DENPASAR – Berdiri sejak 1976, Lapas Kelas II A Kerobokan nyaris belum pernah direnovasi. Renovasi kecil-kecilan dilakukan pada 2012 silam pascakerusuhan besar.
Renovasi saat itu berupa perbaikan atap, plafon, dinding, termasuk saluran air, dan dinding bangunan.
Menurut Kalapas Kelas IIA Kerobokan Tonny Nainggolan, untuk merenovasi lapas tidak ada masalah dengan lahan.
Memiliki luas total lahan 3,8 hektare, Lapas Kelas IIA Kerobokan sangat luas. Bahkan, dibandingkan dengan Lapas Kelas I Cipinang, yang hanya 2,7 hektare, maka Lapas Kelas IIA Kerobokan jauh lebih luas.
Dengan lahan yang memadai, tinggal mengatur model bangunan atau blok. Diakui Tonny, beberapa kali sempat mencuat wacana pemindahan Lapas Kelas IIA Kerobokan.
Pernah akan dipindahkan ke daerah Suwung, Mengwi, hingga ke Petang, ujung utara Kabupaten Badung.
“Namun, sampai saat ini belum pernah ada tindaklanjut. Semua itu tergantung pusat,” beber Tonny Nainggolan.
Tonny dan jajarannya harus bekerja keras menjaga keamanan dan ketertiban lapas. Pasalnya, lapas yang seharusnya dihuni 323 orang, saat ini dihuni 1.568, 323 orang.
Belum lagi dengan titik rawan yang dalam hitungan kasar ada 52 titik rawan. Semua titik rawan itu ada di dalam lapas.
Mulai dari pos menara pengawasan sebanyak enam unit, pos blok, penghubung antarblok, dan sejumlah pintu besar maupun kecil.
Sementara petugas hanya 16 orang harus menjaga 12 blok hunian dan 52 titik rawan. “Rawan di sini tidak hanya rawan kamtib, tapi juga rawan lalulintas barang terlarang,” pungkasnya.