28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:56 AM WIB

Sentil Anggaran Pertanian Minim, DPRD Bali Heran Kebijakan Koster

DENPASAR – Tagline sektor pertanian  bangkit saat masa krisis akibat pandemi sepertinya omong kosong belaka.

Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi mengeluhkan alokasi anggaran pada pertanian dalam tahun anggaran 2021 hanya Rp 5 miliar.

Baginya Rp 5 miliar itu sangat kecil meski dengan alasan banyak anggaran yang dipangkas untuk percepatan penanganan Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi Bali ditengah pandemi yang berkepanjangan. 

Padahal, tiap pembahasan anggaran, selalu disebutkan Bali harus memiliki sumber pendapatan lain selain sektor pariwisata.

Masalahnya, ketika sektor pariwisata mati suri akibat virus Corona-19 yang berkepanjangan dan kapan akan berakhir, anggaran pada sektor pertanian masih tetap kecil. 

Politisi Golkar asal Buleleng ini mengaku heran dengan kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster lantaran setor pertanian sama sekali tidak mendapat perhatian.

Sebagai bukti anggaran yang diberikan anggaran induk 2021 sama sekali tidak memadai. Padahal, pertanian ditengah kondisi ekonomi akibat pandemi, telah menyelematkan rakyat Bali untuk bisa bertahan hidup.

“Kita selalu berbicara prioritas, saya mau tanya ke bapak gubernur yang dijadikan prioritas untuk pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi ini sektor mana?”katanya heran.

Pihaknya juga mempertanyakan apa yang menjadi prioritas Pemprov Bali sehingga anggaran bagi sektor pertanian sangat kecil sekali.

Menurut IGK Kresna Budi kalau indikator parameter prioritas itu jelas yang ada berhubungan dengan kemakmuran rakyat. 

Kalau pertanian di Bali digarap dan dikelola dengan benar, bisa menjadi penopang perekonomian masyarakat.

“Saya tidak mengerti, prioritas apa itu. Apa sih yang dimaksud dengan prioritas di timur (Pemprov Bali) itu,”imbuhnya sambil geleng kepala.

Kresna Budi berharap agar Pemprov Bali bisa memprioritaskan apa yang kebutuhan mendesak masyarakat sitengah pandemi.

Pandemi Covid-19 untuk memulihkan pariwisata Bali tidak semudah membalikan telapak tangan melainkan perlu waktu panjang sampai kunjungan wisatawan normal kembali.

Untuk saat ini yang paling mendesak persoalan ekonomi yang sangat penting untuk di dahulukan.

“Sekarang itu, yang dikatakan mendesak oleh rakyat itu ekonominya, masyarakat bisa bertahap hidup dan bisa makan,”pintanya.(

DENPASAR – Tagline sektor pertanian  bangkit saat masa krisis akibat pandemi sepertinya omong kosong belaka.

Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi mengeluhkan alokasi anggaran pada pertanian dalam tahun anggaran 2021 hanya Rp 5 miliar.

Baginya Rp 5 miliar itu sangat kecil meski dengan alasan banyak anggaran yang dipangkas untuk percepatan penanganan Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi Bali ditengah pandemi yang berkepanjangan. 

Padahal, tiap pembahasan anggaran, selalu disebutkan Bali harus memiliki sumber pendapatan lain selain sektor pariwisata.

Masalahnya, ketika sektor pariwisata mati suri akibat virus Corona-19 yang berkepanjangan dan kapan akan berakhir, anggaran pada sektor pertanian masih tetap kecil. 

Politisi Golkar asal Buleleng ini mengaku heran dengan kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster lantaran setor pertanian sama sekali tidak mendapat perhatian.

Sebagai bukti anggaran yang diberikan anggaran induk 2021 sama sekali tidak memadai. Padahal, pertanian ditengah kondisi ekonomi akibat pandemi, telah menyelematkan rakyat Bali untuk bisa bertahan hidup.

“Kita selalu berbicara prioritas, saya mau tanya ke bapak gubernur yang dijadikan prioritas untuk pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi ini sektor mana?”katanya heran.

Pihaknya juga mempertanyakan apa yang menjadi prioritas Pemprov Bali sehingga anggaran bagi sektor pertanian sangat kecil sekali.

Menurut IGK Kresna Budi kalau indikator parameter prioritas itu jelas yang ada berhubungan dengan kemakmuran rakyat. 

Kalau pertanian di Bali digarap dan dikelola dengan benar, bisa menjadi penopang perekonomian masyarakat.

“Saya tidak mengerti, prioritas apa itu. Apa sih yang dimaksud dengan prioritas di timur (Pemprov Bali) itu,”imbuhnya sambil geleng kepala.

Kresna Budi berharap agar Pemprov Bali bisa memprioritaskan apa yang kebutuhan mendesak masyarakat sitengah pandemi.

Pandemi Covid-19 untuk memulihkan pariwisata Bali tidak semudah membalikan telapak tangan melainkan perlu waktu panjang sampai kunjungan wisatawan normal kembali.

Untuk saat ini yang paling mendesak persoalan ekonomi yang sangat penting untuk di dahulukan.

“Sekarang itu, yang dikatakan mendesak oleh rakyat itu ekonominya, masyarakat bisa bertahap hidup dan bisa makan,”pintanya.(

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/