RadarBali.com – Nama IB Gaga Adi Saputra alias Gus gaga semakin menjadi buah bibir di Gumi Seni, Gianyar.
Pria yang dinonaktifkan dari kursi Sekda Gianyar, itu namanya terus menyodok dalam survei yang dilakukan Koalisi Gianyar Bangkit (KGB).
Belakangan santer tersiar kabar jika Gus Gaga digadang-gadang duet dengan Tjok Kertyasa alias Cok Ibah.
Moncernya nama Gus Gaga juga tidak lepas dari kesan dirinya dizalimi Bupati Gianyar, AA Bharata, setelah dilengserkan dari jabatan Sekda.
Ketua KGB, Tjokorda Asmara Putra Sukawati, menegaskan koalisi sedang berproses guna menentukan siapa yang akan dijadikan cabup dan cawabup.
“Saat ini, paket atau tandem yang dirancang belum pas. KGB akan melakukan survei terhadap sembilan nama yang sudah muncul,” ungkap Cok Asmara kemarin (3/9).
Lebih lanjut dijelaskan, dari sembilan nama paket yang akan ditandemkan, nama Gus Gaga dimasukkan dalam survei mendampingi bakal calon yang akan diusung KGB.
Salah satunya dikombinasikan dengan Cok Ibah. Ada juga nama-nama lain yang selama ini disebut-sebut sebagai bakal calon bupati, seperti ada Made Dana, Cok Putra Pemayun dan AA Agung Waisnawa.
Kemudian ada juga Ketut Jata, ada Pande Maharani dan ada Dewa Wardana. “Semuanya kami masukkan dalam survey yang akan dimulai September ini, termasuk dirakit sebagai paket,” papar politisi Demokrat itu.
Lahirnya paket yang akan diusung nanti oleh KGB, masyarakat akan bisa membandingkan dengan calon petahan yang juga berniat maju menjadi orang nomor satu di Gianyar.
Politisi Demokrat yang juga anggota Komisi II DPRD Bali ini menyebutkan, setelah KGB mengeluarkan calon atau paket dipastikan akan ada dinamika baru dalam perhelatan pilkada 2018 nanti.
“Memenuhi Keinginan masyarakat akan adanya perubahan kepemimpinan dan calon yang diinginkan adalah calon yang mengerti adat dan budaya Bali,” imbuhnya.
Selain itu, calon yang diharapkan menjadi pemimpin kedepan yakni calon yang bisa mengangkat ekonomi masyarakat Gianyar.
Harapan seperti itu selalu disampaikan, apalagi perekonomian saat ini sedang turun di Bali dan berdampak besar pada perekonomian Gianyar sebagai daerah tujuan wisata.
Salah satu persoalan yang hingga saat ini belum terselesaikan kemacetan di daerah Ubud. Menurutnya, rakyat di Kabupaten Gianyar sudah mendambakan adanya perubahan besar dalam kepemimpinan bupati dan wakil bupati ke depan.
Masyarakat sudah bisa menilai seperti apa kepemimpinan calon petahana.