25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:36 AM WIB

Kampanye Bahaya Sejak Dini, Tekan Gula Darah Konsumsi Beras Taj Mahal

Penderita diabetes semakin tahun semakin meningkat. Pengetahuan agar penyakit ini tak berbahaya pun  mesti sering dilakukan. Salah satunya dengan acara kemah. Seperti apa?


I WAYAN WIDYANTARA, Tabanan

PEREMPUAN berumur 16 tahun asal Denpasar, Laksmi Naraswari merupakan salah satu penderita diabetes muda di Bali. Laksmi sendiri sudah divonis diabetes tipe 1 sejak 8 tahun yang lalu.

Kini wajahnya tampak ceria karena setelah mengikuti acara kemah dengan sesama penderita diabetes di Tabanan.

Laksmi pun belajar untuk mengatur kebutuhan kalori dan menyuntikan insulin secara mandiri.

Diketahui, puluhan orang tua dan anak usia dini dari sejumlah daerah di Provinsi Bali, mengikuti kegiatan sosialisasi penyakit diabetes. Kegiatan digelar di The Sila’s Agrotourism, Tabanan, Bali, Minggu(30/6) kemarin.

“Senang ada kegiatan ini. Jadinya nggak malu lagi. Bisa belajar lebih jauh soal diabetes. Apalagi ada kegiatan kemahnya juga,” kata Laksmi.

Meski sebagian besar para peserta merupakan anak yang telah divonis positif diabetes tipe 1 dan konsumsi insulin seumur hidup, kegiatan yang digagas Sub Divisi Endorkin Anak RSUP Sanglah Denpasar itu berlangsung seru dan ceria.

“Ini yang berbeda, kita tak hanya memberi pengetahuan diabetes melalui materi langsung tapi juga melalui kegiatan-kegiatan out door,” kata ketua kegiatan, dr Made Laksmi disela-sela kegiatan. 

Kegiatan yang digelar sejak Sabtu (29/6) kemarin itu diawali dengan paparan dari sejumlah dokter spesialis.

Mulai dari cara mengontrol gula darah hingga berbagai cara mengatasi masalah yang sering dialami penderita diabetes.

Diabetes Camp 2019 kemudian dilanjutkan dengan game-game seru seperti permainan yang mengasah ketangkasan anak. Para peserta juga diajak mencoba beras rendah kalori Taj Mahal asal Kaki Gunung Himalaya.

“Tadi juga ada pengetahuan pola makan rendah karbo khususnya dengan nasi Taj Mahal  dengan karbo 18 gr dan 75 kalori per 100gram.

Sehingga anak-anak DM 1 bisa makan nasi lebih banyak, karena 3 piring Taj Mahal setara satu piring nasi biasa. Gula darah tetap terkontrol dan konsumsi insulin jauh lebih sedikit, ” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu pemateri dr. Nyoman Arie Perwana, Sp.a mengatakan, pengetahuan diabetes bagi penderita diabetes anak merupakan hal yang penting.

Saat ini, dia menilai masih banyak orang tua  yang kurang memperhatikan mental anak penderita diabetes.

Menurutnya, penyakit diabetes khususnya diabetes tipe 1 yang diderita anak merupakan penyakit yang mudah dikontrol asal pintar mengatur pola makan, aktivitas dan konsumsi insulin.

“Sejak dini anak yang divonis diabetes harus diajari cara menggunakan insulin melalui suntikan. Selain itu juga harus selalu diberi motivasi, sehingga mental anak terbangun,” kata dia.

Rencananya, Kegiatan Diabetes Camp itu sendiri bakal digelar secara rutin guna terus memberi edukasi penyakit diabetes bagi anak usia dini.

Dengan konsep kamping dan kegiatan outdoor diharapkan menambah ketertarikan peserta untuk lebih mengenal penyakit yang dideritanya. (*)

 

Penderita diabetes semakin tahun semakin meningkat. Pengetahuan agar penyakit ini tak berbahaya pun  mesti sering dilakukan. Salah satunya dengan acara kemah. Seperti apa?


I WAYAN WIDYANTARA, Tabanan

PEREMPUAN berumur 16 tahun asal Denpasar, Laksmi Naraswari merupakan salah satu penderita diabetes muda di Bali. Laksmi sendiri sudah divonis diabetes tipe 1 sejak 8 tahun yang lalu.

Kini wajahnya tampak ceria karena setelah mengikuti acara kemah dengan sesama penderita diabetes di Tabanan.

Laksmi pun belajar untuk mengatur kebutuhan kalori dan menyuntikan insulin secara mandiri.

Diketahui, puluhan orang tua dan anak usia dini dari sejumlah daerah di Provinsi Bali, mengikuti kegiatan sosialisasi penyakit diabetes. Kegiatan digelar di The Sila’s Agrotourism, Tabanan, Bali, Minggu(30/6) kemarin.

“Senang ada kegiatan ini. Jadinya nggak malu lagi. Bisa belajar lebih jauh soal diabetes. Apalagi ada kegiatan kemahnya juga,” kata Laksmi.

Meski sebagian besar para peserta merupakan anak yang telah divonis positif diabetes tipe 1 dan konsumsi insulin seumur hidup, kegiatan yang digagas Sub Divisi Endorkin Anak RSUP Sanglah Denpasar itu berlangsung seru dan ceria.

“Ini yang berbeda, kita tak hanya memberi pengetahuan diabetes melalui materi langsung tapi juga melalui kegiatan-kegiatan out door,” kata ketua kegiatan, dr Made Laksmi disela-sela kegiatan. 

Kegiatan yang digelar sejak Sabtu (29/6) kemarin itu diawali dengan paparan dari sejumlah dokter spesialis.

Mulai dari cara mengontrol gula darah hingga berbagai cara mengatasi masalah yang sering dialami penderita diabetes.

Diabetes Camp 2019 kemudian dilanjutkan dengan game-game seru seperti permainan yang mengasah ketangkasan anak. Para peserta juga diajak mencoba beras rendah kalori Taj Mahal asal Kaki Gunung Himalaya.

“Tadi juga ada pengetahuan pola makan rendah karbo khususnya dengan nasi Taj Mahal  dengan karbo 18 gr dan 75 kalori per 100gram.

Sehingga anak-anak DM 1 bisa makan nasi lebih banyak, karena 3 piring Taj Mahal setara satu piring nasi biasa. Gula darah tetap terkontrol dan konsumsi insulin jauh lebih sedikit, ” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu pemateri dr. Nyoman Arie Perwana, Sp.a mengatakan, pengetahuan diabetes bagi penderita diabetes anak merupakan hal yang penting.

Saat ini, dia menilai masih banyak orang tua  yang kurang memperhatikan mental anak penderita diabetes.

Menurutnya, penyakit diabetes khususnya diabetes tipe 1 yang diderita anak merupakan penyakit yang mudah dikontrol asal pintar mengatur pola makan, aktivitas dan konsumsi insulin.

“Sejak dini anak yang divonis diabetes harus diajari cara menggunakan insulin melalui suntikan. Selain itu juga harus selalu diberi motivasi, sehingga mental anak terbangun,” kata dia.

Rencananya, Kegiatan Diabetes Camp itu sendiri bakal digelar secara rutin guna terus memberi edukasi penyakit diabetes bagi anak usia dini.

Dengan konsep kamping dan kegiatan outdoor diharapkan menambah ketertarikan peserta untuk lebih mengenal penyakit yang dideritanya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/