25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:49 AM WIB

Berbekal Suka Baca Novel, Raih Emas Olimpiade Nasional

Perhelatan Olympic Ahmad Dahlan (Olympiad) V 2017, tingkat nasional di Bandar Lampung, 26-29 Oktober 2017, membawa cerita manis bagi Joe Aldi Saputra.

Satu dari tiga duta Bali ini akhirnya berhasil meraih medali emas untuk Bahasa Inggris.

 

DIDIK DWI PRAPTONO, Denpasar

SEMPAT mengaku tidak percaya diri dalam persaingan yang ketat. Tapi, Joe akhirnya lolos ke babak final. Bahkan, dia berhasil meraih medali emas. 

Didampingi Kepala Sekolah (Kasek) SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Dedik Wahyudiantoro, dan dua guru pendampingnya Muslimin Dedy Handoko, dan Slamet Santoso,

putra semata wayang pasutri Lee Joseph Gilkes (Inggris) dan Nurhayati (Banyuwangi), ini berbagi kesuksesannya meraih prestasi.

“Awalnya saya sempat tidak pede (percaya diri). Apalagi saat bertemu para delegasi dari Jakarta dan daerah lain,” ujar siswa kelas VIII B saat ditemui di sekolahnya, kemarin (31/10). 

Namun, berkat panduan dan imbingan dari guru pendamping selama 2 bulan, siswa penghobi sepak bola dan pecinta novel ini pun akhirnya berhasil.

“Terpenting tidak gugup. Kalau persiapan selain arahan guru pendamping, ya belajar, banyak membaca,  dan nonton televisi (untuk referensi),” ungkapnya.

“Saya memang sejak SD sudah suka Bahasa Inggris. Alhamdulillah, berkat persiapan dan bimbingan dari guru saya menang di ajang olimpiade news reading (membaca berita berbahasa Inggris) ini,” terang Joe. 

Kemenangan kali pertama di olimpiade, ini lanjut Joe, mendorongnya ingin jadi jurnalis asing. “Nanti, kalau sudah besar cita-cita mau jadi jurnalis asing di luar negeri,” tambahnya. 

Kasek SMP Muhammadiyah 1 Denpasar menambahkan selain cabang lomba news reading, sebetulnya ada dua delegasi lain yang dikirim ke Bandar Lampung.

Yakni, cabang Olympiade IPA (Cruzita Novelita Rahmadhani kelas VIII E), dan  Matematika (Muhammad Daffa Putera Alfian kelas IXE).

Namun, pengiriman dua delegasi untuk cabang IPA dan matematika, siswa-siswinya harus puas hingga babak penyisihan dan final.

“Kalau di IPA kami hanya sampai pada tahap penyisihan. Untuk matematika hanya sampai final,” terang Dedik. 

Namun, dengan keberhasilan Joe meraih emas, Dedik berharap ke depan ada bibit-bibit baru berprestasi seperti Joe, Cruzita, dan Daffa yang bisa mengharumkan nama almamater, Kota Denpasar dan Bali secara umum. 

Sementara dua guru pendamping Muslimin dan Slamet, mengatakan sejak ajang olimpiade dilaksanakan, raihan emas kali ini jadi prestasi kali pertama bagi SMP Muhammadiyah 1 Denpasar.

“Saat Olimpiade IV kami mengirim delegasi. Tapi, saat itu belum berhasil meraih prestasi. Alhamdulillah, kali ini kami bisa meraih emas.

Mudah-mudahan ke depan raihan prestasi ini bisa kami ukir kembali dan mampu mengirim delegasi dan cabang yang lebih banyak,” harapnya. 

Menurutnya, dengan pengalaman kali kedua di olimpiade yang diikuti seratusan lebih delegasi dari Sabang-Merauke, selain mental faktor jarak dan biaya juga jadi salah satu kendala.

“Kalau materi kami Insyaallah siap. Hanya memang karena pengalaman baru, ke depan butuh kesiapan mental. Kami juga mempunyai klub bimbingan IPA, matematika, dan lainnya,” ujarnya. 

Terakhir, meski kalah dan belum meraih medali, bagi Daffa dan Cruzita, pengalaman kali pertama olimpiade di Lampung bisa jadi pengalaman.

Juga sekaligus semangat baru untuk bisa meraih prestasi yang lebih baik. “Ke depan harus lebih banyak berlatih,” pungkasnya.

