DENPASAR– Pada 28 Oktober lalu, menggelar rapat dengan dihadiri 12 Anggota Exco PSSI. Hasilnya saat itu adalah sepakat untuk mempercepat KLB yang seharusnya digelar pada November 2023.
Surat terkait hasil rapat tersebut juga sudah diberikan kepada seluruh anggota PSSI termasuk Asprov PSSI di masing-masing daerah.
Saat itu, PSSI melalui sang ketua umum Mochamad Iriawan belum menentukan tanggal kapan akan berlangsungnya KLB. Namun Selasa kemarin (1/11/2022), tanggal tersebut sudah ditetapkan. KLB akan digelar pada 18 Maret 2023. Sebelumnya Kongres Biasa akan digelar pada 7 Januari 2023. Pada tanggal tersebut, akan ditentukan Komite Pemilihan (KP).
Dengan jarak waktu yang masih cukup lama tersebut, PSSI ingin kompetisi bisa digulirkan kembali. Percepatan KLB menurut Iwan Bule adalah agar tidak terjadi keretakan dan berdampak buruk kepada seluruh pihak yang terlibat langsung di persepakbolaan Indonesia.
87 anggota PSSI yang memiliki hak suara, otomatis akan mengikuti jika KLB dipercepat. Termasuk Asprov PSSI di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Asprov PSSI Bali. Ketum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana yang dihubungi Rabu kemarin (2/11) setuju dengan KLB yang dipercepat.
“Kami sebagai anggota kan setuju dan menjalankan instruksi saja. Tapi sebelum itu, harus ada Kongres Biasa untuk menentukan Komite Pemilihan. Kalau kongres, tentu pasti kami dukung,” terang pria asal Ubud tersebut. Maret 2023 memang menjadi waktu yang ideal menggelar KLB.
Hal tersebut karena adanya regulasi PSSI dimana setelah pembentukan KP di Kongres Biasa, setelah 60 hari baru menggelar KLB. Dalam rentang waktu tersebut, calon-calon ketum dan Anggota Exco mulai mendaftar dan dilakukan verifikasi oleh KP.
Asprov PSSI Bali sudah setuju jika KLB dipercepat, sekarang pertanyaan lain adalah apakah Asprov PSSI Bali sudah memiliki calon untuk dipilih saat KLB? Atau tetap mendukung orang-orang lama untuk menduduki kursi structural di tubuh PSSI.
Untuk hal ini, Ketut Suardana masih belum bisa menjawab dengan gambling. “Nanti dalam 60 hari setelah kongres biasa, apakah ada orang baru atau orang lama yang mendaftar, silakan saja. Kami kan tidak tahu siapa yang akan mendaftar nanti. Kalau tidak layak, calon tersebut pasti tidak akan dipilih oleh voters. Simple-simple saja,” ungkapnya.
Lalu apakah Asprov PSSI Bali kembali bersedia menjadi tuan rumah? Ketut Suardana mengaku senang-senang saja jika Bali menjadi tuan rumah kembali untuk KLB ataupun Kongres Biasa. Toh, menurutnya, Bali sudah punya pengalaman menjadi tuan rumah kongres tahunan PSSI.
Bahkan dalam dua tahun berturut-turut. Tepatnya pada 2019 dan 2020. Di tahun 2019 saat kongres tahunan digelar di Sofitel Nusa Dua, Edy Rahmayadi langsung memilih mundur dari kursi Ketum PSSI. Di tahun berikutnya, kongres tahunan digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel termasuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga Indonesia Baru (LIB) digelar di Bali beberapa hari sebelum kongres tahunan.
“Kalau mereka (PSSI) mau, kami siap-siap saja. Kami welcome dan bersyukur tentunya karena Bali bisa menjadi tuan rumah lagi. Intinya kalau digelar di Bali, kami siap dan selama ini juga aman-aman saja kongres ketika digelar di Bali,” tutupnya. (alit binawan/radar bali)