DENPASAR – Gubernur I Wayan Koster punya target Bali ke depan mandiri energi. Tidak lagi tergantung dari luar pulau.
Bali sendiri saat ini memiliki kesiapan listrik 1.290 megawatt. Kebutuhan optimal dalam situasi normal sebesar 800 megawatt.
Yang menjadi masalah adalah fakta bahwa dari 1.290 megawatt, 340 megawatt berasal dari PLTU Paiton, Jawa Timur yang disalurkan melalui kabel bawah laut.
Ke depan, Koster mencita-citakan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang bisa memenuhi kebutuhan Bali menyeluruh; melepas ketergantungan pada PLTU Paiton.
“Cuma 340 megawatt. Kita bangun saja. Ada persyaratannya. Harus green energy,” ulasnya. “Saya sampaikan kepada kesempatan ini.
Di Celukan Bawang sekarang ada pembangkit listrik berkekuatan 300 lebih megawatt. Bahan bakarnya adalah batu bara. Dikembangkan lagi dengan kapasitas 300 megawatt.
Juga dengan batu bara. Saya sudah bicara dengan yang berinvestasi di situ. Bapak boleh melanjutkan usaha ini asal bahan bakarnya diganti dengan gas.
Kalau batu bara Bapak pakai saya tidak akan menyetujui. Kalau Bapak sudah punya izin akan saya cabut,” bebernya.
Terkait kemandirian energi, Koster menegaskan Bali harus mengembangkan energi yang sehat alias mengurangi risiko polusi.
Semua pembangkit listrik di Bali ke depan harus berbahan baku energi ramah lingkungan dan berkelanjutan, baik dari air, matahari, atau energi terbarukan.
“Jangan lagi berpikir dengan yang lain. Pokoknya sudah titik. Kalau tidak mau dengan model ini. Ya, silakan jangan lama-lama di Bali,” tegas Koster.