31.5 C
Jakarta
25 April 2024, 12:28 PM WIB

ISS 2022 Ajak Pemimpin G20 Terapkan Standar Internasional

KUTA– Sebagai bagian kegiatan Presidensi G20 di Indonesia, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama World Standard Cooperation (WSC) menyelenggarakan G20 International Standards Summit (ISS) 2022 di Kuta, Badung, Kamis (20/10).

Dalam pertemuan mengenai standardisasi ini, Kepala BSN dan para pemimpin organisasi standar internasional mengajak para pemimpin dunia untuk meraih tujuan yang menjadi isu prioritas G20 2022, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan. Juga tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui penyusunan kebijakan yang mengacu pada standar internasional.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad menilai standar dan penilaian kesesuaian dapat membantu dunia untuk pulih bersama, pulih lebih kuat, dengan cara yang berkelanjutan.

“Dalam dua tahun terakhir, pandemi global telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perdagangan internasional. Proses penanganan pendemi secara global tidak dapat terlepas dari dukungan standar internasional,” ungkap Kukuh.

Kukuh meyakini, dengan kolaborasi dan konsistensi para pemimpin negara, manfaat dari penerapan standar dapat dirasakan oleh semua pihak. “Masa depan kemakmuran kita bersama bergantung pada kemampuan kolektif kita untuk menciptakan landasan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tukasnya.

Sementara itu, para tokoh standardisasi dari mancanegara juga memaparkan korelasi standar internasional dengan isu prioritas G20 2022 dan SDGs. Side Event G20 ini juga mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto serta Wakil Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Jean-Marie Paugam.

International Electrotechnical Commission (IEC) adalah organisasi keanggotaan nirlaba global yang menyatukan 173 negara dan mengoordinasikan pekerjaan 20.000 pakar secara global. Sementara International Organization for Standardization (ISO) adalah sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Sementara Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia dengan tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di bidang standardisasi, penilaian kesesuaian, dan kegiatan kemetrologian di Indonesia.

Melalui International Standards Summit 2022, Badan standar internasional — IEC, ISO dan ITU — mendesak para pemimpin dunia untuk mengakui, mendukung, dan mengadopsi standar internasional guna memenuhi tujuan G20 yang ditetapkan dalam tema “Recover Together, Recover Stronger”.

“Standar internasional sangat penting untuk perdagangan global dan pembangunan ekonomi. Melalui kolaborasi dan konsensus, standar dapat memberikan jaminan bahwa transformasi digital menguntungkan semua orang, di mana saja,” ungkap Direktur Biro Standardisasi Telekomunikasi ITU, Chaesub Lee. (san)

 

KUTA– Sebagai bagian kegiatan Presidensi G20 di Indonesia, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama World Standard Cooperation (WSC) menyelenggarakan G20 International Standards Summit (ISS) 2022 di Kuta, Badung, Kamis (20/10).

Dalam pertemuan mengenai standardisasi ini, Kepala BSN dan para pemimpin organisasi standar internasional mengajak para pemimpin dunia untuk meraih tujuan yang menjadi isu prioritas G20 2022, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan. Juga tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui penyusunan kebijakan yang mengacu pada standar internasional.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad menilai standar dan penilaian kesesuaian dapat membantu dunia untuk pulih bersama, pulih lebih kuat, dengan cara yang berkelanjutan.

“Dalam dua tahun terakhir, pandemi global telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perdagangan internasional. Proses penanganan pendemi secara global tidak dapat terlepas dari dukungan standar internasional,” ungkap Kukuh.

Kukuh meyakini, dengan kolaborasi dan konsistensi para pemimpin negara, manfaat dari penerapan standar dapat dirasakan oleh semua pihak. “Masa depan kemakmuran kita bersama bergantung pada kemampuan kolektif kita untuk menciptakan landasan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tukasnya.

Sementara itu, para tokoh standardisasi dari mancanegara juga memaparkan korelasi standar internasional dengan isu prioritas G20 2022 dan SDGs. Side Event G20 ini juga mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto serta Wakil Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Jean-Marie Paugam.

International Electrotechnical Commission (IEC) adalah organisasi keanggotaan nirlaba global yang menyatukan 173 negara dan mengoordinasikan pekerjaan 20.000 pakar secara global. Sementara International Organization for Standardization (ISO) adalah sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Sementara Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia dengan tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di bidang standardisasi, penilaian kesesuaian, dan kegiatan kemetrologian di Indonesia.

Melalui International Standards Summit 2022, Badan standar internasional — IEC, ISO dan ITU — mendesak para pemimpin dunia untuk mengakui, mendukung, dan mengadopsi standar internasional guna memenuhi tujuan G20 yang ditetapkan dalam tema “Recover Together, Recover Stronger”.

“Standar internasional sangat penting untuk perdagangan global dan pembangunan ekonomi. Melalui kolaborasi dan konsensus, standar dapat memberikan jaminan bahwa transformasi digital menguntungkan semua orang, di mana saja,” ungkap Direktur Biro Standardisasi Telekomunikasi ITU, Chaesub Lee. (san)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/