29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:35 AM WIB

Prof Wimpie: Banyak Profesor Otak Tumpul dan Berhati Buta di Indonesia

DENPASAR – Tagar #2019Tetap Jokowi datang dari Pulau Dewata. Dukungan terhadap presiden ke-7 Indonesia itu ditegaskan serangkaian Deklarasi Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Provinsi Bali di Ayucious, Renon, kemarin malam.

Diskusi bertajuk Ancaman Intoleransi yang menghadirkan pembicara Prof. Wimpie Pangkahila dan akademisi sekaligus pengamat politik Universitas Warmadewa

I Nyoman Wiraatmaja menjadi pintu masuk memahami konteks Indonesia terkini, khususnya politik identitas, isu intoleransi serta radikalisme.

Prof. Wimpie Pangkahila menegaskan, kondisi NKRI saat ini sangat mengkhawatirkan sekaligus mengerikan.

Isu intoleransi, ucapnya sangat masif menyebar melalui media sosial dan dari satu diskusi ke diskusi lain.

“Saya orang kampus. Kebetulan dokter juga. Saya tahu ketika demo anti Jokowi itu sekian dokter terlibat di dalamnya. Dan, saya sering berantem dengan mereka.

Bahkan, ada dokter yang tidak mau menerima pasien kalau tidak seagama. Saya bilang kamu bukan dokter! Jelas itu melanggar sumpah dokter. Gila. Sampai separah itu,” ucapnya.

Terkait kondisi itu, Prof. Wimpie menyebut telah sekian lama para ekstrimis menyusup ke kampus-kampus di Indonesia, termasuk di fakultas kedokteran.

“Mungkin Bapak Ibu tidak ada pernah menyangka kok ada dokter seperti itu. Ternyata ada. Kalau kita tidak ikut campur, maka republik ini akan hancur,” ucapnya. 

Pakar andrologi dan seksologi itu menyebut fakta tersebut merupakan tantangan besar. Dirinya mengajak masyarakat Indonesia untuk sadar bahwa ada sekelompok orang yang kini menjadi ancaman bagi NKRI.

“Jangan takut menyuarakan 4 pilar kebangsaan. Itu sudah menyusup ke mana-mana. Dosen ini harus dikeluarkan.

Apalagi menyusup ke kampus-kampus milik negara. Saya yakin Beliau (Jokowi, red) pasti 2 periode kecuali kalau ada cara-cara yang menghalalkan segala cara,” tandasnya.

Prof. Wimpie Pangkahila tak memungkiri kini banyak profesor berotak tumpul dan berhati buta di Indonesia.

“Saya bilang itu prof dari dunia lain. Kalau sudah tidak normal berobat dulu dong! Jangan sekadar ngomong. Marilah kita bersatu untuk mendukung Jokowi yang bekerja untuk rakyat. Presiden yang tidak menumpuk kekayaan,” paparnya. 

 

DENPASAR – Tagar #2019Tetap Jokowi datang dari Pulau Dewata. Dukungan terhadap presiden ke-7 Indonesia itu ditegaskan serangkaian Deklarasi Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Provinsi Bali di Ayucious, Renon, kemarin malam.

Diskusi bertajuk Ancaman Intoleransi yang menghadirkan pembicara Prof. Wimpie Pangkahila dan akademisi sekaligus pengamat politik Universitas Warmadewa

I Nyoman Wiraatmaja menjadi pintu masuk memahami konteks Indonesia terkini, khususnya politik identitas, isu intoleransi serta radikalisme.

Prof. Wimpie Pangkahila menegaskan, kondisi NKRI saat ini sangat mengkhawatirkan sekaligus mengerikan.

Isu intoleransi, ucapnya sangat masif menyebar melalui media sosial dan dari satu diskusi ke diskusi lain.

“Saya orang kampus. Kebetulan dokter juga. Saya tahu ketika demo anti Jokowi itu sekian dokter terlibat di dalamnya. Dan, saya sering berantem dengan mereka.

Bahkan, ada dokter yang tidak mau menerima pasien kalau tidak seagama. Saya bilang kamu bukan dokter! Jelas itu melanggar sumpah dokter. Gila. Sampai separah itu,” ucapnya.

Terkait kondisi itu, Prof. Wimpie menyebut telah sekian lama para ekstrimis menyusup ke kampus-kampus di Indonesia, termasuk di fakultas kedokteran.

“Mungkin Bapak Ibu tidak ada pernah menyangka kok ada dokter seperti itu. Ternyata ada. Kalau kita tidak ikut campur, maka republik ini akan hancur,” ucapnya. 

Pakar andrologi dan seksologi itu menyebut fakta tersebut merupakan tantangan besar. Dirinya mengajak masyarakat Indonesia untuk sadar bahwa ada sekelompok orang yang kini menjadi ancaman bagi NKRI.

“Jangan takut menyuarakan 4 pilar kebangsaan. Itu sudah menyusup ke mana-mana. Dosen ini harus dikeluarkan.

Apalagi menyusup ke kampus-kampus milik negara. Saya yakin Beliau (Jokowi, red) pasti 2 periode kecuali kalau ada cara-cara yang menghalalkan segala cara,” tandasnya.

Prof. Wimpie Pangkahila tak memungkiri kini banyak profesor berotak tumpul dan berhati buta di Indonesia.

“Saya bilang itu prof dari dunia lain. Kalau sudah tidak normal berobat dulu dong! Jangan sekadar ngomong. Marilah kita bersatu untuk mendukung Jokowi yang bekerja untuk rakyat. Presiden yang tidak menumpuk kekayaan,” paparnya. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/