Akhirnya resmilah akan ada mobil listrik di Indonesia: impor. Impor utuh. Dari Tiongkok.
Yang mengimpor adalah perusahaan taksi: Blue Bird. Tahap pertama 30 unit dulu. Merk BYD.
Diimpor juga mobil listrik Amerika: Tesla. Akan dicoba lima buah dulu. Yang dari pabriknya di Inggris, agar memperoleh yang setir di kanan.
Tentu saya senang-senang-sedih. Senang karena mobil listrik menjadi kenyataan. Sedih karena akhirnya harus impor. Terjadilah apa yang harus terjadi: ‘zaman mobil listrik’ tiba juga di tanah air. Dan sekali lagi kita hanya akan jadi pasar. Bagi mobil listrik asing.
Mengulangi apa yang pernah terjadi di mobil bensin.
Memang kita sudah sangat telat untuk memulai sekarang ini. Tentu akan ada yang berpendapat ‘lebih baik telat daripada tidak sama sekali’. Tapi, dalam hal mobil listrik ini, pepatah itu hanya cocok untuk menghibur diri.
Harus diakui perkembangan mobil listrik cepat sekali. Tiga tahun terakhir. Di luar negeri. Khususnya di Tiongkok. Peraturan pemerintahnya juga sangat mendukung. Misalnya: untuk mobil listrik yang kecepatan maksimalnya 60 km/jam tidak perlu surat apa pun. Hanya tidak boleh lewat jalan tol.
Saya pernah mengunjungi pabrik mobil listrik jenis ini. Di Provinsi Shandong. Di antara Kota Qungdao dan Jinan. Semangat produksinya luar biasa.
Di Tiongkok mobil listrik diperlakukan khusus. Plat nomornya beda warna: hijau. Kian banyak saja mobil Plat hijau di jalan-jalan.
Di Shanghai ada aturan khusus: beli mobil bensin harus antre panjang untuk mendapatkan plat nomor. Tujuannya: untuk membatasi agar jumlah mobil tidak berlebihan. Agar tidak kian macet. Setahun hanya boleh tambah mobil 12.000 buah. Yang ingin beli mobil lebih 100.000 orang.
Tiap tahun ada undian. Siapa yang beruntung masuk daftar 12.000 itu. Setelah menang undian baru bisa ke toko mobil.
Tapi untuk membeli mobil listrik tidak perlu ikut undian. Bisa kapan saja.
Kota-kota besar lainnya mengikuti cara Shanghai itu.
Tahun lalu penjualan mobil listrik di Tiongkok naik 60 persen. Total 1.300.000 mobil listrik terjual. Dari berbagai jenis. Dan berbagai merk. Yang jumlahnya sudah lebih 12 merek.
Merk BYD (Build Your Dream) adalah pelopornya. Yang akan diimpor Blue Bird itu. Di sana disebut Piyati (比亚迪). BYD dulunya pabrik baterai. Kini menjadi raja mobil listrik.
Yang juga besar adalah Geely. Di sana disebut Jili (吉利). Yang artinya selalu menguntungkan.
Di Tiongkok sudah ada perusahaan taksi aplikasi yang khusus mobil listrik. Namanya Cao Cao. Menggunakan merk Geely. Saya sering memesan Cao Cao kalau lagi di Tiongkok (Baca: Cao Cao).
Tadi malam teman saya telepon ke Blue Bird. Ingin memesan taksi listriknya. Ia tertarik dengan berita bahwa Blue Bird me-launching taksi mobil listrik mulai tanggal 1 Mei kemarin.
“Hari ini belum bisa melayani,” ujar petugas Blue Bird. “Baru minggu depan,” tambahnya.
Dengan SSS saya juga akan mencobanya. Minggu depan.(Dahlan Iskan)