28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:11 AM WIB

Ganti Makanan Instan, Borong Produk Petani untuk Dibagi-bagikan Gratis

Pandemi memang diharuskan untuk berjaga jarak, tetapi tidak untuk kemanusiaan. Begitulah yang dilakukan oleh tim Gotong Royong Borong Produk Petani Lokal.

Secara serentak di sejumlah titik seluruh kabupaten/kota di Bali, gerakan ini melakukan pembagian sayur gratis, Minggu (7/6) kemarin. Seperti apa?

 

 

WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

“GERAKAN bagi sayur ini sebenarnya diawali oleh daridesaku 2 minggu yang lalu,” ujar Ida Bagus Mandhara Brasika, koordinator Tim Gotong Royong Borong Produk Petani Lokal.

Lanjutnya, ia bersama teman-temannya hanya berjualan produk petani,nelayan, dan peternak lokal langsung ke konsumen. Tujuannya untuk memutus rantai distribusi.

“Kami sering ambil produk yang sedang melimpah di petani atau nelayan. Nah kemudian sepanjang perjalanan waktu,

kami ketemu ada banyak petani sayuran yang kebingungan menjual produknya. Harganya terlalu murah sedangkan produksi melimpah,” katanya.

Melimpahnya produk petani ini membuat pihaknya heran. Sebab, di tengah pandemi seperti ini, banyak orang justru memberi donasi berupa makanan instan.

“Kami merasa ini sebuah ironi. Di tempat (Bali) makanan melimpah, malah ada orang yang tidak bisa makan makanan sehat bahkan kelaparan,” herannya.

Untuk itulah pihaknya melakukan penggalangan dana kecil-kecilan. Mulailah mereka bergerak dengan menyalurkan 200 kg lebih caisim yang habis dalam 10 menit di Renon, Denpasar awal mulanya.

Kemudian pihaknya juga salurkan ke beberapa yayasan juga seperti Kesayan Ikang Papa, Yayasan Kaki Kita, Panti Tuna Netra, dan Yayasan CIMD untuk orang disabilitas.

“Setelah aksi yang pertama itu, kami merasa perlu memberikan efek yang lebih besar. Tapi kami tahu tidak bisa bergerak sendiri,” sebutnya.

Mulailah mereka berkolaborasi dengan banyak organisasi di antaranya Griya Luhu, Mata Garuda Bali, Yayasan Lengis Hijau, Pasar Rakyat, 1000 Guru Bali, Widya Suara, d-Network, Annika Linden Center, Yayasan Bina Sastra, Bank Sampah Galang Panji, dan Muda Berbagi.

Mereka melakukan penggalangan donasi mulai dari Rp. 5.000. Kenapa 5.000? “Karena kami ingin membawa pesan bahwa siapapun bisa ikut berbagi sekecil apapun.

Hasilnya luar biasa. Dalam seminggu penggalangan dana sudah terkumpul belasan juta. Cukup memborong sayuran petani hampir 2 ton,” bebernya.

Dan, hari ini mereka membagikan sayurnya secara gratis. “Kami utamakan warga yang sangat memerlukan seperti ke panti dan yayasan.Tapi, ada juga yang dibagi ke masyarakat umum,” terangnya.

“Gerakan ini akan terus berlanjut. Kami belum tahu sampai kapan. Tapi pastinya akan menyesuaikan dengan kondisi. Kami juga yakin tidak bisa selamanya mengandalkan donasi,” tutupnya. (*)

 

Pandemi memang diharuskan untuk berjaga jarak, tetapi tidak untuk kemanusiaan. Begitulah yang dilakukan oleh tim Gotong Royong Borong Produk Petani Lokal.

Secara serentak di sejumlah titik seluruh kabupaten/kota di Bali, gerakan ini melakukan pembagian sayur gratis, Minggu (7/6) kemarin. Seperti apa?

 

 

WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

“GERAKAN bagi sayur ini sebenarnya diawali oleh daridesaku 2 minggu yang lalu,” ujar Ida Bagus Mandhara Brasika, koordinator Tim Gotong Royong Borong Produk Petani Lokal.

Lanjutnya, ia bersama teman-temannya hanya berjualan produk petani,nelayan, dan peternak lokal langsung ke konsumen. Tujuannya untuk memutus rantai distribusi.

“Kami sering ambil produk yang sedang melimpah di petani atau nelayan. Nah kemudian sepanjang perjalanan waktu,

kami ketemu ada banyak petani sayuran yang kebingungan menjual produknya. Harganya terlalu murah sedangkan produksi melimpah,” katanya.

Melimpahnya produk petani ini membuat pihaknya heran. Sebab, di tengah pandemi seperti ini, banyak orang justru memberi donasi berupa makanan instan.

“Kami merasa ini sebuah ironi. Di tempat (Bali) makanan melimpah, malah ada orang yang tidak bisa makan makanan sehat bahkan kelaparan,” herannya.

Untuk itulah pihaknya melakukan penggalangan dana kecil-kecilan. Mulailah mereka bergerak dengan menyalurkan 200 kg lebih caisim yang habis dalam 10 menit di Renon, Denpasar awal mulanya.

Kemudian pihaknya juga salurkan ke beberapa yayasan juga seperti Kesayan Ikang Papa, Yayasan Kaki Kita, Panti Tuna Netra, dan Yayasan CIMD untuk orang disabilitas.

“Setelah aksi yang pertama itu, kami merasa perlu memberikan efek yang lebih besar. Tapi kami tahu tidak bisa bergerak sendiri,” sebutnya.

Mulailah mereka berkolaborasi dengan banyak organisasi di antaranya Griya Luhu, Mata Garuda Bali, Yayasan Lengis Hijau, Pasar Rakyat, 1000 Guru Bali, Widya Suara, d-Network, Annika Linden Center, Yayasan Bina Sastra, Bank Sampah Galang Panji, dan Muda Berbagi.

Mereka melakukan penggalangan donasi mulai dari Rp. 5.000. Kenapa 5.000? “Karena kami ingin membawa pesan bahwa siapapun bisa ikut berbagi sekecil apapun.

Hasilnya luar biasa. Dalam seminggu penggalangan dana sudah terkumpul belasan juta. Cukup memborong sayuran petani hampir 2 ton,” bebernya.

Dan, hari ini mereka membagikan sayurnya secara gratis. “Kami utamakan warga yang sangat memerlukan seperti ke panti dan yayasan.Tapi, ada juga yang dibagi ke masyarakat umum,” terangnya.

“Gerakan ini akan terus berlanjut. Kami belum tahu sampai kapan. Tapi pastinya akan menyesuaikan dengan kondisi. Kami juga yakin tidak bisa selamanya mengandalkan donasi,” tutupnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/