26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:37 AM WIB

Terus Dipantau Sebelum Ditangkap, Penangkapan Bak Adegan Film

Penangkapan berlangsung cepat, sebelum berangkat, mantan wakil gubernur Bali, I Ketut Sudikerta ternyata sempat bingung saat dicegat dan dibawa ke Mapolda.

Dia sama sekali tak menduga bakal diamankan di Gate 3, Terminal Keberangkatan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Kamis lalu (4/4), sekitar pukul 14.17.

 

ANDRE SULLA, Denpasar 

KABAR  Si Tomi Kecil bakal keluar Bali lewat bandara itu langsung jadi perhatian khusus polisi.

Petugas dari Dirreskrimsus Unit Cyber Crime Polda Bali bertindak cepat terhadap mantan orang nomor dua di Pemkab Badung dan Pemprov Bali ini.

Polda mengaku harus bertindak tegas lantaran pria yang semula berkumis tipis selalu tercukur rapi ini berstatus sebagai tersangka.

Dia mangkir dari tiga kali panggilan penyidik Subdit V, Ditreskrimsus Polda Bali. Di sisi lain, perkara yang menjerat politikus senior dari Partai Golongan Karya (Golkar),

yakni penipuan dan penggelapan jual beli tanah, senilai Rp 150 miliar, berikut dugaan tindak pidana pencucian uang itu harus dituntaskan.

Karena sudah lebih dari sebulan. Pihak Polda menyatakan bahwa memang sebelumnya Sudikerta semula mengaku akan mendatangi Mapolda Bali Kamis pagi (4/4).

Ternyata tak ada. Eh, malah hendak ke Jakarta. Tim Reskrimsus Polda Bali lantas dikerahkan untuk melakukan pemantauan dan atau pengintaian di rumahnya, di kawasan Denpasar dan kawasan Kuta Selatan. 

Tim yang lain memantau pergerakannya dari dalam gedung. Yakni dari  ruangan cyber crime Mapolda Bali, yang dilengkapi sejumlah peranti canggih yang selalu stand by.

Setelah tim di lapangan dan tim di ruangan melakukan koordinasi informasi, akhirnya diketahui bahwa Sudikerta dinilai hendak keluar dari Bali.

Meski ini dibantah Sudikerta setelah penangkapan. Dari sejumlah sumber di lingkungan Ditreskrimsus Polda Bali Bali menyatakan,

tiga orang anggota polisi diutus langsung Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus), Kombes Polpol Yuliar Kus Nugroho.

Tiga orang anggota ini bergegas ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, dari Mapolda Bali, sekitar pukul 13.30. 

Pada jam yang sama, saat itu, posisi Sudikerta diketahui sudah berada di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban,  tak jauh dari pintu gerbang pembayaran karcis kendaraan roda empat.

Dengan kecepatan sedemikian rupa, kurang lebih menghabiskan waktu 30 menit, tiga orang anggota berpakaian sipil tersebut tiba di terminal keberangkatan bandara.

Mereka lalu bergegas ke areal check in, dengan posisi sedikit berpencar. Setelah dipastikan tidak ada di lokasi seputaran lantai satu,

mereka mendapatkan informasi bahwa pria yang lihai menjual tanah itu sudah melakukan check in, sekitar 15 menit sebelum pesawat Garuda yang akan ditumpangi berangkat, sekitar pukul 14.25.

Tak membuang waktu lama,  petugas langsung ke lantai dua terminal keberangkatan domestik.

Dengan bergegas cepat, biar tidak ketinggalan momen, tim polisi berkejaran memburu pria asal Jimbaran itu.

Bahkan, di eskalator, petugas terus melangkah menerobos sejumlah barisan, yang tak lain  adalah kumpulan

penumpang penerbangan domestik yang sedang melangkah ke gate atau jalur pemberangkatan masing-masing.

Setelah tiba di Gate 3, Sudikerta belum sempat terlihat. Sebab, di sana terlihat banyak orang yang duduk di kursi.

