TABANAN – Anggota DPRD Tabanan akhirnya secara jujur mengakui dalam melakukan perjalanan dinas keluar daerah tiga kali dalam sebulan.
Hal itu mencuat saat pertemuan dengan perbekel se-Tabanan yang mengeluhkan turunnya anggaran dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) tahun 2018 yang berlangsung di aula Museum Subak, Sanggulan, Tabanan Jumat (8/12).
Adalah Ketua Fraksi PDIP Nyoman “Komet” Arnawa yang angkat bicara terkait perjalanan dinas anggota dewan.
Di hadapan ratusan perbekel yang hadir, dia pun menyatakan siap memangkas anggaran perjalanan dinas anggota dewan untuk menutup turunnya anggaran ADD dan DD tahun 2018.
“Kami siap anggaran perjalanan dinas dipotong, biasanya berangkat tiga kali sebulan, kami siap dikurangi sekali,” lontar Komet yang disambut tepuk tangan perbekel.
Komet menyatakan, persoalan dana desa harus dicarikan solusi yang cepat. Salah satunya adalah pemotongan anggaran perjalanan dinas DPRD Tabanan yang nilainya mencapai Rp30-an miliar dalam setahun.
“Pemotongan anggaran perjalanan dinas salah satunya. Kekurangannya bisa dicarikan solusi bersama,” kata dia.
TABANAN – Anggota DPRD Tabanan akhirnya secara jujur mengakui dalam melakukan perjalanan dinas keluar daerah tiga kali dalam sebulan.
Hal itu mencuat saat pertemuan dengan perbekel se-Tabanan yang mengeluhkan turunnya anggaran dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) tahun 2018 yang berlangsung di aula Museum Subak, Sanggulan, Tabanan Jumat (8/12).
Adalah Ketua Fraksi PDIP Nyoman “Komet” Arnawa yang angkat bicara terkait perjalanan dinas anggota dewan.
Di hadapan ratusan perbekel yang hadir, dia pun menyatakan siap memangkas anggaran perjalanan dinas anggota dewan untuk menutup turunnya anggaran ADD dan DD tahun 2018.
“Kami siap anggaran perjalanan dinas dipotong, biasanya berangkat tiga kali sebulan, kami siap dikurangi sekali,” lontar Komet yang disambut tepuk tangan perbekel.
Komet menyatakan, persoalan dana desa harus dicarikan solusi yang cepat. Salah satunya adalah pemotongan anggaran perjalanan dinas DPRD Tabanan yang nilainya mencapai Rp30-an miliar dalam setahun.
“Pemotongan anggaran perjalanan dinas salah satunya. Kekurangannya bisa dicarikan solusi bersama,” kata dia.
