26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:32 AM WIB

Berawal dari Gusi Atas Bengkak, Didiagnosis Tumor Langka

Sungguh berat cobaan yang dihadapi Kadek Bagus Parelino Giri, 3. Anak kedua dari pasangan Kadek Agung Parsono, 39, dan Komang Giriani, 34, itu harus berjuang melawan penyakit tumor rahang atas. Seperti apa?

 

EKA PRASETYA, Singaraja

KADEK Bagus Parelino Giri kini harus menanti jadwal bedah untuk pengangkatan tumor pada bagian rahangnya.

Bocah asal Banjar Dinas Gunung Ina, Desa Lokapaksa, Seririt itu, hanya bisa diam. Sesekali ia meringis menahan sakit.

Tumor itu mulai membesar sejak awal Januari lalu. Awalnya pipi kanan Parelino bengkak. Semula orang tuanya mengira jika Parelino hanya panas dalam biasa.

Namun gusi atasnya terus bengkak. Lama kelamaan bengkak pada gusi itu membesar hingga kepalan tangan orang dewasa.

Curiga ada yang tidak beres, Parelino langsung diajak ke dokter umum. Dari hasil diagnose dokter, Parelino diduga menderita tumor.

“Sempat saya ajak berobat ke dokter umum sampai empat kali. Dibilangnya itu tumor. Saya disarankan datang ke rumah sakit,” kata ayah Parelino, Kadek Agung Parsono, saat ditemui di RSUD Buleleng kemarin.

Begitu mendapat vonis tumor, Parsono dibuat pusing tujuh keliling. Maklum saja, pendapatan keluarganya pas-pasan.

Ia hanya bekerja sebagai tukang kebun di villa. Sementara istrinya hanya ibu rumah tangga biasa. Ia sempat mencoba mencari KIS bantuan pemerintah, namun gagal.

Ia akhirnya mendaftarkan anaknya melalui program BPJS Mandiri. Begitu kartu bisa digunakan, ia langsung bawa anaknya berobat ke RSUD Buleleng.

Sayangnya upaya pengobatan di RSUD Buleleng belum membuahkan hasil. Parelino direkomendasikan dirujuk ke RS Sanglah, dan harus menjalani operasi bedah disana.

Rencananya Parelino akan diajak ke RS Sanglah pada Minggu (11/2) dan mulai menjalani pemeriksaan pada Senin (12/2).

Meski biaya pengobatan sudah ditanggung, namun keluarga ini masih bingung soal biaya. Maklum saja, ongkos pulang pergi Denpasar-Singaraja tidak murah.

Apalagi kebutuhan sehari-hari selama mendampingi anaknya di rumah sakit. Kini, keluarga ini sudah menanggung hutang sebesar Rp 1,5 juta dari tetangga sekitar.

Parsono juga kini harus izin bekerja, karena harus mendampingi anaknya. “Sebelum punya BPJS, sudah pinjam sana-sini. Pinjamnya sama tetangga saja.

Kalau ditotal, sekarang sudah ada Rp 1,5 juta. Saya juga tidak bisa kerja, karena harus antar anak berobat. Itu yang masih jadi beban,” ucapnya.

Sejumlah relawan dan donator juga sudah mulai membantu Parsono. Bantuan dari para donator itu pun, diakui membuat bebannya menjadi lebih ringan.

Soal penyebab anaknya kena tumor, Parsono mengaku belum tahu secara pasti. Dari segi makanan yang dikonsumsi, anaknya biasa-biasa saja.

“Belum tahu apa penyebabnya. Kalau dari makanan, rasanya normal-normal saja. Tidak ada yang aneh-aneh,” tuturnya.

Sementara itu, dokter spesialis bedah onkologi RSUD Buleleng, dr. Ketut Suparna, Sp.B (K) Onk., menyebutkan tumor rahang atas yang diderita Parelino tergolong langka.

Suparna langsung turun tangan menangani Parelino. Dari hasil pemeriksaan sementara, sebagian tulang rahang  atas Parelino sudah mulai keropos.

Nantinya, apabila Parelino dioperasi, akan ada tim dokter yang menangani. Mulai dari spesialis bedah tumor, spesialis bedah plastik, spesialis bedah mulut, hingga spesialis bedah anak.

Dia pun berharap operasi bisa segera dilakukan. “Kalau tidak segera dioperasi, sangat beresiko. Bisa semakin membesar dan menyebar ke organ-organ lainnya.

Sementara operasinya hanya bisa di RS Sanglah. Kalau disini (RSUD Buleleng, ted) belum bisa, karena tidak ada rahang palsu. Sebab setelah operasi, anak ini harus menggunakan rahang palsu dari akrilik,” jelasnya.