Dari penuturan polisi yang menangkapnya, dalam penuturannya kepada Jawa Pos Radar Bali, waktu itu sempat ada barisan panjang.

Puluhan penumpang pesawat berbaris rapi untuk boarding pass. Satu dari tiga orang anggota ini memperkenalkan identitas kepada petugas bandara khusus boarding pass penumpang pesawat yang ditumpangi.

Polisi sempat pangling (tidak paham wajah). Setelah diperhatikan satu per satu penumpang dengan detail,  baru akhirnya Sudikerta ketahuan ditemukan dalam barisan itu.

Ternyata dia berkacamata hitam. Sudah tidak berkumis lagi. Sudah bersih, dicukur.

 “Awalnya kami mencurigai dia akan ke luar negeri, sehingga sempat berkoordinasi dengan Imigrasi. Setelah mengetahui berada di kawasan

Terminal Keberangkatan Domestik, kami sedikit lega. Ya, kalau masih di seputaran Indonesia mah, kecil,” papar sumber Jawa Pos Radar Bali.

Sudikerta yang saat itu mengenakan kaus putih dan celana jins hitam serta kacamata hitam dan memegang satu koper ukuran sedang, berisi pakaian ini langsung ditarik keluar dari barisan penumpang.

“Dilakukan secara baik-baik,” imbuh sumber polisi, mengurai cerita. Caleg DPR RI Dapil Bali yang ditetapkan tersangka atas

laporan pemilik PT. Maspion Grup Surabaya, Alim Markus, ini penangkapannya tidak gaduh seperti menangkap pelaku kriminal lainnya.

Meskipun di tempat umum. Beberapa calon penumpang di tempat kejadian memang sebagian heran, kaget. Juga memelototi kejadian itu.

Tapi, hanya sekadar melihatnya saja. “Ya, saat ditangkap, dia terkesan bingung, kaget, seperti  tidak ada masalah apa pun.

Anggota langsung mengatakan bahwa mereka menjalankan tugas dan Pak Sudikerta wajib dibawa ke Mapolda Bali.

Mungkin karena takut malu di depan orang banyak, dia tidak banyak bicara atau melakukan perlawanan,” papar sumber Jawa Pos Radar Bali.

Sudikerta pun dikawal keluar  dari bandara. Jalur yang ditempuh ke parkiran bandara melewati jalur yang sama.

Setelah sampai di luar, dia digiring ke Cyber Crime Subdit V Direktorat Reskrimsus Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan.

Dalam perjalanan, saat ngobrol dengan polisi, suami dari Ida Ayu Ketut Sri Sumiatini, ini sempat menanyakan, kenapa dia ditangkap, sedangkan dia sudah melayangkan surat berhalangan.

 “Anggota (polisi) pun menjelaskan bahwa waktu yang ditentukan sendiri olehnya pun tak digubris. Bahkan mau ke Jakarta pun tak ada koordinasi dengan Polda Bali.

Takutnya, dia benar mau keluar negeri melarikan diri. Tapi, (berangkatnya) dari Jakarta. Karena itu dia harus diamankan.

Kami menduga dia nekat kabur karena dia merasa bahwa panggilan kali ini dia akan ditahan,” beber sumber polisi. 

Kombespol Yuliar Kus Nugroho dalam pemaparannya menyatakan bahwa Sudikerta ditangkap tanpa perlawanan. Dia diciduk tiga orang anggota Polda Bali.

 “Anggota yang dikerahkan tiga orang. Semua berpakaian bebas, rapi (bukan berseragam polisi),” ungkapnya.

Tapi terkait detail pelacakan waktu itu dia enggan mengungkapnya. “Pelacakan keberadaan itu soal teknis.

Intinya, kami Polda Bali punya berbagai cara dan punya berbagai alat canggih. Percuma jadinya kalau mau pergi ke luar Bali,” terang Kus Nugroho.

