33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:22 PM WIB

Penyebab Kematian Tunggu Otopsi, Sebelum Tewas Usus Korban Bermasalah

AMLAUPURA – Penyidik Satreskrim Polres Karangasem terus mendalami kasus dugaan bunuh diri yang melibatkan pelajar SMK di Karangasem berinisial I Nengah H, 15. 

Untuk memastikan kebenaran penyebab kematian korban dan motifnya, penyidik tidak hanya meminta keterangan pihak keluarga, tapi juga teman dan guru korban. 

Langkah ini sembari menunggu hasil otopsi jenazah korban di RS Sanglah. “Jenazah almarhum masih di RSUP Sanglah

Kami menunggu hasil otopsinya,” ujar Kasatreskrim Polres Karangasem AKP Losa Lusiano Araujo, Selasa (29/10) malam.

Berdasar keterangan keluarga, kata AKP Losa, korban diduga meninggal duga akibat bunuh diri. “Belum ada mengarah ke kasus pembunuhan,” katanya.

Meski begitu untuk memastikan kebenaran penyebab dan motif kematian korban, pihaknya mengaku telah memeriksa teman ayah korban, teman, dan guru korban. 

Namun pihaknya enggan membeberkan lebih lanjut keterangan para saksi yang berjumlah sekitar enam orang itu. “Kami kumpulkan dulu keterangan para saksi,” ujarnya. 

 Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, korban dikenal sosok yang pendiam dan tertutup.  Korban juga dikenal perasa. 

 Dia tidak mau membebani orangtua dan orang lain. Pulang sekolah korban membuat meja dari kayu untuk membantu orangtuanya.

Sebelum meninggal, korban memang ada keluhan usai menjalani operasi usus. Korban merasa ususnya seperti terlipat sehingga harus di potong. 

Karena sakitnya itu korban rutin minum obat. Korban menderita sakit sejak delapan bulan lalu.

“Asumsinya korban tidak mau membebani orang tuanya, karena saat operasi orang tuanya mengeluarkan biaya cukup banyak,” ujar kerabat korban. 

Hal inilah yang diduga membuat anak tersebut berbuat nekad. Selama ini korban memang tidak mau diganggu dan juga tidak mau mengganggu. 

AMLAUPURA – Penyidik Satreskrim Polres Karangasem terus mendalami kasus dugaan bunuh diri yang melibatkan pelajar SMK di Karangasem berinisial I Nengah H, 15. 

Untuk memastikan kebenaran penyebab kematian korban dan motifnya, penyidik tidak hanya meminta keterangan pihak keluarga, tapi juga teman dan guru korban. 

Langkah ini sembari menunggu hasil otopsi jenazah korban di RS Sanglah. “Jenazah almarhum masih di RSUP Sanglah

Kami menunggu hasil otopsinya,” ujar Kasatreskrim Polres Karangasem AKP Losa Lusiano Araujo, Selasa (29/10) malam.

Berdasar keterangan keluarga, kata AKP Losa, korban diduga meninggal duga akibat bunuh diri. “Belum ada mengarah ke kasus pembunuhan,” katanya.

Meski begitu untuk memastikan kebenaran penyebab dan motif kematian korban, pihaknya mengaku telah memeriksa teman ayah korban, teman, dan guru korban. 

Namun pihaknya enggan membeberkan lebih lanjut keterangan para saksi yang berjumlah sekitar enam orang itu. “Kami kumpulkan dulu keterangan para saksi,” ujarnya. 

 Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, korban dikenal sosok yang pendiam dan tertutup.  Korban juga dikenal perasa. 

 Dia tidak mau membebani orangtua dan orang lain. Pulang sekolah korban membuat meja dari kayu untuk membantu orangtuanya.

Sebelum meninggal, korban memang ada keluhan usai menjalani operasi usus. Korban merasa ususnya seperti terlipat sehingga harus di potong. 

Karena sakitnya itu korban rutin minum obat. Korban menderita sakit sejak delapan bulan lalu.

“Asumsinya korban tidak mau membebani orang tuanya, karena saat operasi orang tuanya mengeluarkan biaya cukup banyak,” ujar kerabat korban. 

Hal inilah yang diduga membuat anak tersebut berbuat nekad. Selama ini korban memang tidak mau diganggu dan juga tidak mau mengganggu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/