DENPASAR – Polisi telah memeriksa dua pelaku perampokan money changer BMC di Jalan Pratama Nomor. 36, XY, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Selasa (19/3) dinihari lalu.
Dari hasil pemeriksaan dan olah TKP yang dilakukan, diketahui ternyata pelaku yang tewas dalam aksi penyergapan, Alexie Korotkikh, 44, merupakan otak dari aksi perampokan tersebut.
“Otaknya ya si Alexie itu. Tapi, kami masih dalami juga,” kata Kapolresta Denpasar Kombes Ruddi Setiawan.
Sementara, tersangka Georgii Zhukov, 40, malah mengelak terlibat langsung dalam aksi perampokan tersebut.
Dia mengaku hanya ikut-ikutan saja. Hal itu dia sampaikan dihadapan penyidik Polresta Denpasar saat diperiksa.
“Georgii mengaku hanya ikut saja Tetapi namanya tersangka, tidak mau mengakui apa yang diperbuatnya,” terang Kombes Ruddi.
Meski tidak mengaku, berdasar pemeriksaan dan bukti yang didapat polisi di TKP perampokan dan TKP penangkapan, keempat pelaku termasuk satu yang buron adalah pelaku perampokan.
“Berdasar bukti-bukti yang kami dapat, terbukti empat pelaku ini adalah perampok money changer,” ujarnya.
Terkait pelaku yang buron, Kombes Ruddi belum bersedia menjelaskan identitas sang pelaku. Bahkan, sketsa wajahnya pun belum bisa dipastikan. Kendati begitu, pihaknya masih bekerja keras untuk bisa menangkap pelaku.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kepolisian Polresta Denpasar berhasil menangkap tiga terduga pelaku perampokan money changer di Tanjung Benoa, Kuta Selatan. K
etiganya merupakan WNA Rusia, masing-masing bernama Alexie Korotkikh, 44, Georgii Zhukov, 40 dan Haupt Robert, 42.
Dalam proses penangkapan di dekat Kampus Poltek tepatnya di Jalan Giri Kencana Jimbaran Kuta Selatan, polisi menembak mati Alexie Korotkikh karena mencoba melawan polisi.
Di kosan pelaku Alexie di Jalan Pasir Putih nomor 10B Kedonganan, Kuta, Polisi mengamankan barang bukti hasil rampokan ratusan juta dan 13 mata uang asing yang disembunyikan di atas plafon kamar.