“Soal mau ke Jakarta, itu bukan urusan kami. Kami menangkap dan melakukan proses penyidikan lanjutan ini  karena dia selalu mangkir,” tutup Kombes Nugroho. (*)

 

Penangkapan berlangsung cepat, sebelum berangkat, mantan wakil gubernur Bali, I Ketut Sudikerta ternyata sempat bingung saat dicegat dan dibawa ke Mapolda.

Dia sama sekali tak menduga bakal diamankan di Gate 3, Terminal Keberangkatan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Kamis lalu (4/4), sekitar pukul 14.17.

 

ANDRE SULLA, Denpasar 

KABAR  Si Tomi Kecil bakal keluar Bali lewat bandara itu langsung jadi perhatian khusus polisi.

Petugas dari Dirreskrimsus Unit Cyber Crime Polda Bali bertindak cepat terhadap mantan orang nomor dua di Pemkab Badung dan Pemprov Bali ini.

Polda mengaku harus bertindak tegas lantaran pria yang semula berkumis tipis selalu tercukur rapi ini berstatus sebagai tersangka.

Dia mangkir dari tiga kali panggilan penyidik Subdit V, Ditreskrimsus Polda Bali. Di sisi lain, perkara yang menjerat politikus senior dari Partai Golongan Karya (Golkar),

yakni penipuan dan penggelapan jual beli tanah, senilai Rp 150 miliar, berikut dugaan tindak pidana pencucian uang itu harus dituntaskan.

Karena sudah lebih dari sebulan. Pihak Polda menyatakan bahwa memang sebelumnya Sudikerta semula mengaku akan mendatangi Mapolda Bali Kamis pagi (4/4).

Ternyata tak ada. Eh, malah hendak ke Jakarta. Tim Reskrimsus Polda Bali lantas dikerahkan untuk melakukan pemantauan dan atau pengintaian di rumahnya, di kawasan Denpasar dan kawasan Kuta Selatan. 

Tim yang lain memantau pergerakannya dari dalam gedung. Yakni dari  ruangan cyber crime Mapolda Bali, yang dilengkapi sejumlah peranti canggih yang selalu stand by.

Setelah tim di lapangan dan tim di ruangan melakukan koordinasi informasi, akhirnya diketahui bahwa Sudikerta dinilai hendak keluar dari Bali.

Meski ini dibantah Sudikerta setelah penangkapan. Dari sejumlah sumber di lingkungan Ditreskrimsus Polda Bali Bali menyatakan,

tiga orang anggota polisi diutus langsung Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus), Kombes Polpol Yuliar Kus Nugroho.

Tiga orang anggota ini bergegas ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, dari Mapolda Bali, sekitar pukul 13.30. 

Pada jam yang sama, saat itu, posisi Sudikerta diketahui sudah berada di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban,  tak jauh dari pintu gerbang pembayaran karcis kendaraan roda empat.

Dengan kecepatan sedemikian rupa, kurang lebih menghabiskan waktu 30 menit, tiga orang anggota berpakaian sipil tersebut tiba di terminal keberangkatan bandara.

Mereka lalu bergegas ke areal check in, dengan posisi sedikit berpencar. Setelah dipastikan tidak ada di lokasi seputaran lantai satu,

mereka mendapatkan informasi bahwa pria yang lihai menjual tanah itu sudah melakukan check in, sekitar 15 menit sebelum pesawat Garuda yang akan ditumpangi berangkat, sekitar pukul 14.25.

Tak membuang waktu lama,  petugas langsung ke lantai dua terminal keberangkatan domestik.

Dengan bergegas cepat, biar tidak ketinggalan momen, tim polisi berkejaran memburu pria asal Jimbaran itu.

Bahkan, di eskalator, petugas terus melangkah menerobos sejumlah barisan, yang tak lain  adalah kumpulan

penumpang penerbangan domestik yang sedang melangkah ke gate atau jalur pemberangkatan masing-masing.

Setelah tiba di Gate 3, Sudikerta belum sempat terlihat. Sebab, di sana terlihat banyak orang yang duduk di kursi.