Perhelatan Olympic Ahmad Dahlan (Olympiad) V 2017, tingkat nasional di Bandar Lampung, 26-29 Oktober 2017, membawa cerita manis bagi Joe Aldi Saputra.

Satu dari tiga duta Bali ini akhirnya berhasil meraih medali emas untuk Bahasa Inggris.

 

DIDIK DWI PRAPTONO, Denpasar

SEMPAT mengaku tidak percaya diri dalam persaingan yang ketat. Tapi, Joe akhirnya lolos ke babak final. Bahkan, dia berhasil meraih medali emas. 

Didampingi Kepala Sekolah (Kasek) SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Dedik Wahyudiantoro, dan dua guru pendampingnya Muslimin Dedy Handoko, dan Slamet Santoso,

putra semata wayang pasutri Lee Joseph Gilkes (Inggris) dan Nurhayati (Banyuwangi), ini berbagi kesuksesannya meraih prestasi.

“Awalnya saya sempat tidak pede (percaya diri). Apalagi saat bertemu para delegasi dari Jakarta dan daerah lain,” ujar siswa kelas VIII B saat ditemui di sekolahnya, kemarin (31/10). 

Namun, berkat panduan dan imbingan dari guru pendamping selama 2 bulan, siswa penghobi sepak bola dan pecinta novel ini pun akhirnya berhasil.

“Terpenting tidak gugup. Kalau persiapan selain arahan guru pendamping, ya belajar, banyak membaca,  dan nonton televisi (untuk referensi),” ungkapnya.

“Saya memang sejak SD sudah suka Bahasa Inggris. Alhamdulillah, berkat persiapan dan bimbingan dari guru saya menang di ajang olimpiade news reading (membaca berita berbahasa Inggris) ini,” terang Joe. 

Kemenangan kali pertama di olimpiade, ini lanjut Joe, mendorongnya ingin jadi jurnalis asing. “Nanti, kalau sudah besar cita-cita mau jadi jurnalis asing di luar negeri,” tambahnya. 

Kasek SMP Muhammadiyah 1 Denpasar menambahkan selain cabang lomba news reading, sebetulnya ada dua delegasi lain yang dikirim ke Bandar Lampung.

Yakni, cabang Olympiade IPA (Cruzita Novelita Rahmadhani kelas VIII E), dan  Matematika (Muhammad Daffa Putera Alfian kelas IXE).

Namun, pengiriman dua delegasi untuk cabang IPA dan matematika, siswa-siswinya harus puas hingga babak penyisihan dan final.

“Kalau di IPA kami hanya sampai pada tahap penyisihan. Untuk matematika hanya sampai final,” terang Dedik. 

Namun, dengan keberhasilan Joe meraih emas, Dedik berharap ke depan ada bibit-bibit baru berprestasi seperti Joe, Cruzita, dan Daffa yang bisa mengharumkan nama almamater, Kota Denpasar dan Bali secara umum. 

Sementara dua guru pendamping Muslimin dan Slamet, mengatakan sejak ajang olimpiade dilaksanakan, raihan emas kali ini jadi prestasi kali pertama bagi SMP Muhammadiyah 1 Denpasar.

“Saat Olimpiade IV kami mengirim delegasi. Tapi, saat itu belum berhasil meraih prestasi. Alhamdulillah, kali ini kami bisa meraih emas.

Mudah-mudahan ke depan raihan prestasi ini bisa kami ukir kembali dan mampu mengirim delegasi dan cabang yang lebih banyak,” harapnya. 

Menurutnya, dengan pengalaman kali kedua di olimpiade yang diikuti seratusan lebih delegasi dari Sabang-Merauke, selain mental faktor jarak dan biaya juga jadi salah satu kendala.

“Kalau materi kami Insyaallah siap. Hanya memang karena pengalaman baru, ke depan butuh kesiapan mental. Kami juga mempunyai klub bimbingan IPA, matematika, dan lainnya,” ujarnya. 

Terakhir, meski kalah dan belum meraih medali, bagi Daffa dan Cruzita, pengalaman kali pertama olimpiade di Lampung bisa jadi pengalaman.

Juga sekaligus semangat baru untuk bisa meraih prestasi yang lebih baik. “Ke depan harus lebih banyak berlatih,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/