26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:28 AM WIB

Pertemuan Bilateral RI-Selandia Baru

Mendag Lutfi: G20 Katalis Pemulihan Ekonomi Kolektif

BANGKOK, radarbali.id– Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Selandia Baru dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Menurutnya, G20 merupakan forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional dan katalis pemulihan ekonomi. Negara-negara anggota tidak boleh kehilangan tanggung jawab jangka panjang  terhadap G20.
Hal   ini   disampaikan   Mendag   Lutfi   saat   melakukan   pertemuan   bilateral   dengan   Menteri Pertumbuhan Ekspor dan Perdagangan Selandia Baru Damien O’connor.  Pertemuan dilakukan pada Sabtu (21/5) di sela rangkaian pertemuan  APEC 28th Minister Responsible For Trade (MRT) yang digelar pada 21—22 Mei di Bangkok, Thailand.
“Pertemuan bertujuan untuk mencapai hasil yang berarti tahun ini dengan berfokus pada diskusi konstruktif  tentang  isu-isu  prioritas  untuk  mencapai  pemulihan  ekonomi  kolektif,  yang  sejalan dengan  SDGs.  Kami  berharap  semua  anggota  dan  undangan  G20, termasuk  Selandia  Baru,  dapat memberikan   semangat   yang   sama   dan   menyampaikan   dukungannya   untukmenyukseskan Presidensi Indonesia dalam memberikan solusi praktis dan hasil tahun ini,”terang Mendag Lutfi.
Dalam  pertemuan  itu,  Mendag  Lutfi  menyinggung  partisipasi  ekonomi  di  kawasan  Indo-Pasifik. Menurutnya,  Indonesia menyambut keinginan Amerika Serikat (AS) untuk mempererat partisipasi ekonomi dengan kawasan Indo–Pasifik melalui Indo–Pacific Economic Framework (IPEF). Untuk itu, diperlukan  sinergi  IPEF  dan  ASEAN  Outlook  on  the  Indo-Pacific  (AOIP)  seperti  yang  disampaikan Presiden Joko Widodo saat KTT AS ASEAN.
“Kami ingin melihat hasil nyata yang diharapkan dari setiap kerja sama yang ditawarkan oleh AS, terutama  pada  pilar  perdagangan  dan  rantai  pasokan,  serta  dampaknya  terhadap  kemakmuran masyarakat di kawasan Indo-Pasifik, khususnya ASEAN,”tegasMendag Lutfi.
Mendag  Lutfi  menambahkan,  perdagangan  Indonesia  dan  Selandia  Baru  memiliki  peluang  yang besar untuk terus dikembangkan. Indonesia memiliki beberapa produk potensial seperti kendaraan bermotor,  kertas  koran,  kertas  tanpa  lapisan,  dan  kayu  lapis.  Sementara,  produk  potensial  dari Selandia Baru di antaranya susu bubuk rendah lemak, potongan sapi beku, dan apel segar.
Dalam bidang investasi, Selandia Baru masuk dalam peringkat ke-38 sumber investasi asing untuk Indonesia pada 2021, dengan total investasi mencapai USD 8,2 juta. Pada periode tersebut, Selandia Baru  berinvestasi  pada  sektor  jasa,  yaitu  hotel  dan  restoran,  perumahan,  kawasan  industri,  dan kegiatan bisnis; serta perdagangan dan perbaikan.
“Saya mendorong investor Selandia Baru untuk  mengeksplorasi  sektor  potensial  lainnya  untuk menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara,”tutup Mendag Lutfi.
Sementara Menteri O’connor menyampaikan dukungannnya dalam meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Selandaria Baru. Selain itu, juga dibutuhkan kerja sama berbagai negara dalam mengatasi tantangan di depan. Salah satunya dalam mengurangi dampak akibat perubahan iklim dan dampak akibat perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Total  perdagangan  Indonesia  dengan Selandia  Baru  pada  periode  Januari–Maret  2022  tercatat sebesar 487,10 juta, atau meningkat 32,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 367,12 juta. Sedangkan pada 2021, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 1,68 miliar.