Dari penuturan polisi yang menangkapnya, dalam penuturannya kepada Jawa Pos Radar Bali, waktu itu sempat ada barisan panjang.

Puluhan penumpang pesawat berbaris rapi untuk boarding pass. Satu dari tiga orang anggota ini memperkenalkan identitas kepada petugas bandara khusus boarding pass penumpang pesawat yang ditumpangi.

Polisi sempat pangling (tidak paham wajah). Setelah diperhatikan satu per satu penumpang dengan detail,  baru akhirnya Sudikerta ketahuan ditemukan dalam barisan itu.

Ternyata dia berkacamata hitam. Sudah tidak berkumis lagi. Sudah bersih, dicukur.

 “Awalnya kami mencurigai dia akan ke luar negeri, sehingga sempat berkoordinasi dengan Imigrasi. Setelah mengetahui berada di kawasan

Terminal Keberangkatan Domestik, kami sedikit lega. Ya, kalau masih di seputaran Indonesia mah, kecil,” papar sumber Jawa Pos Radar Bali.

Sudikerta yang saat itu mengenakan kaus putih dan celana jins hitam serta kacamata hitam dan memegang satu koper ukuran sedang, berisi pakaian ini langsung ditarik keluar dari barisan penumpang.

“Dilakukan secara baik-baik,” imbuh sumber polisi, mengurai cerita. Caleg DPR RI Dapil Bali yang ditetapkan tersangka atas

laporan pemilik PT. Maspion Grup Surabaya, Alim Markus, ini penangkapannya tidak gaduh seperti menangkap pelaku kriminal lainnya.

Meskipun di tempat umum. Beberapa calon penumpang di tempat kejadian memang sebagian heran, kaget. Juga memelototi kejadian itu.

Tapi, hanya sekadar melihatnya saja. “Ya, saat ditangkap, dia terkesan bingung, kaget, seperti  tidak ada masalah apa pun.

Anggota langsung mengatakan bahwa mereka menjalankan tugas dan Pak Sudikerta wajib dibawa ke Mapolda Bali.

Mungkin karena takut malu di depan orang banyak, dia tidak banyak bicara atau melakukan perlawanan,” papar sumber Jawa Pos Radar Bali.

Sudikerta pun dikawal keluar  dari bandara. Jalur yang ditempuh ke parkiran bandara melewati jalur yang sama.

Setelah sampai di luar, dia digiring ke Cyber Crime Subdit V Direktorat Reskrimsus Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan.

Dalam perjalanan, saat ngobrol dengan polisi, suami dari Ida Ayu Ketut Sri Sumiatini, ini sempat menanyakan, kenapa dia ditangkap, sedangkan dia sudah melayangkan surat berhalangan.

 “Anggota (polisi) pun menjelaskan bahwa waktu yang ditentukan sendiri olehnya pun tak digubris. Bahkan mau ke Jakarta pun tak ada koordinasi dengan Polda Bali.

Takutnya, dia benar mau keluar negeri melarikan diri. Tapi, (berangkatnya) dari Jakarta. Karena itu dia harus diamankan.

Kami menduga dia nekat kabur karena dia merasa bahwa panggilan kali ini dia akan ditahan,” beber sumber polisi. 

Kombespol Yuliar Kus Nugroho dalam pemaparannya menyatakan bahwa Sudikerta ditangkap tanpa perlawanan. Dia diciduk tiga orang anggota Polda Bali.

 “Anggota yang dikerahkan tiga orang. Semua berpakaian bebas, rapi (bukan berseragam polisi),” ungkapnya.

Tapi terkait detail pelacakan waktu itu dia enggan mengungkapnya. “Pelacakan keberadaan itu soal teknis.

Intinya, kami Polda Bali punya berbagai cara dan punya berbagai alat canggih. Percuma jadinya kalau mau pergi ke luar Bali,” terang Kus Nugroho.

“Soal mau ke Jakarta, itu bukan urusan kami. Kami menangkap dan melakukan proses penyidikan lanjutan ini  karena dia selalu mangkir,” tutup Kombes Nugroho. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/