31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 12:23 PM WIB

Regenerasi Petani Baru Minum, Dorong Manfaatkan Teknologi Pertanian

Sebagian besar orang mengenal Tabanan sebagai lumbung berasnya Bali. Bahkan dalam wilayah Sarbagita, Tabanan menjadi penyumbang dan penyangga pasokan hasil pertanian.

Namun begitu pesatnya pembanguan pariwisata di Bali khususnya di tiga wilayah Sarbagita yakni Denpasar, Badung, dan Gianyar, sektor pertanian justru seperti dilupakan.

 

 

JULIADI, Tabanan

TEMA pertanian menjadi isu menarik saat ini. Apalagi di tahun politik seperti ini. Tema itu pula yang diangkat Persatuan Wartawan Tabanan (Pewarta) saat menggelar diskusi bersama para pihak di Gedung I Ketut Maria.

Meski menarik, isu pertanian masih kalah dengan isu-isu pariwisata. Apalagi pemerintahan di Bali fokus mengembangkan pariwisata, daripada pertanian yang menjadi urat nadi perekonomian nasional.

Dalam diskusi itu hadir sebagai narasumber Rektor Universitas Pertanian Panji Sakti I Gde Made Metra, Kabid Peningkatan Produksi dan Hortikultura

Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suandra, jurnalis senior Made Adnyana alias Ole, dan Sekretaris Aji Denpasar Yoyok Raharyo. Diskusi juga dihadiri anggota DPRD Tabanan, petani Tabanan, tokoh masyarakat, dan mahasiswa.

Kabid Peningkatan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suandra mengakui, regenerasi petani baru di Tabanan minim.

Karena hampir sebagian besar anak muda Bali lebih memilih bekerja pada sektor jasa pariwisata. Padahal, di Tabanan 60 persen warga bekerja sebagai petani.

Sementara regenerasi anak muda menjadi petani terus menurun. Meskipun alih fungsi lahan di Tabanan tidak begitu tinggi.

Namun, ini juga perlu dilakukan pengendalian mengingat Tabanan sebagai lumbung berasnya Bali. “Saat ini profesi petani kebanyakan sudah lanjut usia dan butuh regenerasi.

Nah, untuk untuk menarik minat generasi muda dalam mengolah lahan pertanian, kami mendorong petani untuk menggunakan teknologi pertanian.

Seperti mesin traktor maupun mesin pemanen, dengan begitu lebih efektif dan menghemat biaya,” bebernya sembari menjawab ini menjadi PR pertanian Tabanan kedepan.

Di sisi lain, turunnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dikatakan salah mahasiswa perguruan tinggi di Tabanan I Putu Arya Wiraguna karena ibu dan bapak dari dari petani sendiri yang melarang anaknya untuk menjadi petani.

Lebih banyak orangtua tidak mengarahkan anaknya untuk bekerja sebagai petani. Selain itu profesi petani dianggap tidak memberikan pendapatan yang mencukupi.

Sehingga petani biasanya mendorong anak-anaknya memilih profesi lain utamanya pariwisata. “Profesi petani seperti pilihan terakhir saat kepepet atau ketika generasi muda sudah tidak punya pilihan pekerjaan lain,” ujarnya. 

Menjawab masalah hal ini, Anggota DPRD Tabanan I Gusti Nyoman Omardani mengakui jika segala kebijakan mengenai pertanian di Tabanan belum sampai ke ranah terbawah termasuk petani (regenerasi petani).

Padahal, pemerintah telah merancang sektor pertanian yang tidak hanya bergulat di seputaran lumpur yang menjadi image pertanian tetapi ada sistem yang dikembangkan.

Seperti pertanian yang online dan pertanian terintegrasi. “Sistem yang dikembangkan ini utamanya adalah mengolah produk pertanian menjadi produk bernilai jual. Tidak hanya menjual produk mentah saja,” ujarnya.

Adanya produk pertanian yang bernilai jual bisa menjadi peluang usaha bagi generasi muda. Mereka bisa membentuk UMKM maupun Bumdes untuk penjualan produk olahan pertanian ini.

“Tugas kami adalah memberikan perlindungan bagi usaha mereka. Satunya dengan menyusun perda agribisnis terintegrasi,” ujar Omardani.

Saat ini perda yang masih dalam tahap pembahasan ini, secara umum mengatur mengenai integrasi pertanian di sektor hulu yaitu sektor primer yang melalukan pembinaan SDM nya berupa pelatihan dan adanya penelitian pertanian.

“Dalam hal penelitian telah dibangun Taman Teknologi Pertanian (TTP) Sanda, Pupuan. TPP tersebut melibatkan pemuda desa.

Sehingga sedikit tidak membantu menjawab minim regerasi muda untuk bertani. Mudahan TPP tersebut mampu menjadi wadah anak muda untuk ikut penenlitian,” tandasnya.

