26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:28 AM WIB

2 Kali Dijemput Maut, Leong Berusaha Tenang saat Diincar Dua Ekor Hiu

SINGARAJA – Putu Tirtayasa alias Leong, 44, seorang nelayan di Desa Kalibukbuk, sempat dilaporkan hilang pada Selasa (6/4) sore lalu.

Nelayan tersebut akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat, Rabu kemarin (7/4) di perairan Desa Bukti.

Kepada awak media, korban Leong mengatakan dirinya saat itu memancing di sekitar perairan Sangsit, sekitar 18 mil arah utara Sangsit.

Hingga pukul 07.00 pagi, ia baru berhasil menangkap 4 ekor ikan. Dia lantas berinisiatif pindah ke lokasi lain. Saat menempuh perjalanan sekitar 20 mil arah utara Sangsit, tiba-tiba ia dihadang cuaca buruk.

“Tiba-tiba ombaknya besar. Lebih tinggi dari kepala saya. Maunya balik arah. Belum sempat balik, langsung dihantam ombak. Katir kanannya patah, langsung perahu itu terbalik,” kata Leong.

Mendadak dihantam petaka, Leong berusaha kembali ke perahunya. Ia akhirnya berhasil bertahan di atas perahu. Sebuah wet bag yang berisi peralatan darurat juga langsung ia raih.

Sebab di dalamnya berisi GPS dan ponsel. Semalam suntuk ia terombang-ambing. Badannya ia ikat pada perahu, agar tak sampai tercebur dan hilang.

Mirisnya lagi ia sempat dikelilingi oleh dua ekor hiu. Dalam kondisi itu, ia tetap berusaha tenang dan bertahan di atas perahu.

“Kaki tidak saya turunkan ke air. Pokoknya bagaimana caranya bertahan di atas perahu. Makanan minuman sudah dibawa lari. Menurut saya ya wajar ada hiu. Mungkin cium ada ikan di perahu saya,” ujarnya.

Hingga pagi kemarin ia terhempas di perairan Desa Bukti, sekitar 10 mil arah utara pemandian Air Sanih. Leong mencoba menyalakan ponselnya.

Syukurnya ia mendapat sinyal ponsel. Ia langsung menghubungi keluarga dan mengirim posisinya berdasar GPS untuk penjemputan.

Leong mengaku ini bukan pertama kalinya ia mengalami petaka di laut. Pada tahun 2006 lalu, ia juga sempat hilang di laut lepas.

Saat itu ia tercebur gara-gara ditarik ikan cakalang. Sementara perahunya terus melaju ke tengah laut.

“Perahunya ditemukan sama teman saya. Orang-orang mengira saya sudah mati. Akhirnya saya ditemukan terombang-ambing sama nelayan dari Gondol (Desa Penyabangan, Red). Akhirnya diajak ke pinggir,” ceritanya.

Meski sudah dua kali mengalami petaka, Leong mengaku tidak jera pergi melaut. “Ini sumber penghidupan keluarga saya, ya harus saya jalani. Cuma ya harus lebih waspada lagi,” pungkasnya. 

SINGARAJA – Putu Tirtayasa alias Leong, 44, seorang nelayan di Desa Kalibukbuk, sempat dilaporkan hilang pada Selasa (6/4) sore lalu.

Nelayan tersebut akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat, Rabu kemarin (7/4) di perairan Desa Bukti.

Kepada awak media, korban Leong mengatakan dirinya saat itu memancing di sekitar perairan Sangsit, sekitar 18 mil arah utara Sangsit.

Hingga pukul 07.00 pagi, ia baru berhasil menangkap 4 ekor ikan. Dia lantas berinisiatif pindah ke lokasi lain. Saat menempuh perjalanan sekitar 20 mil arah utara Sangsit, tiba-tiba ia dihadang cuaca buruk.

“Tiba-tiba ombaknya besar. Lebih tinggi dari kepala saya. Maunya balik arah. Belum sempat balik, langsung dihantam ombak. Katir kanannya patah, langsung perahu itu terbalik,” kata Leong.

Mendadak dihantam petaka, Leong berusaha kembali ke perahunya. Ia akhirnya berhasil bertahan di atas perahu. Sebuah wet bag yang berisi peralatan darurat juga langsung ia raih.

Sebab di dalamnya berisi GPS dan ponsel. Semalam suntuk ia terombang-ambing. Badannya ia ikat pada perahu, agar tak sampai tercebur dan hilang.

Mirisnya lagi ia sempat dikelilingi oleh dua ekor hiu. Dalam kondisi itu, ia tetap berusaha tenang dan bertahan di atas perahu.

“Kaki tidak saya turunkan ke air. Pokoknya bagaimana caranya bertahan di atas perahu. Makanan minuman sudah dibawa lari. Menurut saya ya wajar ada hiu. Mungkin cium ada ikan di perahu saya,” ujarnya.

Hingga pagi kemarin ia terhempas di perairan Desa Bukti, sekitar 10 mil arah utara pemandian Air Sanih. Leong mencoba menyalakan ponselnya.

Syukurnya ia mendapat sinyal ponsel. Ia langsung menghubungi keluarga dan mengirim posisinya berdasar GPS untuk penjemputan.

Leong mengaku ini bukan pertama kalinya ia mengalami petaka di laut. Pada tahun 2006 lalu, ia juga sempat hilang di laut lepas.

Saat itu ia tercebur gara-gara ditarik ikan cakalang. Sementara perahunya terus melaju ke tengah laut.

“Perahunya ditemukan sama teman saya. Orang-orang mengira saya sudah mati. Akhirnya saya ditemukan terombang-ambing sama nelayan dari Gondol (Desa Penyabangan, Red). Akhirnya diajak ke pinggir,” ceritanya.

Meski sudah dua kali mengalami petaka, Leong mengaku tidak jera pergi melaut. “Ini sumber penghidupan keluarga saya, ya harus saya jalani. Cuma ya harus lebih waspada lagi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/