Reformasi WTODalam  pertemuan  tersebut,  Mendag  Lutfi  juga  menegaskan  kembali  komitmen  Indonesia  dalam mendukung  Multilateral  Trading  System  (MTS)  untuk  reformasi  Organisasi  Perdagangan  Dunia (WTO).  Mendag  Lutfi  berharap,  Konferensi  Tingkat Menteri  ke-12  (MC12)  akan  memberikan  hasil yang berarti untuk kemajuan perdagangan dunia.
“WTO harus tetap relevan dengan ekonomi modern sebagai forum multilateral dengan melanjutkan kemajuan  pada  reformasi  WTO  yang  diperlukan.  Terutama  untuk  menunjuk  Badan  Banding  (AB) dan menetapkan parameter untuk meninjau pekerjaan tersebut,”ujar Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi menyampaikan, Indonesia memprioritaskan kesimpulan mandat Doha, seperti subsidi perikanan dan agenda pertanian dengan mengurangi subsidi secara proporsional. Dalam negosiasi perikanan,  Indonesia  menegaskan  kembali  dukungan  untuk  disiplin  yang kuat,  efektif,  dan  adil dalam  mencapai  target  SDG  14.6  yang  mencakup  Perlakuan  Khusus  dan  Diferensial  (Special  and Differential Treatments/SDTs) sebagai elemen penting untuk memastikan kebijakan yang seimbang di antara ekonomi dengan berbagai tingkat pembangunan dan kapasitas.
Untuk Pertanian, lanjut Mendag Lutfi, Indonesia mendukung solusi permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan (Public Stockholding for Food Security Purposes/PSH) dan pogram kerja yang dapat dijalankan pada Special Safeguard Mechanism for Developing Member (SSM)  untuk  memastikan  transparansi,  ketahanan  pangan,  kegiatan  re-ekspor;  serta  menegaskan kembali pentingnya pengurangan subsidi dukungan domestik 50 persen oleh ekonomi maju.
“Sebagai pendekatan alternatif untuk  memajukan  hasil  multilateral,  Indonesia  telah  bergabung dengan beberapa negosiasi plurilateral. Indonesia menegaskan kembali posisi pada akses pasar dan lokalisasi data dan menolak gagasan moratorium permanen bea masuk pada transmisi elektronik dalam negosiasi e-commerce,”  jelas Mendag Lutfi. (rba/ken)

BANGKOK, radarbali.id– Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Selandia Baru dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Menurutnya, G20 merupakan forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional dan katalis pemulihan ekonomi. Negara-negara anggota tidak boleh kehilangan tanggung jawab jangka panjang  terhadap G20.
Hal   ini   disampaikan   Mendag   Lutfi   saat   melakukan   pertemuan   bilateral   dengan   Menteri Pertumbuhan Ekspor dan Perdagangan Selandia Baru Damien O’connor.  Pertemuan dilakukan pada Sabtu (21/5) di sela rangkaian pertemuan  APEC 28th Minister Responsible For Trade (MRT) yang digelar pada 21—22 Mei di Bangkok, Thailand.
“Pertemuan bertujuan untuk mencapai hasil yang berarti tahun ini dengan berfokus pada diskusi konstruktif  tentang  isu-isu  prioritas  untuk  mencapai  pemulihan  ekonomi  kolektif,  yang  sejalan dengan  SDGs.  Kami  berharap  semua  anggota  dan  undangan  G20, termasuk  Selandia  Baru,  dapat memberikan   semangat   yang   sama   dan   menyampaikan   dukungannya   untukmenyukseskan Presidensi Indonesia dalam memberikan solusi praktis dan hasil tahun ini,”terang Mendag Lutfi.
Dalam  pertemuan  itu,  Mendag  Lutfi  menyinggung  partisipasi  ekonomi  di  kawasan  Indo-Pasifik. Menurutnya,  Indonesia menyambut keinginan Amerika Serikat (AS) untuk mempererat partisipasi ekonomi dengan kawasan Indo–Pasifik melalui Indo–Pacific Economic Framework (IPEF). Untuk itu, diperlukan  sinergi  IPEF  dan  ASEAN  Outlook  on  the  Indo-Pacific  (AOIP)  seperti  yang  disampaikan Presiden Joko Widodo saat KTT AS ASEAN.
