terjadi. Hingga akhirnya kedua kelompok pemuda tersebut saling pukul di jalan raya sebelah barat Perumahan Alam Pajar Desa Angantaka.
Keributan itu kembali mereda. Selanjutnya kedua kelompok sama-sama membubarkan diri dimana pemuda kelompok desa Sibanggede pulang mengarah ke timur Desa Kutri Gianyar.
Namun korban I Kadek Roy Adinata dengan membonceng temannya bernama Agus Gede Nurhana Putra, berusaha mengejar kedua pelaku.
Pengejaran dilakukan hingga ke Desa Tunon. Namun saat itu kedua pelaku berhasil kabur dan pulang kerumahnya dibanjar Tunon.
Rupanya kedua pelaku pulang untuk mengambil parang kemudian kembali ke jalan raya. Sesampainya di pertigaan Desa Samu, kedua pelaku melihat korban dan rekannya melintas mengendarai sepeda motor.
Kedua pelaku kemudian mengejar korban sampai di jalan kerasan desa Sedang. Kedua pelaku langsung menendang korban sampai jatuh dari sepeda motor.
Setelah korban dan rekannya terjatuh, tersangka I Putu Bagus WS langsung membacok kedua korban dengan sebilah parang (blakas) dengan membabibuta.
Akibatnya, korban I Kadek Roy Adinata meninggal dunia dan korban Agus Gd Nurhana Putra mengalami luka luka pada robek pada leher belakang dan kepala.