Sungguh berat cobaan yang dihadapi Kadek Bagus Parelino Giri, 3. Anak kedua dari pasangan Kadek Agung Parsono, 39, dan Komang Giriani, 34, itu harus berjuang melawan penyakit tumor rahang atas. Seperti apa?

 

EKA PRASETYA, Singaraja

KADEK Bagus Parelino Giri kini harus menanti jadwal bedah untuk pengangkatan tumor pada bagian rahangnya.

Bocah asal Banjar Dinas Gunung Ina, Desa Lokapaksa, Seririt itu, hanya bisa diam. Sesekali ia meringis menahan sakit.

Tumor itu mulai membesar sejak awal Januari lalu. Awalnya pipi kanan Parelino bengkak. Semula orang tuanya mengira jika Parelino hanya panas dalam biasa.

Namun gusi atasnya terus bengkak. Lama kelamaan bengkak pada gusi itu membesar hingga kepalan tangan orang dewasa.

Curiga ada yang tidak beres, Parelino langsung diajak ke dokter umum. Dari hasil diagnose dokter, Parelino diduga menderita tumor.

“Sempat saya ajak berobat ke dokter umum sampai empat kali. Dibilangnya itu tumor. Saya disarankan datang ke rumah sakit,” kata ayah Parelino, Kadek Agung Parsono, saat ditemui di RSUD Buleleng kemarin.

Begitu mendapat vonis tumor, Parsono dibuat pusing tujuh keliling. Maklum saja, pendapatan keluarganya pas-pasan.

Ia hanya bekerja sebagai tukang kebun di villa. Sementara istrinya hanya ibu rumah tangga biasa. Ia sempat mencoba mencari KIS bantuan pemerintah, namun gagal.

Ia akhirnya mendaftarkan anaknya melalui program BPJS Mandiri. Begitu kartu bisa digunakan, ia langsung bawa anaknya berobat ke RSUD Buleleng.

Sayangnya upaya pengobatan di RSUD Buleleng belum membuahkan hasil. Parelino direkomendasikan dirujuk ke RS Sanglah, dan harus menjalani operasi bedah disana.

Rencananya Parelino akan diajak ke RS Sanglah pada Minggu (11/2) dan mulai menjalani pemeriksaan pada Senin (12/2).

Meski biaya pengobatan sudah ditanggung, namun keluarga ini masih bingung soal biaya. Maklum saja, ongkos pulang pergi Denpasar-Singaraja tidak murah.

Apalagi kebutuhan sehari-hari selama mendampingi anaknya di rumah sakit. Kini, keluarga ini sudah menanggung hutang sebesar Rp 1,5 juta dari tetangga sekitar.

Parsono juga kini harus izin bekerja, karena harus mendampingi anaknya. “Sebelum punya BPJS, sudah pinjam sana-sini. Pinjamnya sama tetangga saja.

Kalau ditotal, sekarang sudah ada Rp 1,5 juta. Saya juga tidak bisa kerja, karena harus antar anak berobat. Itu yang masih jadi beban,” ucapnya.

Sejumlah relawan dan donator juga sudah mulai membantu Parsono. Bantuan dari para donator itu pun, diakui membuat bebannya menjadi lebih ringan.

Soal penyebab anaknya kena tumor, Parsono mengaku belum tahu secara pasti. Dari segi makanan yang dikonsumsi, anaknya biasa-biasa saja.

“Belum tahu apa penyebabnya. Kalau dari makanan, rasanya normal-normal saja. Tidak ada yang aneh-aneh,” tuturnya.

Sementara itu, dokter spesialis bedah onkologi RSUD Buleleng, dr. Ketut Suparna, Sp.B (K) Onk., menyebutkan tumor rahang atas yang diderita Parelino tergolong langka.

Suparna langsung turun tangan menangani Parelino. Dari hasil pemeriksaan sementara, sebagian tulang rahang  atas Parelino sudah mulai keropos.

Nantinya, apabila Parelino dioperasi, akan ada tim dokter yang menangani. Mulai dari spesialis bedah tumor, spesialis bedah plastik, spesialis bedah mulut, hingga spesialis bedah anak.

Dia pun berharap operasi bisa segera dilakukan. “Kalau tidak segera dioperasi, sangat beresiko. Bisa semakin membesar dan menyebar ke organ-organ lainnya.

Sementara operasinya hanya bisa di RS Sanglah. Kalau disini (RSUD Buleleng, ted) belum bisa, karena tidak ada rahang palsu. Sebab setelah operasi, anak ini harus menggunakan rahang palsu dari akrilik,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/