DENPASAR – Raut wajah kesedihan terpancar di wajah Ni Putu Eka Rahmawati. Wanita 20 tahun ini masih tidak
menyangka sang suami, I Kadek Roy Adinata tewas dibacok di Jalan Raya Kerasan, Abiansemal Badung, Minggu (25/8) dinihari.
Saat Jawa Pos Radar Bali mendatangi kediaman mereka di Banjar Sigaran, Desa Sedang, Abiansemal Badung, Senin (26/8) kemarin.
Dengan mata yang masih sembab, Rahmawati sibuk menimang-nimang kedua anaknya yang masih bayi.
Beberapa tahun menikah, korban dan Rahmawati sudah dikaruniai dua orang anak. Anak pertama berusia 1 tahun 9 bulan dan yang kedua berusia 9 bulan.
Tidak ada firasat sebelum suaminya ditemukan tewas dibacok. Rahmawati mengetahui sang suami tewas setelah adik iparnya memberitahu dirinya Minggu (25/8) pagi beberapa saat setelah kejadian.
Namun sebelum kejadian nahas itu, tepatnya tiga hari sebelumnya, korban yang dikenal sebagai sosok yang kalem itu sempat mengungkapkan isi hatinya.
“Tiga hari lalu dia bilang sayang sekali sama saya. Saya tidak tahu kalau kalau itu kalimat terakhir kalinya dia bilang sayang sama saya,” ujarnya sambil terisak.
Namun, karena Rahmawati tidak bisa membendung tangisannya, Jawa Pos Radar Bali menghentikan sementara wawancara tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, korban I Kadek Roy Adinata, tewas dibacok di jalan Raya Kerasan banjar Sedang Desa Sedang Abiansemal Badung. Kejadian nahas ini terjadi pada Minggu (25/8) sekitar pukul 02.30 dinihari.
Pemuda yang memiliki dua orang anak kni tewas setelah dibacok oleh dua orang pelaku bernama Dewa PEA, 15, asal Banjar Dualang,
Desa Sibanggede, Abiansemal Badung dan pelaku I Putu B WS,15, asal Banjar Tunon, Desa Singekerta, Ubud Gianyar.
Korban tewas dibacok menggunakan blakas. Kejadian tragis ini bermula pada Sabtu (24/8) sekitar pukul 21.00 korban bersama sekitar 10 orang rekannya sedang pesta miras di Cafe Madu Desa Angantaka.
Pesta miras ini berlangsung Minggu (25/8) dinihari. Saat sedang minum miras tiba tiba datang sekelompok pemuda dari Desa Sibanggede diantaranya yang dikenal bernama Gung Krisna, Dewa Eka dan I Putu Bagus Wisnu Satria Wibawa.
“Tiba- tiba terjadi keributan hingga terjadi pemukulan. Keributan tersebut sempat terhenti dan kedua belah pihak sama sama pergi meninggalkan Cafe Madu,” terang sumber.
Namun, tidak berselang lama, keributan tersebut kembali terjadi. Hingga akhirnya kedua kelompok pemuda tersebut saling pukul di jalan raya sebelah barat Perumahan Alam Pajar Desa Angantaka.
Keributan itu kembali mereda. Selanjutnya kedua kelompok sama-sama membubarkan diri dimana pemuda kelompok desa Sibanggede pulang mengarah ke timur Desa Kutri Gianyar.
Namun korban I Kadek Roy Adinata dengan membonceng temannya bernama Agus Gede Nurhana Putra, berusaha mengejar kedua pelaku.
Pengejaran dilakukan hingga ke Desa Tunon. Namun saat itu kedua pelaku berhasil kabur dan pulang kerumahnya dibanjar Tunon.
Rupanya kedua pelaku pulang untuk mengambil parang kemudian kembali ke jalan raya. Sesampainya di pertigaan Desa Samu, kedua pelaku melihat korban dan rekannya melintas mengendarai sepeda motor.
Kedua pelaku kemudian mengejar korban sampai di jalan kerasan desa Sedang. Kedua pelaku langsung menendang korban sampai jatuh dari sepeda motor.
Setelah korban dan rekannya terjatuh, tersangka I Putu Bagus WS langsung membacok kedua korban dengan sebilah parang (blakas) dengan membabibuta.
Akibatnya, korban I Kadek Roy Adinata meninggal dunia dan korban Agus Gd Nurhana Putra mengalami luka luka pada robek pada leher belakang dan kepala.