DENPASAR – Keluarga Nyoman Susrama, pembunuh wartawan Radar Bali mendadak mendatangi kediaman almarhum AA Gde Bagus Narendra Prabangsa di Jalan Nusantara No. 6, Bangli.
Kakak terpidana yang juga mantan Bupati Bangli, Nengah Arnawa, datang Jumat malam (25/1) sekitar pukul 20.00 bersama kerabat.
Yang menarik, Arnawa juga diantar oleh Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Bangli, Made Suwendra.
Kepada wartawan yang menemuinya, Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali Sutrisno menegaskan kehadiran Kepala Rutan Bangli bukan atas perintahnya.
“Tidak ada perintah dari saya. Untuk apa perintahkan itu? Nggak ada untungnya dengan saya,” ujar Sutrisno, Senin (28/1) siang.
Kepada para awak media yang tergabung dalam wadah Solidaritas Jurnalis Bali (SJB), Sutrisno mengaku akan bersikap profesional dalam menangani persoalan remisi Susrama.
“Saya tidak pro kemana-mana. Saya akan bertindak netral dalam hal ini,” tegas Sutrisno. Di lain sisi, Kepala Rutan Bangli Made Suwendra terlihat tegang.
“Perlu kami sampaikan memang waktu kami datang (ke rumah Susrama), kami hanya sebatas memfasilitasi saja, karena kami diminta untuk mendampingi,” ujar Made Suwendra.
“Dan, kami tidak ada bicara masalah terkait dengan jadi atau aksi dan sebagaimana yang berkaitan dengan kasus itu. Tidak ada yang lain, silakan tanya keluarga yang bersangkutan,” lanjutnya.
Siapa yang meminta Anda mendampingi? “Dari keluarga Susrama untuk mendampingi saja,” jawabnya.
Apakah saat itu keluarga Susrama membantah bahwa kerabatnya yang membunuh Susrama? “Saat pertemuan itu bahwa dia (Arnawa) ada hubungan baik dengan keluarga korban
di Puri Bangli (Prabangsa). Tidak ada bahasan apapun terkait masalah ini lagi, selain hanya membahas tentang hubungan baik tersebut,” jawabnya.
Katanya, Arnawa ingin meredam suasana dan menghimbau agar tidak ada demo. Namun Made Suwendra mengaku hanya untuk mendampingi saja.
“Waktu itu hanya kepentingan tugas kami, jadi ini tidak ada hubungan dengan politik. Kan boleh saja kami mendampingi,” dalihnya.