 

Sebagian besar orang mengenal Tabanan sebagai lumbung berasnya Bali. Bahkan dalam wilayah Sarbagita, Tabanan menjadi penyumbang dan penyangga pasokan hasil pertanian.

Namun begitu pesatnya pembanguan pariwisata di Bali khususnya di tiga wilayah Sarbagita yakni Denpasar, Badung, dan Gianyar, sektor pertanian justru seperti dilupakan.

 

 

JULIADI, Tabanan

TEMA pertanian menjadi isu menarik saat ini. Apalagi di tahun politik seperti ini. Tema itu pula yang diangkat Persatuan Wartawan Tabanan (Pewarta) saat menggelar diskusi bersama para pihak di Gedung I Ketut Maria.

Meski menarik, isu pertanian masih kalah dengan isu-isu pariwisata. Apalagi pemerintahan di Bali fokus mengembangkan pariwisata, daripada pertanian yang menjadi urat nadi perekonomian nasional.

Dalam diskusi itu hadir sebagai narasumber Rektor Universitas Pertanian Panji Sakti I Gde Made Metra, Kabid Peningkatan Produksi dan Hortikultura

Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suandra, jurnalis senior Made Adnyana alias Ole, dan Sekretaris Aji Denpasar Yoyok Raharyo. Diskusi juga dihadiri anggota DPRD Tabanan, petani Tabanan, tokoh masyarakat, dan mahasiswa.

Kabid Peningkatan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suandra mengakui, regenerasi petani baru di Tabanan minim.

Karena hampir sebagian besar anak muda Bali lebih memilih bekerja pada sektor jasa pariwisata. Padahal, di Tabanan 60 persen warga bekerja sebagai petani.

Sementara regenerasi anak muda menjadi petani terus menurun. Meskipun alih fungsi lahan di Tabanan tidak begitu tinggi.

Namun, ini juga perlu dilakukan pengendalian mengingat Tabanan sebagai lumbung berasnya Bali. “Saat ini profesi petani kebanyakan sudah lanjut usia dan butuh regenerasi.

Nah, untuk untuk menarik minat generasi muda dalam mengolah lahan pertanian, kami mendorong petani untuk menggunakan teknologi pertanian.

Seperti mesin traktor maupun mesin pemanen, dengan begitu lebih efektif dan menghemat biaya,” bebernya sembari menjawab ini menjadi PR pertanian Tabanan kedepan.

Di sisi lain, turunnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dikatakan salah mahasiswa perguruan tinggi di Tabanan I Putu Arya Wiraguna karena ibu dan bapak dari dari petani sendiri yang melarang anaknya untuk menjadi petani.

Lebih banyak orangtua tidak mengarahkan anaknya untuk bekerja sebagai petani. Selain itu profesi petani dianggap tidak memberikan pendapatan yang mencukupi.

Sehingga petani biasanya mendorong anak-anaknya memilih profesi lain utamanya pariwisata. “Profesi petani seperti pilihan terakhir saat kepepet atau ketika generasi muda sudah tidak punya pilihan pekerjaan lain,” ujarnya. 

Menjawab masalah hal ini, Anggota DPRD Tabanan I Gusti Nyoman Omardani mengakui jika segala kebijakan mengenai pertanian di Tabanan belum sampai ke ranah terbawah termasuk petani (regenerasi petani).

Padahal, pemerintah telah merancang sektor pertanian yang tidak hanya bergulat di seputaran lumpur yang menjadi image pertanian tetapi ada sistem yang dikembangkan.

Seperti pertanian yang online dan pertanian terintegrasi. “Sistem yang dikembangkan ini utamanya adalah mengolah produk pertanian menjadi produk bernilai jual. Tidak hanya menjual produk mentah saja,” ujarnya.

Adanya produk pertanian yang bernilai jual bisa menjadi peluang usaha bagi generasi muda. Mereka bisa membentuk UMKM maupun Bumdes untuk penjualan produk olahan pertanian ini.

“Tugas kami adalah memberikan perlindungan bagi usaha mereka. Satunya dengan menyusun perda agribisnis terintegrasi,” ujar Omardani.

Saat ini perda yang masih dalam tahap pembahasan ini, secara umum mengatur mengenai integrasi pertanian di sektor hulu yaitu sektor primer yang melalukan pembinaan SDM nya berupa pelatihan dan adanya penelitian pertanian.

“Dalam hal penelitian telah dibangun Taman Teknologi Pertanian (TTP) Sanda, Pupuan. TPP tersebut melibatkan pemuda desa.

Sehingga sedikit tidak membantu menjawab minim regerasi muda untuk bertani. Mudahan TPP tersebut mampu menjadi wadah anak muda untuk ikut penenlitian,” tandasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/