34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:39 PM WIB

Diduga Depresi Karena Stroke Jadi Alasan Bule Jerman Tembak Kepala

DENPASAR – Suasana duka terasa di kediaman Ronal Praster, 82 bule Jerman yang tewas setelah menembak kepalanya sendiri dengan pistol, Kamis (29/11) malam.

Di rumah yang terletak di Jalan Sekuta, Nomor 114, Sanur, Denpasar Selatan, tampak, keluarga dan kerabat korban berkumpul, termasuk istri dan anak korban. 

Menurut informasi, sebelum tewas karena diduga menembak kepalanya sendiri, korban memiliki riwayat sakit stroke ringan.

Sakit itu dialaminya sejak kurang dari sebulan terakhir. Stroke itu datang saat korban tengah makan dengan teman-temannya. Mendadak korban langsung ambruk.

Menurut istri korban, Ni Wayan Beji Astuti, selama mengalami sakit itu, korban tidak pernah mengeluh. Bahkan setelah sempat dirawat 5 hari di rumah sakit, keadaan korban mulai membaik.

“Bapak sudah sempat bisa gerak, bisa jalan. Tapi, memang belum bisa untuk berbicara,” kata Wayan Beji Astuti. 

Memang selama sakitnya itu, korban sempat menunjukkan beberapa hal tidak biasa. Jika sebelumnya korban sering berbicara dengan orang-orang dalam bahasa Inggris, selama sakitnya korban cenderung memakai bahasa Jerman.

Tapi, gejala-gejala dugaan depresi tidak pernah ada. “Bapak (korban) biasa saja. Saat sakit, dia beraktivitas seperti biasanya. Nonton televisi, makan dan minum obat,” tambah Beji Astuti.

Astuti mengaku kaget, dan tidak tahu apa alasan korban melakukan aksi nekat dengan menembak kepalanya sendiri. “Saya kaget. Tidak ngerti juga kenapa bapak melakukan itu,” tandasnya. 

DENPASAR – Suasana duka terasa di kediaman Ronal Praster, 82 bule Jerman yang tewas setelah menembak kepalanya sendiri dengan pistol, Kamis (29/11) malam.

Di rumah yang terletak di Jalan Sekuta, Nomor 114, Sanur, Denpasar Selatan, tampak, keluarga dan kerabat korban berkumpul, termasuk istri dan anak korban. 

Menurut informasi, sebelum tewas karena diduga menembak kepalanya sendiri, korban memiliki riwayat sakit stroke ringan.

Sakit itu dialaminya sejak kurang dari sebulan terakhir. Stroke itu datang saat korban tengah makan dengan teman-temannya. Mendadak korban langsung ambruk.

Menurut istri korban, Ni Wayan Beji Astuti, selama mengalami sakit itu, korban tidak pernah mengeluh. Bahkan setelah sempat dirawat 5 hari di rumah sakit, keadaan korban mulai membaik.

“Bapak sudah sempat bisa gerak, bisa jalan. Tapi, memang belum bisa untuk berbicara,” kata Wayan Beji Astuti. 

Memang selama sakitnya itu, korban sempat menunjukkan beberapa hal tidak biasa. Jika sebelumnya korban sering berbicara dengan orang-orang dalam bahasa Inggris, selama sakitnya korban cenderung memakai bahasa Jerman.

Tapi, gejala-gejala dugaan depresi tidak pernah ada. “Bapak (korban) biasa saja. Saat sakit, dia beraktivitas seperti biasanya. Nonton televisi, makan dan minum obat,” tambah Beji Astuti.

Astuti mengaku kaget, dan tidak tahu apa alasan korban melakukan aksi nekat dengan menembak kepalanya sendiri. “Saya kaget. Tidak ngerti juga kenapa bapak melakukan itu,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/