29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:08 AM WIB

Hasil Menjadi Unik, Pesanan dari Australia, Amerika Hingga Eropa

Pada umumnya para pelukis melukis dengan menggunakan cat. Namun, hal berbeda dilakukan Vinsensius Dedy Reru ini. Sejak dua tahun belakangan, pria asal Denpasar ini menggunakan bahan kopi bubuk sebagai pengganti tinta atau cat lukis untuk melukis.

 

 

MARCELLO PAMPURS, Denpasar

SEBAGAI seorang pelukis, Vinsensius Dedy Reru tergolong berani, nyentrik dan antimainstrem. Buktinya, jika kebanyakan pelukis memanfaatkan tinta untuk melukis, dia memilih bubuk kopi sebagai media melukis.

Sebelum melukis, bubuk kopi yang masih kering akan dicampur dengan lem sebelum digoreskan di atas kavas untuk menjadi sebuah karya lukis.

“Bubuk kopinya harus dicampur dengan lem terlebih dahulu,” katanya saat ditemui saat salah satu kegiatan di salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar beberapa hari lalu.

Proses melukis menggunakan bubuk kopi ini berbeda dengan melukis dengan menggunakan cat lukis biasa.

Bedanya menurut dia, melukis dengan menggunakan bubuk kopi memiliki beberapa kelebihan. Selain aroma khas kopi dari bubuk kopi itu

akan membuatnya unik, dia mengklaim jika bubuk kopi lebih awet dari pada tinta atau cat lukis pada umumnya.

“Bubuk kopi memiliki banyak kelebihan. Seperti ramah lingkungan, lebih awet dari tinta konvensional dan tentunya aroma kopinya cukup kuat,” terangnya.

Jika biasanya beberapa seniman yang juga menggunakan kopi dalam melukis dengan memakai ampas kopi yang sudah di seduh, penggunaan bubuk kopi kering menurut pria yang akrab disapa Dedy ini memiliki kelebihan.

Penggunaan bahan dasar bubuk kopi kering atau bukan ampas sisa seduhan ini diakuinya akan membuat tekstur lukisan lebih tampak.

Tidak hanya dari segi tekstur, warna obyek yang dilukis juga akan lebih muncul dan tentunya juga lebih hidup.

Menurutnya, ide melukis dengan bubuk kopi kering ini bermulai dari tantangan seorang temannya. Dua tahun lalu, temannya menantang dirinya untuk melukis dengan menggunakan bubuk kopi.

Setelah ditantang, dirinya langsung menyanggupi tantangan tersebut. Lama-kelamaan, dia ketagihan dan terus melukis memanfaatkan media bubuk kopi hingga sekarang ini.

Menurut dia, alternatif melukis dengan menggunakan bubuk kopi ini juga belum banyak dilakukan oleh banyak seniman di Bali.

Karena keunikan melukisnya ini, dia pun kebanjiran order dari berbagai belahan dunia. Mulai dari Indonesia sendiri, Australia, Amerika hingga berbagai negara di benua Eropa.

Pada umumnya para pelukis melukis dengan menggunakan cat. Namun, hal berbeda dilakukan Vinsensius Dedy Reru ini. Sejak dua tahun belakangan, pria asal Denpasar ini menggunakan bahan kopi bubuk sebagai pengganti tinta atau cat lukis untuk melukis.

 

 

MARCELLO PAMPURS, Denpasar

SEBAGAI seorang pelukis, Vinsensius Dedy Reru tergolong berani, nyentrik dan antimainstrem. Buktinya, jika kebanyakan pelukis memanfaatkan tinta untuk melukis, dia memilih bubuk kopi sebagai media melukis.

Sebelum melukis, bubuk kopi yang masih kering akan dicampur dengan lem sebelum digoreskan di atas kavas untuk menjadi sebuah karya lukis.

“Bubuk kopinya harus dicampur dengan lem terlebih dahulu,” katanya saat ditemui saat salah satu kegiatan di salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar beberapa hari lalu.

Proses melukis menggunakan bubuk kopi ini berbeda dengan melukis dengan menggunakan cat lukis biasa.

Bedanya menurut dia, melukis dengan menggunakan bubuk kopi memiliki beberapa kelebihan. Selain aroma khas kopi dari bubuk kopi itu

akan membuatnya unik, dia mengklaim jika bubuk kopi lebih awet dari pada tinta atau cat lukis pada umumnya.

“Bubuk kopi memiliki banyak kelebihan. Seperti ramah lingkungan, lebih awet dari tinta konvensional dan tentunya aroma kopinya cukup kuat,” terangnya.

Jika biasanya beberapa seniman yang juga menggunakan kopi dalam melukis dengan memakai ampas kopi yang sudah di seduh, penggunaan bubuk kopi kering menurut pria yang akrab disapa Dedy ini memiliki kelebihan.

Penggunaan bahan dasar bubuk kopi kering atau bukan ampas sisa seduhan ini diakuinya akan membuat tekstur lukisan lebih tampak.

Tidak hanya dari segi tekstur, warna obyek yang dilukis juga akan lebih muncul dan tentunya juga lebih hidup.

Menurutnya, ide melukis dengan bubuk kopi kering ini bermulai dari tantangan seorang temannya. Dua tahun lalu, temannya menantang dirinya untuk melukis dengan menggunakan bubuk kopi.

Setelah ditantang, dirinya langsung menyanggupi tantangan tersebut. Lama-kelamaan, dia ketagihan dan terus melukis memanfaatkan media bubuk kopi hingga sekarang ini.

Menurut dia, alternatif melukis dengan menggunakan bubuk kopi ini juga belum banyak dilakukan oleh banyak seniman di Bali.

Karena keunikan melukisnya ini, dia pun kebanjiran order dari berbagai belahan dunia. Mulai dari Indonesia sendiri, Australia, Amerika hingga berbagai negara di benua Eropa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/