“Kami ingin melihat hasil nyata yang diharapkan dari setiap kerja sama yang ditawarkan oleh AS, terutama  pada  pilar  perdagangan  dan  rantai  pasokan,  serta  dampaknya  terhadap  kemakmuran masyarakat di kawasan Indo-Pasifik, khususnya ASEAN,”tegasMendag Lutfi.
Mendag  Lutfi  menambahkan,  perdagangan  Indonesia  dan  Selandia  Baru  memiliki  peluang  yang besar untuk terus dikembangkan. Indonesia memiliki beberapa produk potensial seperti kendaraan bermotor,  kertas  koran,  kertas  tanpa  lapisan,  dan  kayu  lapis.  Sementara,  produk  potensial  dari Selandia Baru di antaranya susu bubuk rendah lemak, potongan sapi beku, dan apel segar.
Dalam bidang investasi, Selandia Baru masuk dalam peringkat ke-38 sumber investasi asing untuk Indonesia pada 2021, dengan total investasi mencapai USD 8,2 juta. Pada periode tersebut, Selandia Baru  berinvestasi  pada  sektor  jasa,  yaitu  hotel  dan  restoran,  perumahan,  kawasan  industri,  dan kegiatan bisnis; serta perdagangan dan perbaikan.
“Saya mendorong investor Selandia Baru untuk  mengeksplorasi  sektor  potensial  lainnya  untuk menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara,”tutup Mendag Lutfi.
Sementara Menteri O’connor menyampaikan dukungannnya dalam meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Selandaria Baru. Selain itu, juga dibutuhkan kerja sama berbagai negara dalam mengatasi tantangan di depan. Salah satunya dalam mengurangi dampak akibat perubahan iklim dan dampak akibat perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Total  perdagangan  Indonesia  dengan Selandia  Baru  pada  periode  Januari–Maret  2022  tercatat sebesar 487,10 juta, atau meningkat 32,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 367,12 juta. Sedangkan pada 2021, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 1,68 miliar.
Reformasi WTODalam  pertemuan  tersebut,  Mendag  Lutfi  juga  menegaskan  kembali  komitmen  Indonesia  dalam mendukung  Multilateral  Trading  System  (MTS)  untuk  reformasi  Organisasi  Perdagangan  Dunia (WTO).  Mendag  Lutfi  berharap,  Konferensi  Tingkat Menteri  ke-12  (MC12)  akan  memberikan  hasil yang berarti untuk kemajuan perdagangan dunia.
“WTO harus tetap relevan dengan ekonomi modern sebagai forum multilateral dengan melanjutkan kemajuan  pada  reformasi  WTO  yang  diperlukan.  Terutama  untuk  menunjuk  Badan  Banding  (AB) dan menetapkan parameter untuk meninjau pekerjaan tersebut,”ujar Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi menyampaikan, Indonesia memprioritaskan kesimpulan mandat Doha, seperti subsidi perikanan dan agenda pertanian dengan mengurangi subsidi secara proporsional. Dalam negosiasi perikanan,  Indonesia  menegaskan  kembali  dukungan  untuk  disiplin  yang kuat,  efektif,  dan  adil dalam  mencapai  target  SDG  14.6  yang  mencakup  Perlakuan  Khusus  dan  Diferensial  (Special  and Differential Treatments/SDTs) sebagai elemen penting untuk memastikan kebijakan yang seimbang di antara ekonomi dengan berbagai tingkat pembangunan dan kapasitas.
Untuk Pertanian, lanjut Mendag Lutfi, Indonesia mendukung solusi permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan (Public Stockholding for Food Security Purposes/PSH) dan pogram kerja yang dapat dijalankan pada Special Safeguard Mechanism for Developing Member (SSM)  untuk  memastikan  transparansi,  ketahanan  pangan,  kegiatan  re-ekspor;  serta  menegaskan kembali pentingnya pengurangan subsidi dukungan domestik 50 persen oleh ekonomi maju.
“Sebagai pendekatan alternatif untuk  memajukan  hasil  multilateral,  Indonesia  telah  bergabung dengan beberapa negosiasi plurilateral. Indonesia menegaskan kembali posisi pada akses pasar dan lokalisasi data dan menolak gagasan moratorium permanen bea masuk pada transmisi elektronik dalam negosiasi e-commerce,”  jelas Mendag Lutfi. (rba/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/